Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":17521,"date":"2019-10-31T10:30:56","date_gmt":"2019-10-31T03:30:56","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=17521"},"modified":"2019-10-31T10:30:57","modified_gmt":"2019-10-31T03:30:57","slug":"hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/","title":{"rendered":"Hukum Tunangan Dalam Islam, Ikatan Pra Pernikahan"},"content":{"rendered":"\n

PeciHitam.org \u2013 <\/strong>Hukum tunangan dalam Islam memang diperbolehkan, namun sebelumnya perlu diketahui melamar atau khitbah merupakan pintu gerbang menuju pernikahan, khitbah bukanlah perkawinan namun hanya merupakan pendahuluan atau mukaddimah bagi perkawinan sekaligus sebagai pengantar ke jenjang pernikahan.<\/p>\n\n\n\n

Khitbah atau\ntunangan merupakan proses meminta persetujuan pihak wanita untuk menjadi istri\nkepada pihak lelaki atau permohonan laki-laki terhadap wanita untuk dijadikan\nbakal atau calon istri. (Lihat: Al-Mausu\u2019ah Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, 19:190)<\/p>\n\n\n\n

Berikut landasan\nsyariat dari khitbah atau tunangan:<\/p>\n\n\n\n

\u0648\u064e\u0644\u064e\u0627 \u062c\u064f\u0646\u064e\u0627\u062d\u064e \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0641\u0650\u064a\u0645\u064e\u0627\n\u0639\u064e\u0631\u064e\u0651\u0636\u0652\u062a\u064f\u0645\u0652 \u0628\u0650\u0647\u0650 \u0645\u0650\u0646\u0652 \u062e\u0650\u0637\u0652\u0628\u064e\u0629\u0650 \u0627\u0644\u0646\u0650\u0651\u0633\u064e\u0627\u0621\u0650 \u0623\u064e\u0648\u0652 \u0623\u064e\u0643\u0652\u0646\u064e\u0646\u0652\u062a\u064f\u0645\u0652 \u0641\u0650\u064a \u0623\u064e\u0646\u0652\u0641\u064f\u0633\u0650\u0643\u064f\u0645\u0652<\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cDan\ntidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu\nmenyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu\u2026\u201d (Lihat: QS. Al-Baqarah\n2:235)<\/p>\n\n\n\n

Di dalam kamus\nbahasa Arab dibedakan antara kata-kata melamar atau \u201ckhitbah\u201d dan menikah atau \u201czawaj\u201d,\ndemikian juga kebiasaan yang membedakan antara laki-laki yang sudah meminang\ndan bertunangan dengan yang telah menikah. <\/p>\n\n\n\n

Khitbah tidak\nlebih dari sekedar mengumumkan keinginan untuk menikah dengan wanita tertentu,\nsedangkan pernikahan merupakan akad yang mengikat sekaligus merupakan perjanjian\nyang kuat yang mempunyai batas, syarat, hak serta akibat tertentu.<\/p>\n\n\n\n

Pinangan yang\nkemudian menghasilkan pertunangan hanyalah merupakan tradisi yang intinya ialah\nkhitbah itu sendiri, walaupun disertai dengan ritual seperti tukar cincin,\nselamatan dan lain-lain.<\/p>\n\n\n\n

Adapun anggapan masyarakat bahwa pertunangan merupakan tanda kepastian menuju pernikahan, bahkan ada pula yang mengira dengan melaksanakan ritual tersebut sudah menjadi mahram<\/a>, yang demikian adalah anggapan yang salah.<\/p>\n\n\n\n

Pertunangan\natau khitbah belum tentu berujung dengan pernikahan, karenanya baik pihak\nlaki-laki maupun wanita harus tetap menjaga batasan yang telah ditentukan oleh\nsyariat Islam sebagaimana mestinya.<\/p>\n\n\n\n

Setelah\nberkhitbah merupakan masa diamana bukan lagi saat untuk memilih karena dengan\nmengkhitbah maka akan ada tanggung jawabdan merupakan komitmen untuk meneruskannya\nke jenjang pernikahan.<\/p>\n\n\n\n

