Pecihitam.org<\/strong> – Syaikh Taqiyuddin Abu Bakar Muhammad al-Hishni al-Husaini, atau biasa disebut Taqiyuddin Abu Bakar al-Hishni, terkenal di kalangan pesantren tradisional. Kitabnya berjudul Kifayatu al-Akhyar fi Halli Ghayati al-Ikhtishar menjadi kitab yang wajib dipelajari di pesantren tradisional sebagai rujukan fiqih madzhab Imam Syafii. Beliau bukan hanya ahli fiqih, namun juga tersohor ahli ilmu tasawwuf. Nasabnya bersambung kepada Rasulullah SAW.<\/p>\n\n\n\n Sebutan al-Hishni adalah nisbat kepada daerah asalnya \u201cHishni\u201d, sebuah wilayah di desa Hauran, Damaskus. Taqiyuddin merupakan gelar keilmuan Syaikh al-Hishni karena kepakarannya dalam ilmu fiqih madzhab Syafii.<\/p>\n\n\n\n Nama lengkapnya adalah Imam Abu Bakar bin Muhammad bin Abdul Mu’min bin Hariz bin Mualla bin Musa bin Hariz bin Sa`id bin Dawud bin Qasim bin Ali bin Alawi bin Naasyib bin Jawhar bin Ali bin Abi al-Qasim bin Saalim bin Abdullah bin Umar bin Musa bin Yahya bin Ali al-Ashghar bin Muhammad at-Taqiy bin Hasan al-Askari bin Ali al-Askari bin Muhammad al-Jawad bin Ali ar-Ridha bin Musa al-Kadhzim bin Ja’far ash-Shodiq bin Muhammad al-Baqir bin Zainal Abidin Ali bin al-Husain bin Ali bin Abi Tholib at-Taqiy al-Husaini al-Hishni.<\/p>\n\n\n\n Beliau yang lebih dikenali sebagai Imam at-Taqiy. Imam Taqiyuddin al-Hishni adalah seorang ulama besar dan ahli sufi bermazhab Syafi`i serta berpegang dengan i’tiqad Imam Abul Hasan ‘Ali al-Asy’ari. Seorang yang zahid dan sentiasa menyeru ke arah ma’ruf dan mencegah kemungkaran.<\/p>\n\n\n\n Beliau dilahirkan dalam tahun 752 H di Kota al-Hishn dalam negeri Syam kemudian berpindah ke Kota Dimaskus, di mana beliau meneruskan pengajiannya. \u200e<\/p>\n\n\n\n Dalam pengembaraan intektualnya beliau banyak belajar berbagai disiplin ilmu agama kepada para ulama besar yang ada pada saat itu. \u200e<\/p>\n\n\n\n Guru-guru dari Imam Taqiyuddin al-Hishni antara lain sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n Akhlak dan perilakunya yang tawadhu dan luhur menjadi tanda pengenalnya. Beliau seorang sufi, berakhlak mulia, dan tidak sombong. Beliau terbiasa keluar bersama muridnya, berkumpul dan bahkan bermain. Namun dengan tetap menjaga kehormatannya sebagai seorang guru.<\/p>\n\n\n\n Ketika beliau masih hidup, wilayah Damaskus pernah mendapat cobaan berat. Diserang oleh tentara Tamarlenk, keturunan Jengis Khan. Tentara ini sangat tamak, sebagaimana Jengis Khan. Menumpahkan darah siapa saja yang menghalangi dan berambisi menegakkan kerajaan dunia di bawah pimpinannya. Namun, ia gagal karena Mujahidin menghalau dia.<\/p>\n\n\n\n Kondisi itersebut tidak menghalangi Imam Taqiyuddin Abu Bakar al-Hishni untuk belajar dan mengajar. Setelah fitnah bangsa Tar-Tar berhasil dipadamkan, Syaikh al-Hishni menjadi pusat perhatian penuntut ilmu. Namanya masyhur di negeri Syam. Di saat ini lah, Syaikh al-Hishni membatasi berbicara kepada orang. Kecuali terbatas pada tujuan ilmu. Namun, ia terbuka untuk menasehati kepada para Qadhi, Hakim, dan para pejabat kenegaraan.<\/p>\n\n\n\n Sepanjang hidupnya, Imam Taqiyuddin al-Hishni banyak menulis kitab besar dan bernilai tinggi dalam berbagai bidang. Antara kitab beliau adalah sebagai beriku:Guru-gurunya<\/strong><\/h4>\n\n\n\n
Akhlak dan Perilakunya<\/strong><\/h4>\n\n\n\n
Kitab-kitab Hasil Karyanya<\/strong><\/h4>\n\n\n\n
\u200e<\/p>\n\n\n\n