Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":15954,"date":"2019-10-22T07:30:47","date_gmt":"2019-10-22T00:30:47","guid":{"rendered":"https:\/\/www.pecihitam.org\/?p=15954"},"modified":"2019-10-22T01:17:31","modified_gmt":"2019-10-21T18:17:31","slug":"potret-santri-era-millenial","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/","title":{"rendered":"Potret Santri Era Millenial"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Santri seringkali digambarkan sebagai sosok yang ideal. Selain tampilannya yang memadukan tata busana nusantara dengan nilai-nilai keislaman. <\/p>\n\n\n\n

Santri juga memiliki sifat-sifat dan ciri khas yang eksklusif dibanding gambaran pelajar lain pada umumnya: mengaji kitab kuning <\/a><\/strong>, gaya hidup sederhana, penghormatan yang sangat tinggi pada guru dan kyai, serta karakteristik-karakteristik tradisional lainnya.<\/p>\n\n\n\n

Tapi potret santri yang tradisional\nitu mendapat sedikit tambahan warna baru berkat kehadiran pesantren modern. Di\nsana santri tidak hanya mengaji kitab kuning, tapi juga \u201ckitab putih\u201d, gaya\nhidupnya lebih elitis, perhormatan pada guru dan kyai tidak boleh berlebihan, dan\nsantri modern juga mengenakan kemeja dan celana panjang, kadang juga jas dan\ndasi.<\/p>\n\n\n\n

Seiring dengan hadirnya budaya millenial yang teridap oleh generasi muda saat ini, apakah gambaran tentang santri juga akan berubah? Tulisan ini akan mencoba mengilustrasikan potret santri era millenial.<\/p>\n\n\n\n

Dalam hal ini, kami tidak mengatakan definisi santri yang esensial itu berubah sepenuhnya, tapi bahwa eksistensi santri mendapatkan aksesoris baru berkat pengaruh budaya millenial.<\/p>\n\n\n\n

Kami telah melakukan riset kecil-kecilan pada bulan Januari 2019 terhadap 41 santri putri yang baru lulus mondok di sebuah pesantren di Kalimantan Selatan.<\/p>\n\n\n\n

Pesantren tersebut memiliki sistem rekrutmen dan kaderisasi tenaga pendidiknya yang khas, yakni merekrut dan mengkader sebagian lulusan baru (fresh graduate<\/em>). Sistem itu disebut \u201cpengabdian\u201d dan mereka yang direkrut dan dikader itu disebut \u201custadzah pengabdian\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Harus kami tegaskan bahwa\nustadzah-ustadzah pengabdian yang dijadikan responden itu lahir\nantara tahun 1998 hingga 2000, sehingga mereka masih berusia sangat muda dan dapat\ndigolongkan sebagai bagian dari generasi millenial menurut definisi umum yang\ndiakui saat ini.<\/p>\n\n\n\n

Sebagai lulusan baru dan tenaga pendidik baru, ustadzah pengabdian tidak lagi mengikuti kegiatan belajar di kelas-kelas seperti saat mereka masih mondok.<\/p>\n\n\n\n

Sehingga dengan itu mereka tidak lagi memiliki akses formal terhadap sumber-sumber pengetahuan Islam. Karena itu, menarik kiranya untuk mengetahui sejauh mana minat belajar Islam mereka dan dari mana sumber pengetahuan Islam itu mereka dapat.<\/p>\n\n\n\n

Seluruh ustadzah pengabdian yang kami wawancarai mengaku masih mempelajari atau berusaha mempelajari Islam, meski besaran minat belajar mereka itu berbeda-beda.<\/p>\n\n\n\n

Dari lima pilihan jawaban bertingkat yang disodorkan, mayoritas responden, yakni sebanyak 22 responden (57%) memilih jawaban \u201cya, kadang-kadang\u201d. Artinya, minat mayoritas ustadzah pengabdian belajar Islam tidak tinggi dan juga tidak rendah atau \u201csedang\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Jika para lulusan baru pesantren itu masih berminat mempelajari Islam maka sumber pengetahuan apa yang mereka akses untuk belajar Islam?<\/p>\n\n\n\n

