Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":14945,"date":"2019-10-15T12:20:46","date_gmt":"2019-10-15T05:20:46","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=14945"},"modified":"2019-10-15T12:20:47","modified_gmt":"2019-10-15T05:20:47","slug":"inilah-sikap-dan-pandangan-nu-terhadap-khilafah","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/inilah-sikap-dan-pandangan-nu-terhadap-khilafah\/","title":{"rendered":"Inilah Sikap dan Pandangan NU Terhadap Khilafah"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org <\/strong>– Tulisan ini akan sedikit membahas apa itu khilafah dan bagaimana pandangan NU (Nahdlatul Ulama<\/a><\/strong>) terhadap adanya isu dan pemikiran khilafah yang sedang marak belakangan ini.<\/p>\n\n\n\n

Setelah Daulah Khilafah Turki Utsmani berakhir pada 3 Maret 1924, beberapa kalangan menilai peran Islam dalam pentas politik global selama lebih dari 13 abad juga berakhir.<\/p>\n\n\n\n

Dan keberadaan umat Islam mulai saat itu telah terpuruk, baik dalam bidang politik, ekonomi, militer, budaya, sains-teknologi maupun yang lainnya.<\/p>\n\n\n\n

Tidak hanya itu, penjajahan gaya baru yang dilancarkan Negara-\nNegara Barat terhadap dunia Islam disinyalir kuat juga menjadi faktor kerinduan\ndan keinginan beberapa kelompok umat Islam untuk mengulang kejayaan Islam di\nmasa silam dengan mendirikan sistem Khilafah al-Islamiyah seperti dahulu.<\/p>\n\n\n\n

Itulah mengapa, sejak saat itulah term \u201ckhilafah\u201d dijadikan\nisu atau pergerakan Islam dengan misi dan agenda politik membangkitkan kembali\nDaulah Islamiyah internasional.<\/p>\n\n\n\n

Dalam dinamika perjuangannya, ide khilafah internasional ini pertama kali diperankan oleh jamaah Ikhwanul Muslimin yang didirikan di Mesir pada tahun 1928.<\/p>\n\n\n\n

Ide ini selanjutnya banyak dimainkan oleh jamaah Hizbut Tahrir yang didirikan di Jerusalem Timur tahun 1952. Dan belum lama ini juga digaungkan oleh Islamic State of Iraq and Sham (ISIS) di Irak dan Syiria.<\/p>\n\n\n\n

Benih dan ide dan pemikiran khilafah di Negara Indonesia sendiri sudah ada sejak masa-masa awal kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945. <\/p>\n\n\n\n

Ide khilafah tersebut ada yang bersifat konstitusional, seperti Majelis Konstituante dan ada juga yang bersifat militer, seperti pada kasus DI\/TII, yang pernah berusaha mendirikan negara Islam dan menolak Pancasila.<\/p>\n\n\n\n

Era reformasi tahun 1998 yang memberikan ruang kebebasan\npublik, menjadikan isu khilafah di Indonesia kian vulgar (terbuka) dan\nmenemukan momentumnya.<\/p>\n\n\n\n

Pembicaraan dan wacana-wacana isu khilafah semakin intens\ndan dikampanyekan secara terbuka, baik lewat opini-opini pemikiran maupun\ngerakan nyata.<\/p>\n\n\n\n

Kelompok-kelompok ini sering menggaungkan bahwa Islam sebagai solusi dan ideologi alternatif dan berusaha merubah bentuk pemerintahan Negara Indonesia dari Negara kesatuan berformat Republik menjadi khilafah.<\/p>\n\n\n\n

Mereka juga ingin merubah hukum konstituisi Negara dari Undang-Undang Dasar 1945 dan hukum positif kemudian diangkat dari syari\u2019ah Islamiyah seutuhnya.<\/p>\n\n\n\n

Dari gambaran tersebut, maka NU dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama yang diadakan di Jakarta pada tanggal 1-2 November 2014 memutuskan beberapa poin penting mengenai pandangan terhadap khilafah, yaitu:<\/p>\n\n\n\n

1.<\/strong> Islam sebagai agama yang komprehensif (Din syamil kamil) tidak mungkin melewatkan masalah negara dan pemerintahan dari agenda pembahasannya. Kendati tidak dalam konsep utuh, namun dalam bentuk nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar (mabadi` asasiyyah). Islam telah memberikan panduan (guidance) yang cukup bagi umatnya.<\/p>\n\n\n\n

2.<\/strong> Mengangkat pemimpin (nashb al-imam) wajib hukumnya, karena kehidupan manusia akan kacau (fawdla\/chaos) tanpa adanya pemimpin. Hal ini diperkuat oleh pernyataan para ulama terkemuka, antara lain:<\/p>\n\n\n\n