Pecihitam.org<\/strong> – Nama lengkapnya adalah Ismail bin \u2018Amr Al-Quraisyi bin Katsir al-Bashri Ad-Dimasyqi, Imaduddin Abu al-Fida Al-Hafizh al-Muhaddits asy-Syafii dan lebih dikenal dengan nama Imam Ibnu Katsir. Beliau adalah seorang pemikir dan ulama Muslim yang lahir pada tahun 1301 M di Busra, Suriah. Ibnu Hajar al-Atsqalani berkata: \u201cBeliau kehilangan penglihatan di akhir hayatnya dan wafat di Damaskus Suriah pada tahun 774 H\/1373 M.<\/p>\n\n\n\n Tercatat guru pertama Imam Ibnu Katsir adalah Burhanuddin al-Fazari, seorang ulama penganut mazhab Syafi\u2019i. Beliau juga berguru kepada Ibnu Taymiyyah di Damaskus, Suriah, dan kepada Ibnu al-Qayyim. Beliau mendapat arahan dari ahli hadis terkemuka di Suriah, Jamaluddin al-Mizzi, yang di kemudian hari menjadi mertuanya.<\/p>\n\n\n\n Beliau belajar ilmu faraidl dari ayahnya karena beliau sangat menonjol dalam ilmu itu. Belajar bahasa Arab dari Ibnu Abi al-Fath al-Baththiy dengan membaca kitab-kitab: (al-Mulakhkhas li Abil Balqa\u2019 kemudian kitab al-Jurjaniyah, kemudian Alfiyah Ibnu Malik, juga sebagian besar Kitab al-kafiyah was Syafiyah dan sebagian at-Tas-hil). Di samping itu belajar dari syaikh Majduddin at-Tunisi satu bagian dari kitab al-Muqarrib li Ibni Ushfur.<\/p>\n\n\n\n Belajar ilmu Ushul dari Syaikh Shafiyuddin al-Hindi, Ilmu Fiqih dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Syaikh Isma\u2019il bin Muhammad al-Harraniy.<\/p>\n\n\n\n Beliau amat cakap dalam hal ilmu melampaui teman-temannya, masyhur di segenap penjuru dunia islam dan sangat dalam pengetahuannya tentang madzhab-madzhab Salaf.<\/p>\n\n\n\n Beliau pun sempat mendengar langsung hadis dari ulama-ulama Hijaz serta memperoleh ijazah dari Al-Wani. Tahun 1366, oleh Gubernur Mankali Bugha Ibnu Katsir diangkat menjadi guru besar di Masjid Ummayah Damaskus.<\/p>\n\n\n\n Berkat kegigihan belajarnya, akhirnya beliau menjadi ahli tafsir ternama, ahli hadits, sejarahwan serta ahli fiqih besar abad ke-8 H. Kitab beliau dalam bidang tafsir yaitu Tafsir al-Qur\u2019an al-\u2018Azhim menjadi kitab tafsir terbesar dan tershahih hingga saat ini, di samping kitab tafsir Muhammad bin Jarir ath-Thabari.<\/p>\n\n\n\n Para ulama mengatakan bahwa tafsir Ibnu Katsir adalah sebaik-baik tafsir yang ada di zaman ini, karena ia memiliki berbagai keistimewaan. Keistimewaan yang terpenting adalah menafsirkan al-Qur\u2019an dengan al-Qur\u2019an (ayat dengan ayat yang lain), menafsirkan al-Qur\u2019an dengan as-Sunnah (Hadits), kemudian dengan perkataan para salafush shalih (pendahulu kita yang shalih, yakni para shahabat, tabi\u2019in dan tabi\u2019ut tabi\u2019in), kemudian dengan kaidah-kaidah bahasa Arab.<\/p>\n\n\n\n Kitab sejarahnya yang dianggap paling penting dan terkenal adalah al-Bidayah. Ada dua bagian besar sejarah yang tertuang menurut buku tersebut, yakni sejarah kuno yang menuturkan mulai dari riwayat penciptaan hingga masa kenabian Rasulullah SAW dan sejarah Islam mulai dari periode dakwah Nabi ke Mekkah hingga pertengahan abad ke-8 H.<\/p>\n\n\n\n Kejadian yang berlangsung setelah hijrah disusun berdasarkan tahun kejadian tersebut. Tercatat, kitab al-Bidayah wa an-Nihayah merupakan sumber primer terutama untuk sejarah Dinasti Mamluk di Mesir. Dan karenanya kitab ini seringkali dijadikan bahan rujukan dalam penulisan sejarah Islam.<\/p>\n\n\n\n Ibnu Katsir menulis tafsir Qur\u2019an yang terkenal yang bernama Tafsir Ibnu Katsir. Hingga kini, tafsir Alquran al-Karim sebanyak 10 jilid ini masih menjadi bahan rujukan dalam dunia Islam.<\/p>\n\n\n\n Imam Ibnu Katsir memiliki metode sendiri dalam bidang tafsir ini, yakni : Jika yang kedua tidak didapatkan, maka Alquran harus ditafsirkan oleh pendapat para sahabat karena merekalah orang yang paling mengetahui konteks sosial turunnya Alquran. Jika yang ketiga juga tidak didapatkan, maka pendapat dari para tabiin dapat diambil.<\/p>\n\n\n\n Kealiman dan keshalihan sosok Imam Ibnu Katsir telah diakui para ulama baik di zamannya mau pun ulama sesudahnya. Adz-Dzahabi mengatakan bahwa Ibnu Katsir ialah seorang Mufti, Muhaddits, ilmuan, ahli fiqih, ahli tafsir dan beliau mempunyai banyak karya karangan yang bermanfaat.<\/p>\n\n\n\nRiwayat Pendidikan<\/strong><\/h5>\n\n\n\n
Guru-Gurunya<\/strong><\/h5>\n\n\n\n
Murid-Murid Ibnu Katsir<\/strong><\/h5>\n\n\n\n
Prestasi Keilmuan<\/strong><\/h5>\n\n\n\n
Karya Ibnu Katsir<\/strong><\/h5>\n\n\n\n
Kitab Tafsir Ibnu Katsir<\/strong><\/h5>\n\n\n\n
Tafsir yang paling benar adalah tafsir Alquran dengan Alquran sendiri. Selanjutnya bila penafsiran Alquran dengan Alquran tidak didapatkan, maka Alquran harus ditafsirkan dengan hadits Nabi Muhammad, sebab menurut Alquran sendiri Nabi Muhammad SAW memang diperintahkan untuk menerangkan isi Alquran.<\/p>\n\n\n\nKesaksian Para Ulama<\/strong><\/h5>\n\n\n\n