Mayoritas ustadzah pengabdian itu atau 28 di antara mereka (68%) lebih berminat mengakses pengetahuan keislaman melalui media-media sosial dan youtube.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, hanya 8 responden (20%) yang menghadiri pengajian untuk belajar Islam, baik pengajian yang dilaksanakan oleh kyai maupun pengajian di majelis-majelis luar Pondok.<\/p>\n\n\n\n

Tapi tidak ada satupun (0%) responden yang mengakses kitab atau buku keislaman, mengingat sumber tertulis sejauh ini masih merupakan sumber pengetahuan paling terpercaya dalam dunia keilmuan modern.<\/p>\n\n\n\n

Meski begitu, terdapat 3 responden (7%) yang mengaku membaca tulisan atau artikel keislaman di internet. Selain adanya upaya literasi dari beberapa responden yang jumlahnya masih sangat kecil, data tersebut menunjukkan bahwa minat baca mereka lebih tertuju kepada sumber internet ketimbang sumber tertulis.<\/p>\n\n\n\n

Dominannya sumber internet dengan produk utamanya\nberupa media sosial dalam aktivitas belajar Islam ustadzah pengabdian semakin\ntegas tatkala didapat data tentang siapa da\u2019i atau pendakwah Islam yang paling\nmereka sukai. Jawabannya tentu mudah ditebak.<\/p>\n\n\n\n

Mayoritas ustadzah muda itu, atau sebanyak 31 responden (76%) menjawab Ustadz Abdus Somad (UAS) sebagai pendakwah yang paling mereka sukai.<\/p>\n\n\n\n

Sebagaimana telah diketahui secara umum, UAS adalah seorang pendakwah yang dikenal oleh publik luas dan menjadi populer lewat ceramah-ceramahnya yang disiarkan di saluran Youtube dan disebarkan melalui akun Instagram.<\/p>\n\n\n\n

Hal ini menegaskan popularitas UAS sebagai ulama paling berpengaruh di Indonesia menurut hasil survey Lembaga Survey Indonesia (LSI) tahun 2018. (Lihat https:\/\/tirto.id\/lsi-ungkap-5-ulama-paling-berpengaruh-di-indonesia-c97m<\/a> )<\/p>\n\n\n\n

Peringkat kedua pendakwah yang paling disukai oleh ustadzah pengabdian itu, sebagaimana dinyatakan oleh 8 responden (19%) menyebut Ustadz Hanan Attaki dan Ustadz Adi Hidayat sebagai pendakwah paling disukai. <\/p>\n\n\n\n

Sebagaimana UAS, Ustadz Hanan Attaki dan Ustadz Adi Hidayat juga pendakwah yang populer melalui media sosial dan Youtube. Khusus Ustadz Hanan Attaki, usianya yang muda, paras yang ganteng dan penampilan nyentrik ala anak muda menambah pesonanya, khususnya bagi peminat dakwah Islam dari kalangan perempuan muda.<\/p>\n\n\n\n

Berdasarkan data-data tersebut di atas dapat\ndisimpulkan dua hal: pertama<\/em>, ustadzah pengabdian sebagai lulusan baru pesantren\ncenderung \u201cmenduakan\u201d pesantrennya sebagai pusat sumber belajar Islam, jika\ntidak meninggalkannya sama sekali. Mereka tidak hanya belajar Islam dari kyai\ndan guru-guru pesantren, melainkan juga sumber-sumber lain.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan, lulusan-lulusan tersebut lebih menyukai sumber belajar berformat internet, terutama dari media sosial dan youtube. Format tersebut biasanya diakses dari berbagai perangkat teknologi informasi.<\/p>\n\n\n\n

