Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":16882,"date":"2019-10-27T06:00:34","date_gmt":"2019-10-26T23:00:34","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=16882"},"modified":"2019-10-26T22:08:49","modified_gmt":"2019-10-26T15:08:49","slug":"sufyan-ats-tsauri-muhaddits-dan-waliyullah-yang-terkenal-dengan-kewaraannya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/sufyan-ats-tsauri-muhaddits-dan-waliyullah-yang-terkenal-dengan-kewaraannya\/","title":{"rendered":"Sufyan Ats Tsauri, Muhaddits dan Waliyullah yang Terkenal dengan Kewara’annya"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Nama lengkap Sufyan Ats Tsauri adalah Sufyan bin Sa’id bin Masruq bin Habib bin Rafi ‘bin Abdillah, ia juga sering disebut\/dipanggil dengan kun-yah Abu Abdillah Ats-Tsauri. <\/p>\n\n\n\n

Ia lahir di Kuffah pada tahun 96 H\/716 M dan meninggal di Basrah dalam bulan Sya’ban tahun 161 H\/778 M. Tercatat sebagai salah seorang ulama terkemuka pada masanya, seorang imam yang ahli di bidang hadits serta keilmuan lainnya.<\/p>\n\n\n\n

Dikenal sebagai orang yang wara ‘ (sangat hati-hati), zuhud dan ahli hukum yang dinilai setara dengan keempat imam mazhab fikih yakni Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i<\/a><\/strong>, dan Imam Ahmad bin Hanbal.<\/p>\n\n\n\n

Sufyan Ats-Tsauri terlahir dan hidup di tengah-tengah keluarga yang religius (taat beragama), ayahnya bernama Sa’id bin Masruq yang masyhur kala itu sebagai salah seorang ahli hadits Kuffah<\/a> yang amanah (dapat dipercaya). <\/p>\n\n\n\n

Ibunya merupakan seorang wanita yang memiliki sifat wara\u2019 lagi sangat zuhud, dia adalah wanita yang berperan sebagai Ibu lagi penyemangatnya dan pendorongnya untuk belajar. <\/p>\n\n\n\n

Sementara saudara lelakinya, Umar bin Sa’id juga diklasifikasikan kedalam golongan ahli hadits, demikian pula saudari perempuannya yakni Ummu Ammar, juga dikategorikan sebagai ahli hadits pada masanya. <\/p>\n\n\n\n

Sang ayah adalah sosok yang paling berpengaruh terhadap diri Sufyan Ats-Tsauri sendiri, hal ini dapat kita lihat dari upayanya untuk senantiasa istiqamah mengikuti jejak ayahnya dalam mempelajari ilmu agama, bahkan dia menjadi salah satu gurunya di bidang hadits.<\/p>\n\n\n\n

Yahya bin Qaththan dan Abdurrahman bin Mahdi pernah berkata: “Saya tidak melihat siapa pun yang lebih pintar tentang hadits melebihi kepintaran Sufyan Ats-Tsauri.” <\/p>\n\n\n\n

Beberapa Karomahnya<\/strong><\/p>\n\n\n\n

* Yahya bin Ma’in pernah berkata: “Tidak ada yang tahu lebih banyak tentang hadits yang diriwayatkan dari Abi Ishaq melebihi dari pengetahuan Sufyan Ats-Tsauri, demikian pula halnya tentang hadis dari jalan Manshur, tidak ada yang mengetahuinya lebih baik melebihi pengetahuan Sufyan.”<\/p>\n\n\n\n

* Ibn Uyainah berkata: “Ada tiga ahli hadits sesungguhnya, yakni Ibnu Abbas, Ash-Sya’bi, dan Ats-Tsauri. Setiap mereka adalah sebenar-benar Ahli hadis pada zamannya masing-masing” <\/p>\n\n\n\n

* Diceritakan bahwa Sufyan Ats-Tsauri memiliki seekor burung bul-bul yang ia beli dari sahabatnya Abu Manshur tatkala ia tinggal bersamanya hingga menjelang akhir hayatnya. <\/p>\n\n\n\n

Sufyan membelinya karena merasa kasihan melihat seekor burung terkurung tidak bisa terbang bebas. Setelah ia membelinya dengan serta merta ia melepaskannya.<\/p>\n\n\n\n

Namun walaupun sang burung telah bebas dari sangkarnya, pada sore harinya ia tetap pulang dan menetap disekitaran rumah Abu Manshur karena rasa terima kasihnya kepada Sufyan yang telah membebaskannya.<\/p>\n\n\n\n

Pada hari meninggalnya Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah, burung tersebut juga hadir saat prosesi pemakaman dilaksanakan, setelah dikebumikan, burung itu pun turun ketanah diatas makamnya dan tampak gelisah seolah-olah ikut merasakan kesedihan yang mendalam. <\/p>\n\n\n\n

Bahkan setiap harinya setelah kepergian sang Ulama sufi itupun sang burung masih tampak berterbangan disekitaran makam, hingga pada akhirnya burung itu ditemukan telah mati tergeletak diatas makam Al-Imam Muhadditsin Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah.<\/p>\n\n\n\n

Beberapa Kalam Hikmahnya<\/strong><\/p>\n\n\n\n