PeciHitam.org<\/strong> – Bughat, dalam khazanah fiqih berarti \u201cpemberontakan\u201d. Berasal dari kata bagha, yang berarti \u201cmelampaui batas\u201d. Bughat dilarang menurut fiqih dan pelakunya harus diperangi. Hal ini berbeda dengan kritik. Kritik adalah bentuk perlawanan, dan tidak semua kritik kepada penguasa merupakan bughat.<\/p>\n Dari sini perlu dibedakan antara kritik dan pemberontakan. Kritik terhadap penguasa adalah bagian dari amar ma\u2019ruf nahi munkar. Banyak sekali hadits yang menyebutkan soal ini, di antaranya: \u201cSeutama-utama jihad adalah menegakkan kalimat haq di hadapan (terhadap) penguasa yang zhalim.\u201d<\/p>\n Sedangkan yang disebut bughat menurut Khatib Syarbini dalam kitab al-Iqna\u2019 fi Halli Alfazh Abi Syuja\u2019 harus memenuhi tiga syarat:<\/p>\n Pertama<\/em>, mereka yang memberontak memiliki kekuatan. Kekuatan ini menyatukan senjata, logistik, massa, wacana, dan sejenisnya.<\/p>\n Kedua<\/em>, mereka keluar dari ketaatan terhadap penguasa yang sah.\u00a0 Punya kekuatan saja, kalau tidak keluar dari ketaatan terhadap penguasa atau imam yang sah, tidak dikategorikan bughat.<\/p>\n Ketiga<\/em>, mereka menggunakan penafsiran atau ta\u2019wal yang batil. Maksudnya, dalam memerangi imam dan penguasa yang sah mereka menggunakan penafsiran tertentu untuk membenarkannya.<\/p>\n Sementara penafsiran itu bila dikaji secara meyakinkan tidak memiliki validitas yang tepat, bila dipertimbangkan dari sisi kemaslahatan masyarakat, kemungkinan kekacauan, anarki, dan lain-lain. Fenomena bughat masuk dalam soal kepemimpinan politik atau al-im\u00e2rah.<\/p>\n Dalam soal ini prinsipnya jelas, seperti disebutkan dalam ayat: \u201cTaatlah kepada Allah, taatlah kepada Rasul, dan ulil amri di antara kamu.\u201d (QS. An-Nisa\u2019, 4: 59).<\/p>\n Di sini ulil amri salah satunya adalah penguasa yang sah, dan karenanya harus ditaati.\u00a0 Prinsip ketaatan terhadap penguasa yang sah merupakan salah satu hal penting dalam kepemimpinan. Ketaatan di sini bisa bermakna tidak keluar untuk mengangkat senjata, meskipun tidak sesuai dengan aspirasinya.<\/p>\n