Hal ini menjadi mudah bagi mereka karena mereka tidak lagi terikat dengan peraturan-peraturan yang diberlakukan kepada mereka saat masih mondok, salah satunya adalah membawa dan menggunakan telepon pintar.<\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/em>, meski berawal dari lingkungan yang kecil, uraian di atas setidaknya menjadi titik pandang kajian-kajian berikutnya tentang potret santri era millenial. Bagaimanapun, lingkungan pesantren tidak selalu steril dari pengaruh budaya mutakhir ini.<\/p>\n\n\n\n

Karena akses internet terbuka, budaya itu sedikit-banyaknya mempengaruhi pola pikir dan minat belajar lulusan-lulusan pesantren yang hidup di era millenial ini. Selain itu, mereka juga menjadi bagian dari masyarakat yang hidup di tengah mencuatnya Islam Populer.<\/p>\n\n\n\n

Islam Populer merupakan bentuk komodifikasi nilai-nilai modernis dalam budaya Islam yang melahirkan komersialisasi simbol-simbol relijius dalam komunitas muslim.<\/p>\n\n\n\n

Hal itu terlihat misalnya dalam bagaimana Islam muncul dalam berbagai bentuk formal-syar\u2019i, seperti perda syari\u2019ah, bank syari\u2019ah, hotel syari\u2019ah, jilbab syar\u2019i dan lain-lain, termasuk komersialisasi dakwah menggunakan media berunsur teknologi informasi.<\/p>\n\n\n\n

Menurut para ahli, Islam populer lahir\nsebagai imbas dari kebangkitan masyarakat muslim santri-priyayi kelas menengah\nyang dimulai sejak beberapa saat jelang keruntuhan Orde Baru dan semakin\nmenguat di era milenial saat ini. (Lihat Wasisto Raharjo Jati, Islam\nPopuler sebagai Pencarian Identitas Muslim Kelas Menengah Indonesia<\/em>,\nTeosofi: Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, Vol. 5 No. 1, Juni 2015, h.\n139-163).<\/p>\n\n\n\n

Bagaimanapun, budaya millenial dan populisme Islam mampu menembus tembok-tembok pesantren, maka tinggal kemudian bagaimana pesantren bersikap terhadap gelombang budaya itu.<\/p>\n\n\n\n

