Penghargaan para ulama atas kedalaman dan keluasan ilmu beliau sampai membuatnya digelari \u201calimul hijaz\u201d orang alimnya Hijaz. Akhlaknya rendah hati (tawadhu\u2019). Saat mengarang kitab Nihayatuz Zain ini, beliau menyebut dirinya sebagai Qoshir (pelajar pemula). <\/p>\n\n\n\n

Kitab Nihayatuz Zain ditulis Al-Jawi dengan lafadz yang singkat, bahasa yang cukup renyah dan padat isi. Daftar isinya mengikuti susunan dalam kitab Qurrotu Al-\u2018Ain, yaitu diawali bab shalat dan diakhiri bab pembebasan budak.<\/p>\n\n\n\n

Referensi yang digunakan oleh Al-Jawi saat menyusun kitab ini sebagaimana diterangkan beliau sendiri dalam muqoddimah- terutama sekali banyak mengutip dari kitab Nihayatu Al-Amal Liman Roghiba Fi Shihhati Al-\u2018Aqidah Wa Al-\u2018Amal\u2019 karya Abu Khudhoir Ad-Dimyathi.<\/p>\n\n\n\n

Dari kitab ini, Syeikh Al-Jawi banyak mengambil kutipan terutama untuk syarah pada bagian awal kitab sampai bab \u201cbai\u2019\u201d (jual beli). Selain itu, Al-Jawi juga mengambil rujukan dari kitab Tuhfatu Al-Muhtaj karya Ibnu Hajar Al-Haitami, Nihayatu Al-Muhtaj karya Ar-Romli, Fathu Al-Jawad karya Ibnu Hajar Al-Haitami, An-Nihayah karya Waliyyuddin Al-Bashir, dan juga sejumlah hasyiyah.<\/p>\n\n\n\n

Jadi, berdasarkan fakta ini, kitab Nihayatuz Zain sesungguhnya adalah hasil kompilasi bacaan berbagai kitab yang disusun ulang, bukan mensyarah langsung dari Al-Jawi. Karena seperti ini metode penyusunannya, maka Al-Jawi memberi penekanan terkait validitas isinya.<\/p>\n\n\n\n

Syeikh Al-Jawi mengingatkan bahwa jika ada konten yang benar dalam kitab Nihayatu Az-Zain ini, maka keutamaan itu semua kembali penulis kitab yang dijadikan rujukan Al-Jawi. Jika ada yang salah, maka hal itu adalah murni kesalahan beliau sehingga beliau berharap ada yang berkenan mengoreksinya. <\/p>\n\n\n\n

Hanya jadi, jika dilihat isi kitab Nihayatuz Zain\u201d, nampaknya Al-Jawi tidak hanya menelaah kitab-kitab fiqih sebagai referensi. Hipotesis ini bisa kita jadikan pertimbangan pada saat menelaah sebagian syarah beliau.<\/p>\n\n\n\n

Saat syeikh Al-Jawi mensyarah makna isim pada lafaz \u201cbismillah\u201d di awal kitab misalnya, beliau menjelaskan bahwa \u201cisim\u201d itu ada 9 macam. Sembilan macam \u201cisim\u201d ini kemudian dijelaskan definisi maisng-masing oleh Al-Jawi dengan uraian definisi yang bersifat filosofis.<\/p>\n\n\n\n

Membaca syarah yang ditulis dengan cara seperti ini, kesan yang tertangkap adalah Al-Jawi mempelajari karya-karya Fakhruddin Ar-Rozi, ilmu kalam dan juga filsafat secara umum.<\/p>\n\n\n\n

Sebelum memulai mensyarah lafaz pertama pada topik tertentu, secara umum Al-Jawi akan menjelaskan sejumlah informasi permulaan penting yang terkait dengan topik secara ringkas.<\/p>\n\n\n\n

Misalnya saat beliau hendak mensyarah bab salat, beliau awali dulu dengan penjelasan singkat macam-macam salat, posisi salat sebagai syariat yang \u201cma\u2019lum minad din bidh dhoruroh\u201d, kapan diwajibkan, dan hubungannya dengan salat para nabi.<\/p>\n\n\n\n

Saat menjelaskan tentang topik ilmu waris, beliau awali dulu dengan urain singkat tentang hak-hak tarikah seperti \u201ctajhiz\u201d, membayar utang, pelaksanaan wasiat dan lain-lain. Kemudian beliau jelaskan siapa saja ahli waris itu, bagaimana kondisi-kondisi yang membuat sebagian ahli waris gugur, bagaimana kondisi-kondisi yang mana warisan yang berlebih bisa dikembalikan kepada ahli waris.<\/p>\n\n\n\n

Adapun manuskripnya, di antaranya bisa kita ditemukan di \u201cAl-Maktabah Al-Azhariyyah\u201d di Kairo; Mesir. Beberapa muhaqqiq yang pernah mentahqiqnya di antaranya \u2018Alawi Abu Bakr Muhammad As-Saqqof (Assegaf), Abdullah Mahmud Muhammad Umar, dan lain-lain.<\/p>\n\n\n\n

Di antara penerbit yang tercatat pernah mencetaknya yaitu \u201cDar Al-Fikr\u201d di Beirut yang menerbitkan kitab Nihayatuz Zain dalam satu jilid dengan ketebalan sekitar 400-an halaman. Dar Al-Kutub Al-\u2018Ilmiyyah menerbitkannya tahun 1422 H\/2002 dalam ketebalan 399 hlm dengan muhaqqiq Abdullah Mahmud Muhammad Umar. <\/p>\n\n\n\n