Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":14926,"date":"2019-10-16T22:52:15","date_gmt":"2019-10-16T15:52:15","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=14926"},"modified":"2019-10-18T19:23:06","modified_gmt":"2019-10-18T12:23:06","slug":"nabi-tak-pernah-sekalipun-mencela-makanan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/nabi-tak-pernah-sekalipun-mencela-makanan\/","title":{"rendered":"Nabi Tak Pernah Sekalipun Mencela Makanan"},"content":{"rendered":"\n

PeciHitam.org \u2013 <\/strong>Salah satu sifat teladan Rasulullah SAW ialah Beliau tidak pernah mencela makanan atau mengeluarkan komentar buruk sekalipun terhadap masakan atau makanan yang dimakan.<\/p>\n\n\n\n

Dari Abu\nHurairah ra, beliau berkata:<\/p>\n\n\n\n

\u0639\u064e\u0646\u0652 \u0623\u064e\u0628\u0650\u064a \u0647\u064f\u0631\u064e\u064a\u0652\u0631\u064e\u0629\u064e \u0642\u064e\u0627\u0644\u064e \u0645\u064e\u0627 \u0639\u064e\u0627\u0628\u064e \u0631\u064e\u0633\u064f\u0648\u0644\u064f \u0627\u0644\u0644\u064e\u0651\u0647\u0650 \u0635\u064e\u0644\u064e\u0651\u0649\n\u0627\u0644\u0644\u064e\u0651\u0647\u064f \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0633\u064e\u0644\u064e\u0651\u0645\u064e \u0637\u064e\u0639\u064e\u0627\u0645\u064b\u0627 \u0642\u064e\u0637\u064f\u0651<\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cRasulullah SAW tidak pernah mencela makanan sama sekali.\u201d (HR. Bukhari<\/a> dan Muslim)<\/p>\n\n\n\n

Rasulullah SAW\ntidak pernah mencela makanan sama sekali dan apabila makanan yang dihidangkan\ndisukai maka Beliau menyantapnya, sedangkan sikap Rasulullah SAW dalam\nmenghadapai jamuan yang tidak menarik hati maka Beliau tidak menjamahnya dengan\ntanpa mengeluarkan komentar apapun terhadapnya kecuali santapan yang haram\ndimakan.<\/p>\n\n\n\n

\u0643\u064e\u0627\u0646\u064e \u0625\u0650\u0630\u064e\u0627 \u0627\u0634\u0652\u062a\u064e\u0647\u064e\u0649 \u0634\u064e\u064a\u0652\u0626\u064b\u0627 \u0623\u064e\u0643\u064e\u0644\u064e\u0647\u064f \u0648\u064e\u0625\u0650\u0646\u0652 \u0643\u064e\u0631\u0650\u0647\u064e\u0647\u064f \u062a\u064e\u0631\u064e\u0643\u064e\u0647\u064f<\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cKalau\nBeliau (Rasulullah) menyukainya maka akan Beliau makan, dan jika tidak menyukainya,\nBeliau meninggalkannya.\u201d (HR. Bukhari dan Muslim)<\/p>\n\n\n\n

Sikap tersebut\nmerupakan keluhuran dan keagungan akhlak dari Rasulullah SAW yang mana Beliau\nmenghormati perasaan orang yang telah memasak atau membuatnya.<\/p>\n\n\n\n

Rasulullah SAW\ntidak suka mencela hasil kerja orang yang masak makanan tersebut sehingga dapat\nmenyakiti hati karena tidak menutup kemungkinan ada orang lain yang menyukai\nmakanan tersebut dan hadits di atas juga mengajarkan sikap bijaksana dalam\nmenghadapi makanan yang tidak disuka ataupun yang haram yaitu dengan cara tidak\nmenyentuh dan meninggalkannya.<\/p>\n\n\n\n

Makanan adalah\nciptaan Allah SWT sehingga tidak sepatutnya dicela dan mencela makanan\nmenyebabkan orang yang membuat dan menyajikannya menjadi tersinggung dan sakit\nhati karena sudah berusaha menyiapkan hidangan dengan sebaik mungkin tetapi ternyata\nhanya mendapatkan celaan, karenananya Islam melarang mencela makanan agar tidak\nmenimbulkan kesedihan dalam hati seorang.<\/p>\n\n\n\n

Syekh Muhammad\nSholeh al-Utsaimin menjelaskan makanan ialah segala sesuatu yang dinikmati\nrasanya baik itu berupa makanan atau minuman dan yang sepantasnya jika diberi\nsuguhan berupa makanan maka hendaknya menyadari betapa besar nikmat yang telah\nAllah SWT berikan dan bukan mencelanya.<\/p>\n\n\n\n

Sesuai hadits\ndari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah mencela\nmakanan, mencela makanan yang merupakan nikmat Allah SWT dan mencela nikmat\nyang Allah SWT mudahkan untuk didapat merupakan hal yang tidak sepantasnya\ndilakukan.<\/p>\n\n\n\n

Begitupun jika\nada yang membuat suatu jenis makanan kemudian disuguhkan kepada kita tetapi ternyata\nmakanan tersebut tidak kita sukai maka tidak boleh mencelanya dan jika masakan\ntersebut kita sukai sebaiknya dimakan dan jika tidak maka biarkan saja tanpa\nmencela ataupun mengomentari miring. (Lihat: Syarah Riyadhus Shalihin, Juz.7)<\/p>\n\n\n\n

Rasulullah SAW\nadalah orang yang memperhatikan perasaan orang yang memasak makanan dan oleh\nkarenanya tidaklah baik mencela pekerjaan yang sudah mereka lakukan, tidak\nmenyakiti perasaan serta tidak melakukan hal-hal yang menyedihkan mereka.<\/p>\n\n\n\n

Rasulullah SAW juga\nmenunjukkan sopan santun karena bisa jadi suatu makanan yang tidak disukai seseorang\nakan disukai oleh orang lain dan segala sesuatu yang diizinkan oleh syariat\ntidaklah mengandung cacat maka tidak boleh dicela.<\/p>\n\n\n\n

Hadits di atas sekaligus\nmerupakan adab yang di ajarkan Rasulullah SAW dalam menyikapi makanan yang\ntidak disukai dengan cara paling bijaksananya yaitu dengan meninggalkan tanpa\nmencelanya. (Lihat: Bahjatun Nazhirin Jilid.3)<\/p>\n\n\n\n

Mencela makanan\ntidak diperbolehkan, bahkan kita dianjurkan untuk memuji makanan, jadi\npelajaran yang bisa diambil dari hadits tersebut ialah:<\/p>\n\n\n\n