Pecihitam.org – Kanzul Ilmi Center (KIC) Talok Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah\nmenggelar Pelatihan Peningkatan Kompetensi Imam dan Khotib.<\/p>\n\n\n\n
Hal itu dilakukan guna menangkal\nmerebaknya gerakan radikal ,\ntransideologi dan terorisme di Brebes.<\/p>\n\n\n\n
Menurut\nDirektur KIC, Ahmad Najib Affandi, upaya pemberantasan gerakan radikal dan\nsejenisnya harus dilakukan secara masif agar tidak semakin menjadi-jadi. <\/p>\n\n\n\n
Salah satu\nsarana pemberantasan itu bisa dilakukan dari masjid dan mushalla. Dalam hal\nini, para imam masjid dan mushalla serta khotib mempunyai peranan penting untuk\nmenangkal paham yang menyesatkan tersebut. \n<\/p>\n\n\n\n
“Radikalisme, transideologi dan terorisme\ntelah merasuk ke berbagai lini, maka kita harus bergerak menangkal meski agak\nterlambat,” ujar Ahmad, dikutp dari situs resmi NU, Rabu, 30 Oktober 2019.<\/p>\n\n\n\n
Sementara itu, Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Pontren Kantor\nKementerian Agama Kabupaten Brebes, H Akrom Jangka Daosat mengaku terharu\nmelihat wajah-wajah polos para imam dan khotib masjid yang ada di desa-desa. <\/p>\n\n\n\n
\u201cMereka rela meninggalkan warung, sawah, kebun dan pekerjaan lainnya\nselama sehari untuk mengikuti kegiatan pelatihan,\u201d ujarnya.<\/p>\n\n\n\n
Akrom\nmenegaskan, semua pihak wajib memahami tentang radikalisme, transideologi, dan\nterorisme. Termasuk para imam dan khotib yang ada di daerah wajib tahu. <\/p>\n\n\n\n
Apalagi, kata\ndia, imam dan khotib sebagai garda terdepan\ndalam upaya menanggulangi berkembangnya terorisme dan radikalisme di\nIndonesia. <\/p>\n\n\n\n
\u201cBukan cuma tanggungjawab imam dan khotib,\ntapi semua elemen masyarakat juga harus terlibat dalam membendung gerakan radikal\ndan sejenisnya,\u201d ujarnya. <\/p>\n\n\n\n
Akrom juga\nmenandaskan bahwa saat ini banyak orang yang tidak memahami konsep Islam\nNusantara, tetapi langsung menolaknya mentah-mentah. Padahal bagi orang-orang\npesantren pasti akan mudah memahami bahwa Islam Nusantara bukanlah paham,\naliran ataupun ajaran baru, apalagi agama baru. <\/p>\n\n\n\n
“Islam\nNusantara, merupakan penjelasan bahwa Islam yang dianut di Indonesia adalah\nIslam yang menghargai kearifan lokal, seperti yang pernah dilakukan oleh para\nWalisongo dan ulama-ulama pendahulu. Karenanya, kita harus bersyukur sebagai\njamaah Nahdlatul Ulama. Karena NU tak goyah dan menjadi garda terdepan yang\nmembentengi Indonesia dari ulah kaum radikalis dan teroris,” pungkas\nAkrom. <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"
Pecihitam.org – Kanzul Ilmi Center (KIC) Talok Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah menggelar Pelatihan Peningkatan Kompetensi Imam dan Khotib. Hal itu dilakukan guna menangkal merebaknya gerakan radikal , transideologi dan terorisme di Brebes. Menurut Direktur KIC, Ahmad Najib Affandi, upaya pemberantasan gerakan radikal dan sejenisnya harus dilakukan secara masif agar tidak semakin menjadi-jadi. Salah satu […]<\/p>\n","protected":false},"author":15,"featured_media":17662,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2],"tags":[1671],"yoast_head":"\n