Pecihitam.org<\/strong> – Beberapa tahun yang lalu ketika usiaku masih belasan tahun dan sedang mengenyam pendidikan di sebuah Pesantren, aku mendapati selebaran yang berisi peringatan terhadap kaum Muslimin untuk mewaspadai misi Zionis, diantara yang aku ingat adalah:<\/p>\n 1. Pisahkan umat Islam dari ulamanya Beberapa tahun setelah aku kembali ke kampung, aku dapati fenomena Salafi Wahabi. Dan ketika aku mencermati dogma (ajaran) serta cara mereka \u201cberdakwah\u201d (menyampaikan ajarannya), timbul kecurigaan kuat mereka adalah kaki tangan Zionis. Kecurigaanku bukan tanpa alasan, berikut mari bersama kita cermati secara kritis dengan fikiran dan hati yang jernih tentang beberapa fatwa Salafi Wahabi sekaligus efek yang terjadi dalam konteks keselarasan fatwa-fatwa tersebut dengan misi Zionis.<\/p>\n Misi ini bertujuan agar umat Islam kehilangan central command\/komando yang terpusat dalam segala hal, baik dalam berpolitik, bersosial, beragama, serta menghilangkan metode yang benar dalam memahami agama. Mereka sadar bahwa kegagalan mereka selama ini diakibatkan oleh kuatnya semangat dan persatuan kaum Muslimin dalam melawan mereka. Dan semangat serta persatuan kaum Muslimin tersebut faktanya berpusat pada para ulama.<\/p>\n Fakta terbaru, adalah betapa dahsyat akibat\/efek dari \u201cResolusi Jihad\u201d (22-Okt-1945) yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy\u2019ari (NU) juga betapa dahsyat dampak dari seruan para ulama dalam menumpas PKI.<\/p>\n Fatwa Salafi Wahabi yang disinyalir \u201cmendukung\u201d misi tersebut diantaranya adalah:<\/strong><\/p>\n 1. Sesatnya Mazhab Asya\u2019irah\/ Asy\u2019ariah dan Maturidiah<\/strong><\/p>\n Bukti paling dekat atas fatwa tersebut adalah buku yang berjudul \u201cMulia Dengan Manhaj Salaf\u201d yang ditulis oleh Ust. Yazid Ibn Abdil Qodir. Dalam buku tersebut pada bab terakhir dengan gamblang Ust. Yazid Jawas mengelompokkan Asy\u2019ariyah dan Maturidiyah sebagai kelompok sesat dan menyesatkan. Sebuah buku yang kontradiktif dengan buku yang mereka ciptakan sebelumnya yang merupakan Tahrif (penyimpangan) dari al Ibanah yang berjudul \u201cBuku Putih Imam Al Asy\u2019ari\u201d dengan penerjemah Abu Ihasan Al Atsari, penerbit At Tibyan.<\/p>\n 2. Propaganda: Para Ulama adalah Manusia yang Tidak Ma\u2019shum (Tidak terjaga dari salah)<\/strong><\/p>\n Propaganda \u201cPara ulama adalah manusia yang tidak ma\u2019shum\u201d adalah \u201cKalimatu Haqqin Uriida Biha Al Bathil\u201d (pernyataan yang benar yang disertai misi batil). Propaganda ini berperan untuk mendorong umat Islam keluar dari mazhab-mazhab yang mu\u2019tabar (diakui) dan beralih kepada \u201cmazhab\u201d yang mereka bangun (mazhab yang tidak bermetode dalam memahami Al-Quran dan Sunnah). Propaganda ini mengesampingkan pesan Allah: \u201cMaka bertanyalah kalian pada Ahlidz Dzikri jika kalian tidak tahu\u201d (An Nahl: 43 dan Al Anbiya\u2019: 7)<\/p>\n Efek lain dari propaganda ini dapat Anda buktikan dalam sikap Prof. Salim Bajri ketika berdialog dengan Buya Yahya dalam Tema \u201cSampainya pahala kebaikan yang dihadiahkan untuk orang-orang yang telah meninggal\u201d. Dalam dialog tersebut sang Prof enggan menerima pendapat para ulama dengan alasan mereka tidak ma\u2019shum.<\/p>\n 3. Tuduhan \u201cTa\u2019ashub\u201d (Fanatik) kepada Para Penganut Mazhab<\/strong> Efek lain yang ditimbulkan dari fatwa-fatwa dan propaganda tersebut diantaranya adalah:<\/p>\n Baca juga<\/strong>: Sejarawan Yahudi Ini Mengakui Wahabi Adalah Bagian Dari Sekte Mereka<\/a><\/p>\n Misi ini penting, mengingat ikatan emosional umat Islam dengan Rasulullah shallallahu \u2018alaihi wa sallam adalah faktor vital yang mampu membuat umat Islam rela mengorbankan segalanya.