PeciHitam.org \u2013 <\/strong>Tentang bermakmum shalat wajib kepada yang shalat sunnah, keadaan seperti ini pernah dialami langsung oleh Rasulullah SAW yang mana dapat menjadi pelajaran bagi para muslim, yaitu ketika Beliau sedang melakukan shalat Sunnah di rumah Beliau, kemudian datanglah sepupu beliau yaitu Ibnu Abbas ra, untuk menjadi makmum.<\/p>\n\n\n\n

Ibnu Abbas ra,\nmenjelaskan:<\/p>\n\n\n\n

\u062b\u0645 \u0642\u0627\u0645 \u064a\u0635\u0644\u064a \u0641\u062c\u0626\u062a \u0641\u0642\u0645\u062a \u0625\u0644\u0649 \u062c\u0646\u0628\u0647 \u0641\u0642\u0645\u062a\n\u0639\u0646 \u064a\u0633\u0627\u0631\u0647, \u0642\u0627\u0644 \u0641\u0623\u062e\u0630\u0646\u064a \u0641\u0623\u0642\u0627\u0645\u0646\u064a \u0639\u0646 \u064a\u0645\u064a\u0646\u0647<\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cKemudian Beliau melakukan shalat dan saya pun ikut shalat bersama beliau dengan berdiri di sebelah kirinya, namun beliau memegang dan memindahkanku ke sebelah kanannya\u201d (HR. Muslim<\/a>: 1279)<\/p>\n\n\n\n

Berdasarkan\nhadits tersebut maka dibolehkan bagi siapa yang datang untuk bermakmum kepada\nseseorang yang sedang melaksanakan shalat secara sendiri dan yang sedang\nshalatpun boleh memposisikan dirinya sebagai imam jadi dalam kaasus tersebut\ndapat dikatakan sama halnya dengan dibolehkannya bermakmum shalat wajib kepada\nyang shalat sunnah.<\/p>\n\n\n\n

Bedanya dalam\nhadits tersebut Rasulullah SAW dan Ibnu Abbas melakukan shalat yang sama\njenisnya yaitu shalat sunnah, sehingga dalam kasus ini ketika seseorang sedang\nmelakukan shalat sunnah tiba-tiba datang orang lain yang ingin bermakmum di\nbelakangnya padahal akan melakukan shalat fardhu para ulama berbeda pendapat,\nsebagaimana disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh al-Ustaimin yang\nartinya:<\/p>\n\n\n\n

\u201cAda yang mengatakan tidak boleh bagi seseorang yang melakukan shalat fardhu bermakmum di belakang seseorang yang melakukan shalat sunnah, karena tidak mungkin sesuatu yang derajatnya lebih tinggi berada di belakang yang derajatnya lebih rendah, sedangkan shalat fardhu derajatnya di atas shalat sunnah, <\/p>\n\n\n\n

bagaimana mungkin seseorang yang melakukan sholat sunnah menjadi imam bagi orang yang melakukan sholat fardhu, dan di antara para ulama ada juga yang mengatakan bolehnya seseorang yang melakukan sholat fardhu bermakmum kepada yang melakukan sholat sunnah, dan inilah pendapat yang Rajih (kuat)\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Maka beliau menyatakan\nmembolehkan dengan dalil bahwa Muadz bin Jabal ra, suatu ketika pernah shalat\nIsya bersama Rasulullah SAW secara berjamaah, kemudian dia pergi menuju kaumnya\nuntuk mengimami kaumnya melaksanakan shalat Isya, <\/p>\n\n\n\n

Sedangkan Muadz\nmenjadikan shalatnya ketika menjadi imam tersebut sebagai shalat sunnah dan Rasulullah\nSAW tidak mengingkari hal tersebut, sehingga berbeda niat dan jenis shalatnya\ndengan shalat kaumnya. (Lihat: HR. Bukhari: 5641 dan Muslim: 711)<\/p>\n\n\n\n

Sama halnya\njika seseorang sedang shalat sunnah kemudian datang seseorang bermakmum\nkepadanya, maka apakah yang demikian ini dibolehkan?<\/p>\n\n\n\n

