PeciHitam.org<\/strong> – Nama lengkapnya adalah al-Hafidz Abdullah bin az-Zubair bin Isa bin Ubaidillah bin Usamah bin Abdullah bin Humaid bin Zuhair bin al-Harits bin Asad bin Abdul Izzi. Ada yang mengatakan Ibnu Isa bin Abdullah bin az-Zubair bin Ubaidillah bin Humaid al-Qurasyi al-Asadi al-Humaidi al-Makki. Ada juga yang mengatakan bahwa kakeknya adalah Isa bin Abdullah bin az-Zubair bin al-Humaid al-Imam al-Hafidz al-Faqih Syaikh al-Haram Abu Bakr al-Qurasyi al-Asadi al-Humaidi al-Makki.<\/p>\n Al-Qurasyi nisbah kepada suku Quraisy. Al-Asadi nisbah kepada Bani Asad yang merupakan nama dari beberapa kabilah Asad bin Abdul Izzi bin Qushay bin Quraisy. Al-Humaidi adalah nisbah kepada Humaid, yaitu kabilah dari suku Asad bin Abdul Izzi bin Qushay. Al-Makki adalah penisbatan kepada kota Mekkah, karena Imam al-Humaidi tinggal, belajar, memberi fatwa di Mekkah dan merupakan akhir dari perjalanannya hingga beliau wafat.<\/p>\n Imam al-Humaidi diperkirakan lahir di akhir tahun 170 H. Karena guru beliau yang tertua adalah Muslim bin Khalid az-Zanji wafat tahun 180 H (lihat, Tahdziibut-Tahdziib [X\/129]).<\/p>\n Imam al-Humaidi tumbuh di masa munculnya banyak ulama yang terkenal di bidang ilmu hadits, yaitu pada abad kedua hijriyah. Diantara ulama yang terkenal di masa itu adalah Abdullah bin al-Mubaarak (w. 181 H), Waki\u2019 bin al-Jarrah (w. 197 H), Sufyan bin Uyainah, Abdurrahman bin Mahdi dan Yahya bin al-Qaththan (w. 198 H) (lihat, Muqaddimah Ibni Khaldun [279]).<\/p>\n Imam al-Humaidi banyak mengambil faedah dari aktifitas ilmiah yang beliau lakukan pada saat itu. Beliau mulai mengembara ke tempat para ulama lain untuk menuntut ilmu, antara lain ke Baghdad dan Mesir yang saat itu kedua negeri ini terdapat markas-markas penting yang merupakan markas ilmu dan pengetahuan. Ibnu Hidayah menyebutkan Imam al-Humaidi mengembara bersama Imam asy-Syafi\u2019i dari Mekkah ke Baghdad dan Mesir. Kemudian belajar kepada Imam asy-Syafi\u2019i hingga Imam asy-Syafi\u2019i wafat (204 H). Lantas kembali ke Mekkah dan menjadi mufti di sana hingga wafat (lihat, Thabaqaatusy-Syaafi\u2019iyyah karya Ibnu Hidayah [15]).<\/p>\n Imam al-Humaidi banyak menimba ilmu dari para ulama muhaddits senior pada jamannya. Kepada Sufyan bin \u00a0Uyainah (w. 198 H) selama kurang lebih 17 tahun dan mampu menghafal hadits darinya sebanyak 10.000 hadits beserta riwayat dan sanadnya. Ini merupakan metode yang dipakai di kalangan ulama generasi pertama dan yang terbaik dan paling shahih dalam menuntut ilmu dan pengetahuan.<\/p>\n Guru-guru Imam al-Humaidi yang lain yaitu Abu Ishaq Ibrahim bin Sa\u2019ad bin Ibrahim al-Qurasyi al-\u2018Aufi (w. 183 H), Abu Dhamrah Anas bin Iyadh al-Laitsi al-Madani (w. 200 H), Abu Abdillah Bisyr bin Bakr al-Bajali ad-Dimasyqi at-Tunisi (w. 205 H), Abu Usamah Hammad bin Usamah bin Zaid Al-Kufi (w. 201 H), Abdurrahman bin Sa\u2019ad al-Muadzdzin, Abu Tamam Abdul Aziz bin Abi Hazim al-Madani (w. 184 H), Abu Abdus Shammad Abdul Aziz bin Abdus Shammad al-\u2018Ama (w. 187 H), Abu Muhammad Abdul Aziz bin Muhammad ad-Darawardi (w. 187 H), Abdullah bin al-Harits al-Jumahi, Abdullah bin al-Harits al-Makhzumi, Abu Imran Abdullah bin Raja\u2019 al-Makki al-Bashri (w. 218 H), Abdullah bin Sa\u2019id al-Umawi, Abdullah bin Yarfa\u2019 al-Madani, Ali bin Abdul Hamid bin Ziyad, Umar bin Ubaid Al-Khazzaz, Faraj bin Sa\u2019id al-Ma\u2019ribi, Abu Ali Fudhail bin Iyadh at-Tamimi (w. 187 H), Abu Raja\u2019 Qutaibah bin Sa\u2019id al-Balkhi (w. 240 H), Abu Abdillah Muhammad bin Ubaid ath-Thanafisi (w. 204 H), Abu Abdillah Marwan bin Mu\u2019awiyah al-Fazzari al-Kufi (w. 193 H), Abu Khalid Muslim bin Khalid az-Zanji (w. 179 H), Abu Sufyan Waki\u2019 bin al-Jarrah ar-Ra\u2019asi (w. 197 H), Abul Abbas al-Walid bin Muslim ad-Dimasyqi (w. 194 H) dan Abu Yusuf Ya\u2019la bin Ubaid ath-Thanafisi (w. 209 H) (Lihat Tahdziibul-Kamaal [XIV\/514], Siyaru A\u2019laamin-Nubalaa\u2019 [X\/616], Tahdziibut-Tahdziib [V\/215], Thabaqaatusy-Syaafi\u2019iyyah karya As-Subkiy [II\/140], dan buku-buku biografi lain yang telah disebutkan sebelumnya.).<\/p>\n Imam al-Humaidi banyak mendapat pujian dari para ulama karena beliau adalah salah seorang Huffadz dan Muhaddits yang terkenal jujur, zuhud, faqih, tsiqah, kuat hafalannya serta shalih. Bahkan Imam Ahmad bin Hanbal dan Ishaq bin Rahawaih menyatakan bahwa al-Humaidi adalah seorang Imam (dalam bidang hadits) (Tahdziibul-Kamaal [XIV\/513] dan Al-\u2018Ibaar [I\/297]), selain Imam asy-Syafi\u2019i dan Imam Abu Ubaid. Al-\u2018Abbadi mengatakan Imam al-Humaidi adalah Syaikhul Haram pada jamannya, pembela Ahlus Sunnah, dan tempat rujukan untuk memecahkan semua kesulitan. Posisinya di kalangan penduduk tanah Haram seperti posisi Imam Ahmad bin Hanbal di kalangan penduduk Iraq.<\/p>\n