<\/p>\n Adapun fatwa dan tindakan yang disinyalir \u201cMendukung\u201d misi tersebut adalah<\/strong>:<\/p>\n 1. Haramnya Bepergian Menziarahi (Qubbatul Khadra\u2019) Makam Rasulullah shallallahu \u2018alaihi wa sallam<\/p>\n Anda yang pernah menziarahi Makam Rasulullah shallallahu \u2018alaihi wa sallam pasti tahu efek emosional bagi penziarah baik ketika berziarah maupun sesudahnya. Betapa hati yang normal takkan mampu membendung air mata ketika berada di pusara mulia beliau. Rasa haru, bahagia, malu, rindu, bangga, terimakasih, bercampur dalam sebuah hidangan istimewa berupa \u201cMahabbah\u201d (rasa cinta) yang tidak dapat diungkapkan dengan kata.<\/p>\n Anehnya menurut teman-teman yang pernah muqim di Saudi, ada ulama kebanggaan Wahabi (maaf tidak disebut nama karena orangnya sudah meninggal) yang bersyukur karena tidak pernah menziarahi makam Nabi selama 25 tahun tinggal di Madinah, hingga para santri di sana berkata: \u201cMemang Nabi nggak mau ketemu Anda\u201d.<\/p>\n 2. Haramnya Pelaksanaan Maulid Nabi shallallahu \u2018alaihi wa sallam<\/p>\n Mereka sadar betul akan efek tumbuhnya rasa cinta kepada Nabi Muhammad shallallahu \u2018alaihi wa sallam melalui pujian dan pembacaan sirah Nabi yang ada dalam kitab-kitab maulid yang identik lebih mengangkat sisi Irhash dan Mukjizat Nabi. Fakta telah membuktikan efek Maulid yang terjadi pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi, bahkan fakta terbaru adalah betapa dahsyat efek \u201cShalawat Badar\u201d dalam membakar semangat umat Islam guna menumpas PKI.<\/p>\n 3. Haramnya Tawasul dengan Nabi shallallahu \u2018alaihi wa sallam setelah Wafat<\/p>\n Hal ini jika kita cermati argumentasi mereka kita dapati sebuah fakta: Menghilangkan atau setidaknya mengurangi pemahaman umat Islam terhadap Nabinya dalam aspek Nubuwwah dan lebih menonjolkan aspek Basyariyah Nabi (sisi kemanusiaan). Bukti dari efek tersebut adalah pernyataan ulama kebanggaan mereka yang menyatakan bahwa tongkatnya lebih berguna daripada Rasulullah yang sudah wafat.<\/p>\n Dan bukti lain adalah sikap Prof. Salim Bajri ketika berdialog dengan Buya Yahya dalam Tema \u201cSampainya pahala kebaikan yang dihadiahkan untuk orang-orang yang telah meninggal\u201d. Dalam dialog tersebut sang Prof tidak puas ketika diajukan hadits shahih dari Imam Al-Bukhari dengan dalih Nabi Muhammad bisa salah berdasar QS: \u2018Abasa.<\/p>\n 4. Menghilangkan Situs-Situs Bersejarah yang Berkaitan Dengan Rasulullah shallallahu \u2018alaihi wa sallam dan Para Sahabat<\/p>\n Efek yang ditimbulkan dari tindakan tersebut adalah: Hilangnya bukti fisik perjuangan Rasulullah dan para sahabat yang dapat membangkitkan semangat dan keimanan umat Islam.<\/p>\n Jika dalam penghancuran situs-situs bersejarah tersebut Salafi\/Wahabi beralasan \u201cSyaddudz Dzari\u2019ah\u201d (mencegah kemungkaran yang mungkin ditimbulkan) yakni sikap \u201cGhuluw\u201d (berlebihan), maka faktanya mereka mengalihkan sikap \u201cGhuluw\u201d tersebut kepada Syekh Al \u2018Utsimin dengan membangun museum Yayasan Al \u2018Utsaimin. Dimana dalam museum tersebut tidak hanya karya sang Syekh yang dihormati, bahkan pena terakhir sang Syekh-pun ditempatkan di tempat khusus dalam etalase mahal. aneh.<\/p>\n
\n2. Pisahkan umat Islam dari Nabinya
\n3. Pisahkan umat Islam dari kitab sucinya (Al-Quran )
\n4. Pecah belah dan hancurkan!<\/p>\nInilah Fatwa Salafi Wahabi Yang Selaras Dengan Misi Zionis<\/strong><\/h2>\n
Misi 1: Pisahkan umat Islam dari Ulamanya<\/strong><\/h3>\n
\n4. Tuduhan \u201cGhuluw\u201d (Berlebihan) Bahkan Musyrik terhadap Umat Islam yang Menghormati Para<\/strong> Ulama dengan Cara Mencium Tangan<\/strong>
\n5. Haramnya Tawasul dengan Orang-orang Shaleh yang Sudah Meninggal<\/strong><\/p>\n\n
Misi 2: Pisahkan Umat Islam dari Nabinya<\/strong><\/h3>\n