Pecihitam.org<\/strong> – Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri, Jawa Timur, yang juga merupaka putra dari KH Nurul Huda Jazuli, KH Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar) didapuk sebagai pembanding KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha’\u00a0pada acara Ngaji Mahasantri Milenial.<\/p>\n\n\n\n Kegiatan tersebut dilaksanakan\ndi lantai tiga kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, jalan\nMasjid Al-Akbar Timur No 9, Surabaya.<\/p>\n\n\n\n Saat memaparkan\nceramahnya, Gus Kautsar mengatakan, Gus Baha\u2019 adalah fenomena baru yang luar\nbiasa. <\/p>\n\n\n\n \u201cSaat ini Allah sedang\ncinta kepada Gus Baha\u2019 begitu juga dengan Malaikat Jibril. Tidak hanya itu,\nkemudian Malaikat Jibril broadcast kepada penduduk bumi sehingga kita semua\ndibuat cinta kepada Gus Baha,\u201d katanya.<\/p>\n\n\n\n Gus Baha, kata Gus\nKautsar, sebagai santri almaghfurlah KH Maimoen Zubair memiliki keilmuan gotak\ngatik matuk. <\/p>\n\n\n\n Ia pun mengutip kalimat\ndari Hudzaifah bin Yaman yang mengatakan kepada santrinya bahwa semua berada di\nmasa ketika kalian meninggalkan 10 persen saja yang kalian ketahui akan hancur\ndan celaka. <\/p>\n\n\n\n \u201cTapi juga akan ada masa\ndi mana mereka melakukan 10 persen apa yang didengar dan dilihat, insyaallah\nakan selamat,\u201d urainya. <\/p>\n\n\n\n \u201cItulah diri kita, yang\nsangat penting sekali mendapatkan panutan dan guru yang tepat. Karena\nsituasinya seperti saat ini, di mana-mana itu banyak guru. Maka carilah guru\nyang sanadnya jelas, jangan asal-asalan. Jangan sampai kalian sombong karena\nbisa bahasa Arab sehingga tidak membutuhkan guru,\u201d pesan Gus Kautsar kepada\npara mahasantri yang memadati seluruh lantai di PWNU Jatim tersebut. \n <\/p>\n\n\n\n Lanjut Gus Kautsar menceritakan,\nIbnu Khaldun pernah mengatakan orang yang sama sekali tidak pernah bertemu dan\nbertatap muka dengan gurunya, apa yang mereka yakinkan itu hanyalah sebuah\nperkiraan saja dan sama sekali bukan sebuah keyakinan. <\/p>\n\n\n\n \u201cSemua kiai yang hadir ini\nsemuanya punya kiai. Gus Baha ketika ngaji selalu mengatakan ini menurut guru\nsaya. Itulah watak santri. Kalau tidak begitu bahaya. Jangan sampai gurunya\ngoogle translit terjemahan lalu komentar,\u201d terangnya. <\/p>\n\n\n\n Gus Kautsar kembali\nmengutip Sayyidina Ali Karamallahu Wajhah yang mengatakan bahwa semua harus\nngaji, sehingga mendapatkan kartu tanda santri.<\/p>\n\n\n\n \u201cKetika kalian mengamalkan\nilmu, itu baru disebut ahlul ilmi,\u201d katanya.<\/p>\n\n\n\n Dalam pandangan Gus\nKautsar, Gus Baha\u2019 adalah sosok pemimpin.<\/p>\n\n\n\n \u201cYang paling prinsip dari\ndawuh Sayyidina Ali adalah mereka adalah orang yang sama sekali tidak\nprovokatif dalam ucapannya dan tidak suka mengumbar keburukan orang lain,\u201d\npungkasnya.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Pecihitam.org – Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri, Jawa Timur, yang juga merupaka putra dari KH Nurul Huda Jazuli, KH Abdurrahman Al-Kautsar (Gus Kautsar) didapuk sebagai pembanding KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha’\u00a0pada acara Ngaji Mahasantri Milenial. Kegiatan tersebut dilaksanakan di lantai tiga kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, jalan Masjid Al-Akbar […]<\/p>\n","protected":false},"author":15,"featured_media":14554,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2,3],"tags":[1946,5201],"yoast_head":"\n