Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":17466,"date":"2019-10-30T11:37:04","date_gmt":"2019-10-30T04:37:04","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=17466"},"modified":"2019-10-30T11:37:05","modified_gmt":"2019-10-30T04:37:05","slug":"hukum-solat-berjamaah-via-proyektor-perspektif-ulama-fiqih-klasik","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-solat-berjamaah-via-proyektor-perspektif-ulama-fiqih-klasik\/","title":{"rendered":"Hukum Solat Berjamaah Via Proyektor Perspektif Ulama Fiqih Klasik"},"content":{"rendered":"\n
pecihitam.org <\/strong>\u2013 Di zaman modern saat ini, sudah banyak teknologi bermunculan, Itu semua guna mempermudah kegiatan manusia setiap harinya, baik dalam bermuamalah atau dalam hal beribadah. Seperti halnya satu kasus solat berjamaah dalam satu masjid dua lantai, ketika masjid lantai atas sudah penuh dengan para jamaah, maka mau tidak mau jamaah yang lain harus berada di lantai bawah, sementara posisi imam berada di lantai atas, otomatis jamaah yang berada di lantai bawah tidak bisa melihat imam secara langsung, sehingga di lantai bawah dipasang layar proyektor yang menampilkan imam di lantai atas. Pertanyaannya Bagaimana Hukum solat berjamaah via proyektor perspektif Ulama Fiqih Klasik?<\/p>\n\n\n\n
Berkaitan dengan pertanyaan tersebut, perlu kita ketahui bahwa\nberkumpulnya imam dan makmum dalam satu tempat merupakan salah satu syarat\nkeabsahan solat berjamaah. Maka tidak sah apabila imam dan makmum posisi\nberdirinya berlainan tempat. <\/p>\n\n\n\n
Ketika posisi imam dan makmum yang sama-sama di dalam masjid,\ndisyaratkan tidak ada penghalang baik berupa bangunan atau benda lain yang\ndapat menghalangi jalan untuk sampai ke posisi berdirinya imam. Maka mafhum\nmukholafahnya menjadi tidak sah solat berjamaah, jika ada penghalang atau benda\nyang menghambat jalan menuju posisi imam berdiri, misalkan posisi makmum\nterhalang oleh pintu yang tertutup permanen atau bangunan masjid berlantai yang\ntidak dihubungkan oleh tangga. Beda halnya jika bangunan atau benda tidak\nmenghalangi jalan untuk menuju ke posisi imam, seperti bangunan masjid yang\nberlantai dua yang terhubung oleh tangga, maka sah dan boleh.<\/p>\n\n\n\n
Pada intinya, selama ada jalan yang dilewati secara normal untuk\nmenuju atau menghubungkan posisi antara \nimam dan makmum, maka solat berjamaahnya sah dan dinyatakan berkumpul\ndalam satu tempat. <\/p>\n\n\n\n
Mengutip pendapat syekh Zakariyya al-Anshari bahwa \u201c bila imam\ndan makmum di dalam masjid, maka sah berjamaah meski jauh jaraknya dan\nterhalang bangunan-bangunan seperti sumur dan atap dengan catatan yang Aku tambahkan:\nyang terhubung sampai posisi imam, baik dikunci pintunya atau tidak, karena\nkeseluruhan masjid dibangun untuk sholat, maka orang-orang yang berkumpul di\ndalamnya (dinyatakan) berkumpul mendirikan jamaah, melaksanakan syiarnya. Bila\nbangunan-bangunan tersebut tidak terhubung sampai posisi imam, maka tidak\nterhitung satu masjid, dan itu bermasalah (terhalang) oleh jendela,\u201d <\/em>(Syekh\nZakariyya al-Anshari, Fath al-Wahhab, <\/em>juz 1, hal. 323).<\/p>\n\n\n\n
Terkait pendapat Syekh Zakariyya al-Anshari, Syekh Sulaiman al-Bujairimi\nmengomentari dan menegaskan bahwa maksud ucapan Syekh Zakariyya \u201cyang\nterhubung (antara imam dan makmum)\u201d <\/em>adalah terhubung dengan sekira mungkin\nuntuk berjalan dari jalan penghubung tersebut secara adat.<\/p>\n\n\n\n