PeciHitam.org \u2013 <\/strong>Siapa sih yang tidak pernah kencing? Setiap manusia pasti pernah melakukan aktifitas kencing, termasuk dalam hal ini Nabi Muhammad SAW. Oleh karena Nabi pernah melakukan hal tersebut, maka muncullah beberapa hadits tentang hukum kencing, seperti, hukum kencing dipohon, hukum kencing sambil makan, hukum kencing berdiri, dan hukum-hukum kencing yang lain. <\/p>\n\n\n\n

Artikel ini tidak akan membahas seluruh hukum per-kencing-an, tetapi hanya akan mengupas tentang hukum kencing berdiri saja, karena menurut penulis, tema ini sangat menarik dan menjadi kasus yang paling sering terjadi.<\/p>\n\n\n\n

Terkait Hukum Kencing berdiri, Sahabat Jabir bin Abdillah pernah meriwayatkan sebuah Hadits:<\/p>\n\n\n\n

\u0646\u064e\u0647\u064e\u0649 \u0631\u064e\u0633\u064f\u0648\u0644\u064f \u0627\u0644\u0644\u064e\u0651\u0647\u0650 -\u0635\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0648\u0633\u0644\u0645- \u0623\u064e\u0646\u0652 \u064a\u064e\u0628\u064f\u0648\u0644\u064e \u0627\u0644\u0631\u064e\u0651\u062c\u064f\u0644\u064f\n\u0642\u064e\u0627\u0626\u0650\u0645\u064b\u0627<\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cRasulullah shallallahu \u2018alaihi wa sallam melarang kencing dengan berdiri.\u201d (HR. Baihaqi<\/a>)<\/p>\n\n\n\n

Berdasarkan hadist di atas, Nabi mengisyaratkan agar kita tidak melakukan kencing dengan cara berdiri jika memang masing memungkinkan dilakukan dengan cara yang baik, yakni dengan duduk atau dengan cara jongkok. <\/p>\n\n\n\n

Namun apabila kita memiliki uzur, seperti penyakit atau luka yang menyebabkan terasa berat atau masyaqqah, Kemakruhan hukum kencing berdiri bisa dihapuskan. Hal ini sesuai dengan penjelasan dari Syekh Sulaiman al-Bujairami, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

\u0648\u064a\u0643\u0631\u0647 \u0623\u0646 \u064a\u0628\u0648\u0644 \u0642\u0627\u0626\u0645\u0627 \u0645\u0646 \u063a\u064a\u0631 \u0639\u0630\u0631 \u0644\u0645\u0627 \u0631\u0648\u064a \u0639\u0646 \u0639\u0645\u0631 \u0631\u0636\u064a \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0646\u0647 \u0623\u0646\u0647 \u0642\u0627\u0644 : \u0645\u0627 \u0628\u0644\u062a \u0642\u0627\u0626\u0645\u0627 \u0645\u0646\u0630 \u0623\u0633\u0644\u0645\u062a \u060c \u0648\u0644\u0627 \u064a\u0643\u0631\u0647 \u0630\u0644\u0643 \u0644\u0644\u0639\u0630\u0631 \u0644\u0645\u0627 \u0631\u0648\u0649, \u0627\u0644\u0646\u0628\u064a \u0635\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0648\u0633\u0644\u0645 \u0623\u062a\u0649 \u0633\u0628\u0627\u0637\u0629 \u0642\u0648\u0645 \u0641\u0628\u0627\u0644 \u0642\u0627\u0626\u0645\u0627 \u0644\u0639\u0630\u0631<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cMakruh\nkencing dengan berdiri tanpa adanya uzur, hal ini berdasarkan perkataan Sahabat\nUmar ra.: \u2018Aku tidak pernah kencing dengan berdiri sejak aku masuk Islam\u2019, namun\nkencing dengan berdiri tidak dimakruhkan tatkala terdapat uzur, berdasarkan\nhadits: \u2018Nabi Muhammad mendatangi tempat pembuangan kotoran (milik) sekelompok\nkaum, lalu kencing dengan berdiri karena adanya uzur.\u201d (Lihat: Hasyiyah\nal-Bujairami ala al-Khatib, juz. 2, Syekh Sulaiman al-Bujairami)<\/p>\n\n\n\n

Dalam penjelasan Syekh Sulaiman al-Bujairami di atas, cukup jelas bahwa kemakruhan tentang hukum kencing berdiri masih mungkin berubah dengan disertai uzur, dengan dalih Nabi pernah melakukan hal tersebut.<\/p>\n\n\n\n

Namun berbeda jika kita melihat hadits diriwayatkan oleh An-Nasa’i, yang secara tegas membantah bahwa Nabi pernah melakukan kencing dengan berdiri, yang berbunyi:<\/p>\n\n\n\n

\u0639\u064e\u0646\u0652 \u0639\u064e\u0627\u0626\u0650\u0634\u064e\u0629\u064e \u0642\u064e\u0627\u0644\u064e\u062a\u0652 \u0645\u064e\u0646\u0652 \u062d\u064e\u062f\u064e\u0651\u062b\u064e\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0623\u064e\u0646\u064e\u0651 \u0631\u064e\u0633\u064f\u0648\u0652\u0644\u064e \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0635\u064e\u0644\u064e\u0651\u0649\n\u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0633\u064e\u0644\u064e\u0651\u0645\u064e \u0628\u064e\u0627\u0644\u064e \u0642\u064e\u0627\u0626\u0650\u0645\u064b\u0627 \u0641\u064e\u0644\u064e\u0627 \u062a\u064f\u0635\u064e\u062f\u0650\u0651\u0642\u064f\u0648\u0652\u0647\u064f \u0645\u064e\u0627 \u0643\u064e\u0627\u0646\u064e \u064a\u064e\u0628\u064f\u0648\u0652\u0644\u064f\n\u0625\u0650\u0644\u064e\u0651\u0627 \u062c\u064e\u0627\u0644\u0650\u0633\u064b\u0627<\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cDiriwayatkan\ndari \u2018Aisyah ra. beliau berkata: \u2018Barangsiapa yang berkata bahwa Rasulullah\nkencing dengan berdiri, maka jangan kalian benarkan. Rasulullah tidak pernah\nkencing kecuali dengan duduk\u2019.\u201d (HR. An-Nasa\u2019i)<\/p>\n\n\n\n

