Perihal mengenai\norang yang mentahnik boleh dilakukan oleh seorang wanita sebagaimana dijelaskan\noleh Ibnul Qayyim bahwa Imam Ahmad bin Hambal ketika lahir salah satu bayinya\nmenyuruh seorang wanita untuk mentahnik bayinya tersebut. (Lihat: Al Mawsu\u2019ah\nAl Fiqhiyah, 2:3716)<\/p>\n\n\n\n

Adapun ulama memberi\npenjelasan tentang urutan makanan yang dijadikan bahan untuk mentahnik yaitu diantaranya\nialah, tamr atau kurma kering kalau tidak ada maka barulah rothb atau kurma\nbasah dan kalau tidak ada juga barulah makanan manis yaitu yang bisa jadi\npilihan ialah madu dan setelah itu kemuadian baru makanan yang tidak disentuh\napi. (Lihat: Fathul Baari, Ibnu Hajar Al-Asqolani, 9:588)<\/p>\n\n\n\n

Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diketahui bahwa cara mentahnik bayi dengan kurma yaitu mengunyah kurma sampai halus kemudian menempelkan dan mengoleskan sedikit kunyahan kurma yang lembut tersebut ke langit-langit mulut bayi dan bukan memberikan kurma utuh kepada bayi.<\/p>\n\n\n\n

Jadi secara\nringkasnya salah satu petunjuk Rasulullah SAW ketika bayi baru dilahirkan ialah\nmentahniknya dengan kurma dan mendoakan keberkahan bagi bayi karena segala\nsesuatu yang perah dilakukan Rasulullah SAW pasti ada hikmah dan manfaatnya.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

PeciHitam.org \u2013 Sebagian orang tua mungkin belum tahu tentang tahnik bagi bayi, jadi Tahnik ialah melumurkan kurma ke langit-langit mulut bayi setelah kurma tersebut dilumat. (Lihat: Al Mawsu\u2019ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 2:3716, Multaqo Ahlil Hadits) An-Nawawi mengatakan bahwa para pakar bahasa menyatakan tahnik ialah mengunyah kurma atau semacamnya kemudian mengoleskan atau menggosokkannya ke langit-langit […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":14446,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[4],"tags":[],"yoast_head":"\n