Syekh Nawawi al-Bantani<\/a><\/strong>.<\/p>\n\n\n\nKitab ini merupakan syarah (komentar) dari kitab Tijan ad Daruri yang ditulis oleh Syekh Ibrahim bin Muhammad al-Bajuri, seorang ulama Al-Azhar, Mesir, atau yang dikenal dengan Risalah al-Bajuri.<\/p>\n\n\n\n
Dalam kitab ini Tijan ad-Daruri, antara lain dijelaskan 20 sifat-sifat\nAllah termasuk 20 sifat yang mustahil dimiliki oleh Allah.<\/p>\n\n\n\n
Di samping ke-20 sifat wajib dan mustahil bagi Allah itu,\npara ulama juga menyebutkan satu lagi sifat yang boleh dimiliki Allah, yaitu\nsifat jaiz. Dengan sifat jaiz ini, semuanya tergantung kepada Allah, apakah\nakan menciptakan sesuatu ataupun tidak.<\/p>\n\n\n\n
Syekh Ahmad al-Marzuqi, pengarang nazam Aqidah al-Awwam,\nmenyatakan, ”Dengan karunia dan keadilan-Nya, Allah memiliki sifat boleh\n(wenang), yaitu boleh mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya.” Keterangan\nini berdasarkan firman Allah, ”Dan, Tuhanmu menetapkan apa yang Dia kehendaki\ndan memilihnya, tidak ada pilihan bagi mereka.” (QS Alqashash: 68 dan\nAlbaqarah: 284).<\/p>\n\n\n\n
Sementara itu, menurut Syekh Bajuri sebagaimana dijelaskan\nSyekh Nawawi, sifat-sifat Allah tersebut wajib diketahui oleh setiap orang\nmukalaf (Muslim dewasa yang sudah terbebani hukum atau perintah). <\/p>\n\n\n\n
Banyak ulama yang juga menganjurkan setiap orang Islam untuk\nmengenal sifat Allah ini. Dalam berbagai keterangan, disebutkan, ”Man ‘Arafa\nnafsahu faqad ‘Arafa Rabbahu.” (Barang siapa yang mengenal dirinya, dia akan\nmengenal Tuhannya).<\/p>\n\n\n\n
Selanjutnya, dalam kitab ini, diterangkan pembagian dari\nsifat 20 tersebut. Sifat 20 itu terbagi dalam empat bagian. Pertama, sifat\nnafsiyah (jiwa). Sifat ini menunjukkan keberadaan Allah. Allah itu ada dan\nkeberadaannya dapat dirasakan melalui adanya alam semesta dan seluruh\nciptaan-Nya.<\/p>\n\n\n\n
Yang kedua adalah sifat salbiyah, yakni meniadakan yang lain\ndari keberadaannya. Sifat ini ada pada qadim, baqa, mukhalafatuhu lil hawadits,\nqiyamuhu binafsihi, dan wahdaniyah.<\/p>\n\n\n\n
Yang ketiga adalah ma’ani. Diterangkan dalam kitab tersebut,\nsifat ini menetapkan bahwa makna wujud-Nya yang menetap pada zat-Nya yang\nsesuai dengan kesempurnaan-Nya. Sifat ma’ani ini ada tujuh, yaitu sifat\nberkuasa, berkehendak, berilmu, hidup, mendengar, melihat, dan berbicara\n(qudrat, iradah, ilmu, hayyu, sama’, bashar, dan kalam).<\/p>\n\n\n\n
Sedangkan, yang keempat adalah sifat ma’nawiyah yang\nbernisbah pada sifat ma’ani. Disebut ma’nawiyah karena sifat itu menetap pada\nsifat ma’ani, yaitu maha berkuasa, berkehendak, berilmu, hidup, mendengar,\nmelihat, dan berbicara.<\/p>\n\n\n\n
Sifat Rasul<\/strong><\/h4>\n\n\n\nSelain membahas masalah sifat 20 yang wajib, mustahil, dan\njaiz, dalam kitab ini juga diterangkan tentang sifat-sifat yang dimiliki para\nnabi dan rasul. Disebutkan, rasul itu memiliki empat sifat, yakni Shiddiq\n(jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (menyampaikan), dan Fathanah\n(cerdas). Adapun lawan dari sifat ini adalah mustahil. Sifat mustahil bagi\nrasul ini juga ada empat, yakni Kidzib (berbohong), Khianat (tidak dapat\ndipercaya), Kitman (menyembunyikan atau menyimpan), dan Baladah atau Jahl (bodoh).\n<\/p>\n\n\n\n
Sedangkan, sifat jaiz (boleh) pada haknya para nabi dan\nrasul adalah adanya sifat-sifat (yang bisa terjadi) pada manusia yang tidak\nmenyebabkan terjadinya pengurangan pada martabat (kedudukan) mereka (nabi dan\nrasul) yang tinggi.<\/p>\n\n\n\n
Selanjutnya, dalam kitab Tijan Ad-Daruri ini diterangkan\npula mengenai nasab dari Rasulullah SAW, nama ayah Rasulullah SAW hingga ke\nkakek buyutnya. Demikian pula dengan nama ibunya. Antara ayah dan ibu\nRasulullsh SAW, bertemu pada Kilab bin Mar’ah bin Ka’ab bin Luay. Termasuk\npula, keturunan dari Rasulullah SAW yang mempunyai tujuh orang putra dan putri.\nMereka adalah Qasim, Zainab, Rukayyah, Fathimah, Ummu Kultsum, Abdullah, dan\nIbrahim. Putra dan putri Rasulullah SAW ini lahir dari Siti Khadijah bin\nKhuwailid ra.<\/p>\n\n\n\n