Jadi ingin beristikharah\nsebaiknya dilakukan sebelumnya karena khitbah dilakukan ketika keyakinan sudah\nbulat dan kedua keluarga juga sudah saling mengenal sehingga peluang untuk\nmembatakannya sangat kecil, kecuali Allah SWT menghendaki lain.<\/p>\n\n\n\n

Meskipun\ntunangan atau khitbah dibumbuhi dengan berbagai upacara namun yang demikian\ntidak lebih hanya sekedar kebiasaan yang tujuannya hanya untuk memantapkan\ndiri.<\/p>\n\n\n\n

Serta\nbagaimanapun kondisinya tidak akan dapat memberikan hak apapun kepada peminang\nselain hanya untuk menghalangi lelaki lain untuk meminangnya.<\/p>\n\n\n\n

Sebagaimana\ndisebutkan dalam sebuah hadits: <\/p>\n\n\n\n

\u0646\u064e\u0647\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0646\u064e\u0651\u0628\u0650\u064a\u064f\u0651 \u0635\u064e\u0644\u064e\u0651\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647\u064f\n\u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0633\u064e\u0644\u064e\u0651\u0645\u064e \u0623\u064e\u0646\u0652 \u064a\u064e\u0628\u0650\u064a\u0652\u0639\u064e \u0628\u064e\u0639\u0652\u0636\u064f\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0628\u064e\u064a\u0652\u0639\u0650 \u0628\u064e\u0639\u0652\u0636\u064d\u060c \u0648\u064e\u0644\u0627\u064e \u064a\u064e\u062e\u0652\u0637\u064f\u0628\u064e\n\u0627\u0644\u0631\u064e\u0651\u062c\u064f\u0644\u064f \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u062e\u0650\u0637\u0652\u0628\u064e\u0629\u0650 \u0623\u064e\u062e\u0650\u064a\u0652\u0647\u0650\u060c \u062d\u064e\u062a\u064e\u0651\u0649 \u064a\u064e\u062a\u0652\u0631\u064f\u0643\u064e \u0627\u0644\u0652\u062e\u064e\u0627\u0637\u0650\u0628\u064f \u0642\u064e\u0628\u0652\u0644\u064e\u0647\u064f \u0623\u064e\u0648\u0652\n\u064a\u064e\u0623\u0652\u0630\u064e\u0646\u064e \u0644\u064e\u0647\u064f \u0627\u0644\u0652\u062e\u064e\u0627\u0637\u0650\u0628\u064f<\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artnya: \u201cNabi SAW\nmelarang seseorang membeli barang yang sedang ditawar (untuk dibeli) oleh\nsaudaranya dan melarang seseorang meminang wanita yang telah dipinang sampai\norang yang meminangnya itu meninggalkannya atau mengizinkannya.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Mayoritas ulama\nmenyimpulkan bahwa berdasarkan hadits tersebut hukum dari tunangan ialah\n\u201cmubah\u201d. (Lihat: Al Mausu\u2019ah Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, 19:190)<\/p>\n\n\n\n

Adapula\nsebagian ulama cenderung menilai bahwa tunangan hukumnya sunnah, serta dalam\nmazhab syafi\u2019I dijelaskan bahwa tunangan dihukumi sebagai sebuah perkara yang\ndisukai atau \u201cmustahab\u201d. (Lihat: Nihayatul Muhtaj, 6:198)<\/p>\n\n\n\n

Antara lain alasannya\nbahwa akad nikah merupakan perjanjian yang sakral dan bukan seperti akad lain,\nsehingga disunahkan mendahulukan khitbah sebagai jenjang penyesuaian kedua calon\nmempelai serta sebagai masa persiapan untuk menuju kemantapan berumah tangga.   <\/p>\n\n\n\n

Tentang kadar\nyang boleh dilihat dari yang telah bertunangan, mayoritas ulama mazhab\nberpendapat bahwa yang boleh dilihat dari anggota tubuh wanita yang telah\nbertunangan hanyalah wajah dan kedua telapak tangan. (Lihat: Bidayat\nAl-Mujtahid\u2019 2:3)<\/p>\n\n\n\n

