Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":14642,"date":"2019-10-14T07:00:34","date_gmt":"2019-10-14T00:00:34","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=14642"},"modified":"2019-10-14T00:01:11","modified_gmt":"2019-10-13T17:01:11","slug":"biografi-imam-haromain-abu-maali-al-juwaini","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-imam-haromain-abu-maali-al-juwaini\/","title":{"rendered":"Biografi Imam Haromain Abu Maali Al Juwaini"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Imam Haromain Abu Al-Ma\u2019ali al-Juwaini. Nama asli beliau adalah Abdul Malik, sedangkan kunyah (nama dengan tambahan abu) beliau adalah Abul Ma\u2019ali. Laqob (nama julukan atau gelar) beliau adalah Imamul Haromain yang artinya Imam 2 tanah Harom. Maksudnya adalah tanah harom Mekah dan tanah harom Madinah.<\/p>\n\n\n\n

Beliau diberi gelar \u201cImamul Haromain\u201d karena beliau sempat bermukim di kota Mekah selama 4 tahun, begitu juga beliau pernah bermukim di kota Madinah selama 4 tahun, dikedua tempat tersebut beliau mengajar dan berfatwa. Selain itu beliau juga diberi gelar Dhiya\u2019uddin (Cahaya Agama) dan juga Fakhrul Islam (kebanggaan Islam). <\/p>\n\n\n\n

Nama lengkap beserta nasab beliau adalah Abdul Malik bin Abdulloh bin Yusuf bin Muhammad bin Hayyuyah Al-Juwaini As-Sanbasi, At-Tho\u2019I An-Naisaburi Asy-Syafi\u2019i.<\/p>\n\n\n\n

Juwain adalah salah satu daerah dikawasan Naisabur, sedangkang Sanbas adalah salah satu kabilah\/suku yang terkenal di daerah Thoyy.<\/p>\n\n\n\n

Kelahiran dan perkembangan<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Imam Haromain al-Juwaini dilahirkan pada tanggal 18 muharrom tahun 419 H. di Naisabur. Salah satu kota bagian Khurosan, yang kini termasuk wilayah Negara Iran. Naisabur adalah satu kota yang saat itu menjadi salah satu pusat kebudayaan di Khurosan.<\/p>\n\n\n\n

Beliau dibesarkan ditengah-tengah keluarga yang shaleh dan bertakwa. Ayah beliau, Abdulloh bin Yusuf Abu Muhammad Al-Juwaini, seorang ulama\u2019 yang terkenal dalam bidang ilmu tafsir, fiqih, bahasa arab dan sastra, dan mengajar ilmu fiqih disalah satu madrasah yang ada dikota Naisabur.<\/p>\n\n\n\n

Sedangkan ibu beliau awalnya adalah seorang budak wanita yang shalehah yang dibeli oleh ayahnya dengan uang yang tak tercampur sedikitpun dengan harta syubhat.<\/p>\n\n\n\n

Ayah Imam Haromain al-Juwaini juga hanya memberikan nafkah dari harta yang murni halal kepada ibunya sampai ibunya mengandung beliau. <\/p>\n\n\n\n

Ayah beliau memang memegang kuat prinsip untuk tidak memberikan makanan bagi keluarga dan anknya kecuali dengan harta yang halal, dengan keyakinan yang teguh bahwa harta yang tidak halal akan merusak agama dan dunia, dan member pengaruh buruk pada orang yang memakannya.<\/p>\n\n\n\n

Mencari Ilmu<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Tempat pertama bagi beliau untuk belajar adalah rumahnya sendiri, dibawah bimbingan ayahnya beliau menghafalkan al-qur\u2019an dan juga belajar ilmu tafsir, hadits, fiqih, ushul dan sastra, beliau juga mempelajari semua kitab-kitab karya ayahnya dengan dibawah bimbingan ayahnya langsung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu beliau juga belajar hadits kepada beberapa guru, seperti Syaikh Abu Manshur dan lainnya. Di masa mudanya beliau tak mau hanya mengikuti pendapat-pendapat ayah beliau dan teman-temannya sebelum masalah itu benar benar dikaji secara mendalam.<\/p>\n\n\n\n

Beliau mengkaji setiap masalah secara sungguh-sungguh dengan memperhatikan pendapat-pendapat dalam madzhab Imam Syafii dan juga dari madzhab lainnya saat berdiskusi.<\/p>\n\n\n\n

Hal tersebut yang membuat beliau sangat menonjol diantara teman-teman diskusinya, sehingga pada saat usia beliau belum menginjak umur 20 tahun beliau sudah dijadikan ketua dalam diskusi yang diadakan dimajlis ayahnya.<\/p>\n\n\n\n

Namun itu semua tak membuat minat belajar beliau berkurang, pada pagi buta beliau sudah pergi ke masjid ustadz Abu Abdulloh Al-Khobazi. Beliau membaca al-qur\u2019an dan mempelajari beberapa ilmu pada gurunya tersebut.<\/p>\n\n\n\n

Setelah selesai beliau kembali ke madrasah ayahnya dan mengajar disana, setelah selesai mengajar beliau pergi ke madrasah Al-Baihaqi, disana beliau belajar ilmu kalam (ilmu tauhid\/ushuluddin) pada Al-Ustadz Abul Qosim Al-isfaroyini.<\/p>\n\n\n\n

Begitulah keseharian beliau, menuntut ilmu mulai dari kecil sampai dimasa tua, bahkan saat sudah menjadi guru di madrasah.<\/p>\n\n\n\n

Guru-Guru Imam Haromain al-Juwaini<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

Imam Haromain mempelajari berbagai cabang ilmu dari beberapa guru dan para masyayikh yang hidup dimasa itu. Guru \u2013 guru utama beliau adalah sebagai berikut :<\/p>\n\n\n\n