Yang pasti, santri tidak dapat lagi di dikotomikan sebagai santri tradisional dan santri modern saja. Potret santri era millenial adalah wacana baru yang patut didiskusikan.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Santri seringkali digambarkan sebagai sosok yang ideal. Selain tampilannya yang memadukan tata busana nusantara dengan nilai-nilai keislaman. Santri juga memiliki sifat-sifat dan ciri khas yang eksklusif dibanding gambaran pelajar lain pada umumnya: mengaji kitab kuning , gaya hidup sederhana, penghormatan yang sangat tinggi pada guru dan kyai, serta karakteristik-karakteristik tradisional lainnya. Tapi potret […]<\/p>\n","protected":false},"author":37,"featured_media":16076,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[8],"tags":[4313,4558,1372,1097],"yoast_head":"\nPotret Santri Era Millenial - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Santri tidak dapat lagi didikotomikan sebagai santri tradisional dan modern saja. Potret santri era millenial adalah wacana baru yang patut didiskusikan.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Potret Santri Era Millenial - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Santri tidak dapat lagi didikotomikan sebagai santri tradisional dan modern saja. Potret santri era millenial adalah wacana baru yang patut didiskusikan.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-10-22T00:30:47+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-10-21T18:17:31+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/potret-santri-era-milenial.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1082\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"768\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Yunizar Ramadhani\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Yunizar Ramadhani\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"5 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/\"},\"author\":{\"name\":\"Yunizar Ramadhani\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/af8eb669caa5729e8b67148b992c2c77\"},\"headline\":\"Potret Santri Era Millenial\",\"datePublished\":\"2019-10-22T00:30:47+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-21T18:17:31+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/\"},\"wordCount\":981,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/potret-santri-era-milenial.jpg\",\"keywords\":[\"Hari Santri\",\"hari santri nasional 2019\",\"pesantren\",\"santri\"],\"articleSection\":[\"Opini\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/\",\"name\":\"Potret Santri Era Millenial - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/potret-santri-era-milenial.jpg\",\"datePublished\":\"2019-10-22T00:30:47+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-21T18:17:31+00:00\",\"description\":\"Santri tidak dapat lagi didikotomikan sebagai santri tradisional dan modern saja. Potret santri era millenial adalah wacana baru yang patut didiskusikan.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/potret-santri-era-milenial.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/potret-santri-era-milenial.jpg\",\"width\":1082,\"height\":768,\"caption\":\"potret santri era milenial\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Potret Santri Era Millenial\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/af8eb669caa5729e8b67148b992c2c77\",\"name\":\"Yunizar Ramadhani\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/b8bcaf716ea5eb899f4f1194a543d6d9?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/b8bcaf716ea5eb899f4f1194a543d6d9?s=96&r=g\",\"caption\":\"Yunizar Ramadhani\"},\"description\":\"Guru Pondok Pesantren Darul Hijrah Putri Martapura Kalimantan Selatan | Alumni Jurusan Aqidah-Filsafat dan Program Pasca Sarjana IAIN Antasari Banjarmasin\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/yunirama\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Potret Santri Era Millenial - Pecihitam.org","description":"Santri tidak dapat lagi didikotomikan sebagai santri tradisional dan modern saja. Potret santri era millenial adalah wacana baru yang patut didiskusikan.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Potret Santri Era Millenial - Pecihitam.org","og_description":"Santri tidak dapat lagi didikotomikan sebagai santri tradisional dan modern saja. Potret santri era millenial adalah wacana baru yang patut didiskusikan.","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-10-22T00:30:47+00:00","article_modified_time":"2019-10-21T18:17:31+00:00","og_image":[{"width":1082,"height":768,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/potret-santri-era-milenial.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Yunizar Ramadhani","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Yunizar Ramadhani","Est. reading time":"5 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/"},"author":{"name":"Yunizar Ramadhani","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/af8eb669caa5729e8b67148b992c2c77"},"headline":"Potret Santri Era Millenial","datePublished":"2019-10-22T00:30:47+00:00","dateModified":"2019-10-21T18:17:31+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/"},"wordCount":981,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/potret-santri-era-milenial.jpg","keywords":["Hari Santri","hari santri nasional 2019","pesantren","santri"],"articleSection":["Opini"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/","name":"Potret Santri Era Millenial - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/potret-santri-era-milenial.jpg","datePublished":"2019-10-22T00:30:47+00:00","dateModified":"2019-10-21T18:17:31+00:00","description":"Santri tidak dapat lagi didikotomikan sebagai santri tradisional dan modern saja. Potret santri era millenial adalah wacana baru yang patut didiskusikan.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/potret-santri-era-milenial.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/potret-santri-era-milenial.jpg","width":1082,"height":768,"caption":"potret santri era milenial"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/potret-santri-era-millenial\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Potret Santri Era Millenial"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/af8eb669caa5729e8b67148b992c2c77","name":"Yunizar Ramadhani","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/b8bcaf716ea5eb899f4f1194a543d6d9?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/b8bcaf716ea5eb899f4f1194a543d6d9?s=96&r=g","caption":"Yunizar Ramadhani"},"description":"Guru Pondok Pesantren Darul Hijrah Putri Martapura Kalimantan Selatan | Alumni Jurusan Aqidah-Filsafat dan Program Pasca Sarjana IAIN Antasari Banjarmasin","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/yunirama\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/15954"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/37"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=15954"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/15954\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/16076"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=15954"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=15954"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=15954"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}