Sebagaimana\nfirman Allah SWT yaitu: <\/p>\n\n\n\n

\u0648\u064e\u0644\u0623 \u064a\u064f\u0628\u0652\u062f\u0650 \u064a\u0652\u0646\u064e \u0632\u0650\u064a\u0652\u0646\u064e\u062a\u064e\u0647\u064f\u0646\u064e\u0651\n\u0623\u0650\u0644\u0623\u064e\u0651 \u0645\u064e\u0627 \u0638\u064e\u0647\u064e\u0631\u064e \u0645\u0650\u0646\u0652\u0647\u064e\u0627<\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cDan\njanganlah menampakkan perhiasan (auratnya), kecuali apa yang biasa terlihat\ndarinnya. (QS. An-Nur 24:31)<\/p>\n\n\n\n

Adapun sebagian\nulama Hanabilah membolehkan melihat bagian tubuh wanita yang dipinang namun\nhanya sebatas yang tampak saat bekerja di rumah semisal wajah, kedua telapak\ntangan, leher, kepala dan sebagainya, serta tidak dibolehkan memandang anggota\ntubuh yang pada umumnya tertutup seperti dada, punggung dan yang lainnya.<\/p>\n\n\n\n

Dalilnya\nberdasarkan riwayat ketika Rasulullah SAW memperbolehkan seorang sahabat\nmemandang wanita tanpa sepengetahuannya dan diketahui bahwa Rasulullah SAW\nmengizinkan memandang segala yang tampak pada umumnya karena tidak mungkin\nhanya memandang wajah kemudian diperbolehkan memandang yang lain karena\nsama-sama terlihat. (Lihat: Al-Mughni, 6:554)<\/p>\n\n\n\n

Di sisi lain\nHanafiyah membolehkan laki-laki yang meminang untuk melihat wajah, telapak\ntangan dan telapak kaki saja. (Lihat: Al-Mausu\u2019ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah,\n19:199)<\/p>\n\n\n\n

Jadi\ndemikianlah hakikat dan hukum tunangan dalam Islam yaitu dibolehkan, bahkan\nsebagian ulama menghukuminya dengan sunnah atau mustahab karena pertunangan menjadi\nsebuah batu loncatan untuk memantapkan diri dan mempersipkan batin melanjutkan\nke jenjang pernikahan.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