Syaikh Muhammad\nbin Sholeh al-Ustaimin menjelaskan:<\/p>\n\n\n\n

\u0641\u0623\u062c\u0627\u0628 \u0641\u0636\u064a\u0644\u062a\u0647 \u0628\u0642\u0648\u0644\u0647: \u0646\u0639\u0645 \u064a\u062c\u0648\u0632 \u0630\u0644\u0643, \u0641\u0625\u0630\u0627 \u062f\u062e\u0644 \u0645\u0639\u0647 \u0627\u0644\u0642\u0627\u062f\u0645 \u0646\u0648\u0649 \u0627\u0644\u062c\u0645\u0627\u0639\u0629, \u0648\u0644\u0627 \u064a\u0646\u0628\u063a\u064a \u0644\u0647 \u0623\u0646 \u064a\u0623\u0628\u0649 \u0641\u064a\u062d\u0631\u0645 \u0646\u0641\u0633\u0647 \u0648\u064a\u062d\u0631\u0645 \u0627\u0644\u062f\u0627\u062e\u0644 \u062b\u0648\u0627\u0628 \u0627\u0644\u062c\u0645\u0627\u0639\u0629, \u0648\u0642\u062f \u062b\u0628\u062a \u0623\u0646 \u0627\u0644\u0646\u0628\u064a \u0635\u0644\u064a \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0648\u0633\u0644\u0645 \u0642\u0627\u0645 \u064a\u0635\u0644\u064a \u0645\u0646 \u0627\u0644\u0644\u064a\u0644 \u0648\u062d\u062f\u0647 \u0641\u062c\u0627\u0621 \u0627\u0628\u0646 \u0639\u0628\u0627\u0633- \u0631\u0636\u064a \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0646\u0647\u0645\u0627- \u0641\u0635\u0644\u0649 \u0645\u0639\u0647 ,\u0648\u0645\u0627 \u062c\u0627\u0632 \u0641\u064a \u0627\u0644\u0646\u0641\u0644 \u062c\u0627\u0632 \u0641\u064a \u0627\u0644\u0641\u0631\u0636\u061b \u0644\u0623\u0646 \u0627\u0644\u0623\u0635\u0644 \u062a\u0633\u0627\u0648\u064a \u0623\u062d\u0643\u0627\u0645\u0647\u0645\u0627 \u0625\u0644\u0627 \u0628\u062f\u0644\u064a\u0644 \u064a\u062f\u0644 \u0639\u0644\u0649 \u0627\u0644\u062e\u0635\u0648\u0635\u064a\u0629<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cMaka Syaikh menjawab: Iya hal tersebut dibolehkan, apabila seseorang sholat sunnah sendirian kemudian datang orang lain berniat shalat berjamaah maka tidak sepantasnya ia menghalangi dirinya dan orang yang datang untuk mendapatkan pahala shalat berjamaah dan telah disebutkan bahwa suatu ketika Nabi SAW pernah shalat malam sendirian, <\/p>\n\n\n\n

maka Ibnu Abbas ra, datang dan bermakmum kepada Nabi SAW, dan apapun yang dibolehkan pada shalat sunnah maka hal yang sama pun dibolehkan pada shalat fardhu karena pada dasarnya adanya kesamaan hukum antara keduanya kecuali jika ada dalil yang mengkhususkan.\u201d (Lihat: Majmu\u2019 Fatawa wa Rosail al-Utsaimin, 15:171)<\/p>\n\n\n\n

Dengan demikian\ndalam menanggapi kasus bermakmum shalat wajib kepada yang shalat sunnah, sebaiknya\nuntuk mempersilahkan siapapun yang datang untuk bermakmum tanpa menolaknya\nmeskipun berbeda jenis antara shalat kita dengan shalat orang yang datang\ntersebut sehingga dapat tetap melanjutkan shalat sunnah tersebut dengan khusyu\u2019\ndan sampai selesai.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

PeciHitam.org \u2013 Tentang bermakmum shalat wajib kepada yang shalat sunnah, keadaan seperti ini pernah dialami langsung oleh Rasulullah SAW yang mana dapat menjadi pelajaran bagi para muslim, yaitu ketika Beliau sedang melakukan shalat Sunnah di rumah Beliau, kemudian datanglah sepupu beliau yaitu Ibnu Abbas ra, untuk menjadi makmum. Ibnu Abbas ra, menjelaskan: \u062b\u0645 \u0642\u0627\u0645 \u064a\u0635\u0644\u064a […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":18112,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[1691,1695],"tags":[5980],"yoast_head":"\n