Pecihitam.org<\/strong> \u2013 Ulama Kharismatik, Gus Muwafiq, melakukan dakwah ke empat kabupaten di Madura. Dalam kunjungannya ke Madura, Gus Muwafiq menyempatkan bertemu dengan blater Madura.<\/p>\n\n\n\n Blater adalah nama lain dari bajingan. Mereka berwatak kejam dan kerap bertindak keras, nyaris tak berperasaan.<\/p>\n\n\n\n Salah satu ciri karakter blater Madura\ndiantaranya pendiam dan suka\nmemelintir kumisnya yang tebal. Sekali dipermalukan, kepala orang bisa langsung\ntertebas. Nyawa dapat melayang dalam hitungan detik.<\/p>\n\n\n\n Kehadiran Gus\nMuwafiq tampak memberi sentuhan batin tersendiri bagi blater Madura. <\/p>\n\n\n\n Mohammad\nThoha, salah seorang blater Madura asal Pakong, Kabupaten Pamekasan mengaku\nluluh hatinya ketika menyimak langsung ceramah Gus Muwafiq. <\/p>\n\n\n\n Mattaha,\npanggilan akrabnya, secara jujur menyatakan terbawa perasaan (baper). Utamanya\npenjelasan Gus Muwafiq terkait toleransi; menghargai setiap perbedaan yang\nterjadi pada umat.<\/p>\n\n\n\n “Saya\njadi baper kala Gus Muwafiq memaparkan sejarah umat Islam. Lebih-lebih umat di\nlingkungan kehidupan Nabi Muhammad yang bersuku-suku dan berbudaya,”\nungkap Mattaha, dikutip dari situs resmi NU, Sabtu, 12 Oktober 2019.<\/p>\n\n\n\n Lewat dakwah Gus Muwafiq, Mattaha tersadarkan betapa Islam dan pendiri bangsa\nini penuh dengan saling pengertian. Setiap perbedaan, selalu disikapi dengan\nkepala dingin, bukan dengan sikap yang penuh arogansi.<\/p>\n\n\n\n “Saya\nmudah marah saat orang berbeda dengan saya. Tangan jadi gatal untuk memainkan\ncelurit. Untuk selanjutnya, saya harus belajar meredam emosi. Mator\nsakalangkong (terima kasih), Gus Muwafiq,” ujarnya.<\/p>\n\n\n\n Sebenarnya, Mattaha sempat belajar sikap toleransi pada sahabat-sahabat GP\nAnsor Kadur, Pamekasan. Itu tahun lalu saat organisasi badan otonom (Banom) NU\ntersebut menggelar Ansor Cup berupa kompetisi kasti antar-kampung.<\/p>\n\n\n\n “Saat itu\nsaya dan dua teman blater diajak terlibat dalam pengamanan eksternal. Kami\nmerasa tersanjung atas penghargaan adik-adik Ansor,” ungkapnya.<\/p>\n\n\n\n Ketika itu, ia mengaku sangat dihormati oleh pengurus GP Ansor. Itu merupakan\nsatu-satunya kegiatan olahraga bernuansa kekerabatan yang diikutinya.<\/p>\n\n\n\n “Sejauh\nini lebih sering jadi tameng calon tertentu saat Pemilu, utamanya di politik\ndesa (Pilkades). Ujung-ujungnya saling hantam, bahkan bisa berujung pada\nmelayangnya nyawa,” ujarnya.<\/p>\n\n\n\n Mattaha mengaku banyak yang mengingat penjelasan Gus Muwafiq. Utamanya tentang Madura yang punya tanggung jawab besar pada Bangsa Indonesia ini.<\/p>\n\n\n\n “Kata\nbeliau, bangsa ini besar, baik. Jangan pernah mengatakan bangsa Indonesia ini\nburuk. Kalau ada yang mengatakan demikian, berarti ia sedang kena virus ingin\nmenjelekkan Indonesia,” ucap Mattaha\nmenirukan penggalan ceramah Gus Muwafiq.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Pecihitam.org \u2013 Ulama Kharismatik, Gus Muwafiq, melakukan dakwah ke empat kabupaten di Madura. Dalam kunjungannya ke Madura, Gus Muwafiq menyempatkan bertemu dengan blater Madura. Blater adalah nama lain dari bajingan. Mereka berwatak kejam dan kerap bertindak keras, nyaris tak berperasaan. Salah satu ciri karakter blater Madura diantaranya pendiam dan suka memelintir kumisnya yang tebal. Sekali […]<\/p>\n","protected":false},"author":15,"featured_media":14314,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2,3],"tags":[5145,2197],"yoast_head":"\n