Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":15470,"date":"2019-10-18T01:11:52","date_gmt":"2019-10-17T18:11:52","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=15470"},"modified":"2019-10-18T09:02:42","modified_gmt":"2019-10-18T02:02:42","slug":"kisah-waliyullah-ibrahim-bin-adham-karomah-dan-kalam-hikmahnya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-waliyullah-ibrahim-bin-adham-karomah-dan-kalam-hikmahnya\/","title":{"rendered":"Kisah Waliyullah Ibrahim bin Adham; Karomah Dan Kalam Hikmahnya"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Ibrahim bin Adham adalah seorang tokoh sufi ternama, tergolong dalam kelompok tabi\u2019in, meninggal dinegeri Syam pada tahun 161 H\/778 M rahimahullah. <\/p>\n\n\n\n

Beliau adalah seorang waliyullah, berasal dari keluarga kerajaan wilayah khurasan. Berkelana ke pedalaman arab kemudian ke Mekkah al-Mukarramah, disana ia bertemu dengan Sufyan Tsauri dan Fudhail bin \u2018Iyadh kemudian bersahabat dengan mereka.<\/p>\n\n\n\n

Ibrahim bin Adham mengais rezeki dengan bekerja sebagai\u00a0 pengetam atau penuai, berkebun dan lainnya. Abu hanifah<\/a><\/strong>, tokoh ulama mujtahid terkenal adalah juga merupakan salah seorang sahabat Ibrahim bin Adham.<\/p>\n\n\n\n

Karomah Ibrahim bin Adham<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Berkata Imam Yafi\u2019i rahimahullah: Imam al-Qusyairi meriwayatkan dengan sanadnya, beliau bercerita: pernah suatu ketika kami bersama sama dengan Ibrahim bin Adham berada di tepi laut. Kemudian kami berhenti di semak belukar yang banyak kayu-kayu kering, lalu kami berkata kepada Ibrahim: <\/p>\n\n\n\n

\u201cbagaimana bila malam ini kita berdiam di sini dan membakar beberapa kayu untuk perapian ?\u201d Ibrahim bin Adham pun menjawab \u201cboleh, lakukanlah!\u201d<\/p>\n\n\n\n

Maka kami pun menetap di situ dan membakar beberapa kayu. Saat itu kami hanya membawa bekal beberapa potong roti. Disaat kami sedang menyantap roti, salah seorang dari kami berkata: <\/p>\n\n\n\n

\u201calangkah bagusnya bara api ini bila ada daging yang bisa kita bakar dengannya untuk kita makan\u201c, kemudian Ibrahim bin Adham berkata: \u201cSesungguhnya Allah \u2018Azza wa Jalla Maha Kuasa atas memberi daging tersebut kepada kalian\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Sesaat setelahnya, tiba-tiba datanglah seekor singa membawa rusa jantan dimulutnya, singa tersebut lalu mendekati kami dan meletakkan rusa yang sudah lunglai lehernya itu dihadapan kami. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian Ibrahim bin Adham berdiri dan berkata: \u201csembelihlah rusa itu!, sesungguhnya Allah Ta\u2019ala telah memberi kalian makanan”<\/p>\n\n\n\n

Maka kami pun langsung menyembelihnya dan memanggang\ndagingnya, sedangkan si singa masih tetap diam disitu sembari melihat kearah\nkami.<\/p>\n\n\n\n

Muhammad bin Mubarak as-Shuwari berkata: suatu hari aku sedang berada di jalan baitul maqdis bersama dengan Ibrahim bin Adham, ketika sampai di sebatang pohon delima kami memutuskan beristirahat di bawahnya, lantas kami menunaikan shalat sunnat dhuha disana.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian sesaat setelah selesai shalat, aku mendengar suara yang keluar dari pohon tersebut, ia berkata: \u201csungguh adalah suatu kemuliaan bagi kami jika saudara mencicipi apa yang ada pada kami\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Lalu Ibrahim bin Adham pun berkata kepadaku: \u201cwahai Muhammad, marilah kita penuhi permintaannya !\u201d, kemudian Ibrahim mengambil dua buah delima dari pohon itu dan memberikan kepadaku salah satunya seraya berkata: \u201cwahai Muhammad, makanlah!\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Muhammad bin Mubarak melanjutkan ceritanya : \u201cbeberapa hari\nkemudian aku kembali melewati pohon tersebut, alangkah terkejutnya aku ketika\nkulihat pohon itu tumbuh besar dan subur dengan begitu banyak buah yang\ndihasilkannya. Penduduk di daerah tersebut menamakan pohon itu dengan\nSyajaratul-\u2018abidin yang berarti pohon orang-orang ahli ibadah\u201d<\/p>\n\n\n\n

Beberapa Kalam Hikmahnya<\/strong><\/p>\n\n\n\n