Karena kedua\nhal tersebut maka dalam menyikapi hal ini tidak ada penjelasan yang lebih tegas\ndan jelas salah satunya dari apa yang disampaikan oleh Ibnu Hajar al-Haitami\ndalam Fath al-Bari:<\/p>\n\n\n\n

\u0648\u0627\u0644\u0635\u0648\u0627\u0628 \u0623\u0646\u0647 \u063a\u064a\u0631 \u0645\u0646\u0633\u0648\u062e \u0648\u0627\u0644\u062c\u0648\u0627\u0628 \u0639\u0646 \u062d\u062f\u064a\u062b \u0639\u0627\u0626\u0634\u0629 \u0623\u0646\u0647 \u0645\u0633\u062a\u0646\u062f \u0625\u0644\u0649 \u0639\u0644\u0645\u0647\u0627\n\u0641\u064a\u062d\u0645\u0644 \u0639\u0644\u0649 \u0645\u0627 \u0648\u0642\u0639 \u0645\u0646\u0647 \u0641\u064a \u0627\u0644\u0628\u064a\u0648\u062a \u0648\u0623\u0645\u0627 \u0641\u064a \u063a\u064a\u0631 \u0627\u0644\u0628\u064a\u0648\u062a \u0641\u0644\u0645 \u062a\u0637\u0644\u0639 \u0647\u064a \u0639\u0644\u064a\u0647<\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cHal\nyang benar bahwa kedua hadits yang kontradiktif di atas tidaklah di-naskh (tidak\ndiberlakukan salah satunya), dalam menjawab hadits \u2018Aisyah, bahwa beliau\nmelandaskan perkataannya berdasarkan pengetahuan beliau semata (tentang cara\nkencing Rasulullah SAW), maka hadits \u2018Aisyah diarahkan atas apa yang terjadi di\nrumah, adapun di selain rumah, Sayyidah \u2018Aisyah tidak mengetahui secara pasti.\u201d\n(Lihat: Fath al-Bari, juz. 1, Ibnu Hajar al-Haitami)<\/p>\n\n\n\n

Adapun hadits Aisyah\nra. tersebut sama sekali tidak berisi larangan Rasulullah SAW untuk kencing\nsambil berdiri dan hadits tersebut hanya menyatakan bahwa \u2018Aisyah belum pernah\nmelihat Rasulullah SAW kencing sambil berdiri serta apa yang dikatakan oleh\nAisyah tentu saja berdasarkan atas apa yang beliau ketahui saja.<\/p>\n\n\n\n

Maka dengan\ndemikian dapat disimpulkan berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas bahwa\nhukum kencing berdiri ialah perbuatan yang dimakruhkan selama hal tersebut\ntidak dilakukan karena terdapat uzur yang menyebabkan seseorang merasa\nkesulitan atau masyaqqah ketika kencing dilakukan dengan berdiri. <\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya\nialah tidak adanya aturan dalam syari\u2019at tentang mana yang lebih utama antara kencing\nsambil berdiri ataupun duduk dan yang harus diperhatikan ketika buang hajat\nadalah bagaimana cara agar tidak terkena cipratan air seni yang najis, jadi\ntidak ada ketentuan khusus apakah berdiri atau duduk.<\/p>\n\n\n\n

Adapun sebaiknya\nsebisa mungkin untuk menghindari kencing dengan berdiri selain dikarenakan uzur\nmeskipun realita saat ini banyak ditemui tempat kencing yang menuntut untuk\nmelakukan kencing dengan cara berdiri serta karena sempitnya pakaian ataupun\nkarena penyakit di tubuh sedang hukumnya makruh kalau tidak ada kebutuhan.<\/p>\n\n\n\n

Jadi tersedianya\nurinoir atau toilet gantung di berbagai fasilitas umum sudah menjadi mode bagi\ntoilet zaman maka jika masih memungkinkan lebih baik mencari toilet lain untuk\nkencing dengan cara duduk dan bila tidak memungkinkan maka kondisi tersebut\nmasuk kategori uzur.<\/p>\n\n\n\n

Jadi boleh saja seseorang kencing sambil berdiri apabila bisa terjaga dari percikan air kencing ke badan dan pakaiannya, adapun dianjurkan suatu hal dalam Islam untuk senantiasa menetapi syariat, yang terbaik ialah berusaha dan selektif dalam menyikapi berbagai mode masa sekarang.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

PeciHitam.org \u2013 Siapa sih yang tidak pernah kencing? Setiap manusia pasti pernah melakukan aktifitas kencing, termasuk dalam hal ini Nabi Muhammad SAW. Oleh karena Nabi pernah melakukan hal tersebut, maka muncullah beberapa hadits tentang hukum kencing, seperti, hukum kencing dipohon, hukum kencing sambil makan, hukum kencing berdiri, dan hukum-hukum kencing yang lain. Artikel ini tidak […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":14092,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[4],"tags":[],"yoast_head":"\n