PeciHitam.org \u2013 Hukum tunangan dalam Islam memang diperbolehkan, namun sebelumnya perlu diketahui melamar atau khitbah merupakan pintu gerbang menuju pernikahan, khitbah bukanlah perkawinan namun hanya merupakan pendahuluan atau mukaddimah bagi perkawinan sekaligus sebagai pengantar ke jenjang pernikahan. Khitbah atau tunangan merupakan proses meminta persetujuan pihak wanita untuk menjadi istri kepada pihak lelaki atau permohonan laki-laki […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":17789,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1691,22],"tags":[5911],"yoast_head":"\nHukum Tunangan Dalam Islam, Ikatan Pra Pernikahan - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"PeciHitam.org - Hukum tunangan dalam Islam yaitu dibolehkan, bahkan sebagian ulama menghukuminya dengan sunnah atau mustahab.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Hukum Tunangan Dalam Islam, Ikatan Pra Pernikahan - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"PeciHitam.org - Hukum tunangan dalam Islam yaitu dibolehkan, bahkan sebagian ulama menghukuminya dengan sunnah atau mustahab.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-10-31T03:30:56+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-10-31T03:30:57+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Hukum-Tunangan-Dalam-Islam-Ikatan-Pra-Pernikahan.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Mochamad Ari Irawan\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Mochamad Ari Irawan\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/\"},\"author\":{\"name\":\"Mochamad Ari Irawan\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/702a05aedb4f0983d04b8eadc79bfe6d\"},\"headline\":\"Hukum Tunangan Dalam Islam, Ikatan Pra Pernikahan\",\"datePublished\":\"2019-10-31T03:30:56+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-31T03:30:57+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/\"},\"wordCount\":653,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Hukum-Tunangan-Dalam-Islam-Ikatan-Pra-Pernikahan.jpg\",\"keywords\":[\"Hukum Tunangan Dalam Islam\"],\"articleSection\":[\"Fiqih\",\"Keluarga - Nikah\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/\",\"name\":\"Hukum Tunangan Dalam Islam, Ikatan Pra Pernikahan - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Hukum-Tunangan-Dalam-Islam-Ikatan-Pra-Pernikahan.jpg\",\"datePublished\":\"2019-10-31T03:30:56+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-31T03:30:57+00:00\",\"description\":\"PeciHitam.org - Hukum tunangan dalam Islam yaitu dibolehkan, bahkan sebagian ulama menghukuminya dengan sunnah atau mustahab.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Hukum-Tunangan-Dalam-Islam-Ikatan-Pra-Pernikahan.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Hukum-Tunangan-Dalam-Islam-Ikatan-Pra-Pernikahan.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Hukum Tunangan Dalam Islam, Ikatan Pra Pernikahan\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Hukum Tunangan Dalam Islam, Ikatan Pra Pernikahan\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/702a05aedb4f0983d04b8eadc79bfe6d\",\"name\":\"Mochamad Ari Irawan\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/02c81e13cfd65fa31cf5f11b1ea6751b?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/02c81e13cfd65fa31cf5f11b1ea6751b?s=96&r=g\",\"caption\":\"Mochamad Ari Irawan\"},\"description\":\"Alumni Pondok Pesantren Qomaruddin | Sarjana Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prodi Perbandingan Madzhab.\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/arirawan\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Hukum Tunangan Dalam Islam, Ikatan Pra Pernikahan - Pecihitam.org","description":"PeciHitam.org - Hukum tunangan dalam Islam yaitu dibolehkan, bahkan sebagian ulama menghukuminya dengan sunnah atau mustahab.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Hukum Tunangan Dalam Islam, Ikatan Pra Pernikahan - Pecihitam.org","og_description":"PeciHitam.org - Hukum tunangan dalam Islam yaitu dibolehkan, bahkan sebagian ulama menghukuminya dengan sunnah atau mustahab.","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-10-31T03:30:56+00:00","article_modified_time":"2019-10-31T03:30:57+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Hukum-Tunangan-Dalam-Islam-Ikatan-Pra-Pernikahan.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Mochamad Ari Irawan","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Mochamad Ari Irawan","Est. reading time":"3 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/"},"author":{"name":"Mochamad Ari Irawan","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/702a05aedb4f0983d04b8eadc79bfe6d"},"headline":"Hukum Tunangan Dalam Islam, Ikatan Pra Pernikahan","datePublished":"2019-10-31T03:30:56+00:00","dateModified":"2019-10-31T03:30:57+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/"},"wordCount":653,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Hukum-Tunangan-Dalam-Islam-Ikatan-Pra-Pernikahan.jpg","keywords":["Hukum Tunangan Dalam Islam"],"articleSection":["Fiqih","Keluarga - Nikah"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/","name":"Hukum Tunangan Dalam Islam, Ikatan Pra Pernikahan - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Hukum-Tunangan-Dalam-Islam-Ikatan-Pra-Pernikahan.jpg","datePublished":"2019-10-31T03:30:56+00:00","dateModified":"2019-10-31T03:30:57+00:00","description":"PeciHitam.org - Hukum tunangan dalam Islam yaitu dibolehkan, bahkan sebagian ulama menghukuminya dengan sunnah atau mustahab.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Hukum-Tunangan-Dalam-Islam-Ikatan-Pra-Pernikahan.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/Hukum-Tunangan-Dalam-Islam-Ikatan-Pra-Pernikahan.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Hukum Tunangan Dalam Islam, Ikatan Pra Pernikahan"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-tunangan-dalam-islam-ikatan-pra-pernikahan\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Hukum Tunangan Dalam Islam, Ikatan Pra Pernikahan"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/702a05aedb4f0983d04b8eadc79bfe6d","name":"Mochamad Ari Irawan","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/02c81e13cfd65fa31cf5f11b1ea6751b?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/02c81e13cfd65fa31cf5f11b1ea6751b?s=96&r=g","caption":"Mochamad Ari Irawan"},"description":"Alumni Pondok Pesantren Qomaruddin | Sarjana Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prodi Perbandingan Madzhab.","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/arirawan\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/17521"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/40"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=17521"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/17521\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/17789"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=17521"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=17521"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=17521"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}