PeciHitam.org \u2013 <\/strong>Salah satu strategi pemasaran zaman sekarang diantaranya dengan cara jual beli followers atau pengikut di sosial media, karena pada umumnya fungsi followers ialah untuk membuat akun usaha lebih meyakinkan, untuk menaikkan keterjangkauan ataupun mendongkrak popularitas seseorang, namun sebagai umat muslim hukum jual beli followers tersebutlah yang patut diketahui terlebih dahulu.<\/p>\n\n\n\n Adapun jual\nbeli dikatakan sesuai syariah ketika sudah memenuhi rukun dan syaratnya,\nseperti adanya pelaku, adanya objek dan ijab qabul atau akad serah terima yang\nsah., serta syaratnya harus memenuhi rukun tersebut.<\/p>\n\n\n\n Sebelum\nmenjelaskan hukum jual beli followers maka perlu dicermati skema jual beli\nfollowers, secara singkat alurnya ialah pembeli melakukan transaksi pembelian\nfollower kepada penjual, kemudian menentukan harga jualnya, selanjutanya\nterjadi kesepakatan dan yang terakhir jual beli terjadi.<\/p>\n\n\n\n Perlu dicermati\npula rukun akadnya seperti pelaku akad jual beli follower harus jelas yaitu ada\npenjual dan pembeli, selanjutanya dari sisi objek akad yang mana terdiri dari\nharga dan objek jelas yang diperjual belikan.<\/p>\n\n\n\n Ketika yang diperjual\nbelikan akun yang ditata agar melakukan following terhadap akun pembeli maka\nakun tersebut harus benar-benar ada, bukan akun palsu atau bot, karena jika akun\nyang diperjual belikan merupakan akun bot maka tinggalkanlah bentuk jual beli\ntersebut karena yang demikian termasuk dilarang dan akadnya tidak sah.<\/p>\n\n\n\n Di sisi lain\nketika akun yang diperjual belikan merupakan benar akun real dan nyata bukan\nakun bot maka penjual harus minta izin terlebih dahulu kepada akun yang\ndiperjual belikan dalam rangka melalukan following terhadap akun pembeli dan\nperihal minta izin inilah yang menjadi tugas selaku penjual bukan tugas dari pembeli.<\/p>\n\n\n\n Sebagaimana Rasulullah\nSAW bersabda:<\/p>\n\n\n\n \u0639\u0646 \u0627\u0628\u064a \u0647\u0631\u064a\u0631\u0629 \u0631\u0636\u064a \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0646\u0647 \u0646\u0647\u0649 \u0631\u0633\u0648\u0644\n\u0627\u0644\u0644\u0647 \u0635\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0648\u0633\u0644\u0645 \u0639\u0646 \u0628\u064a\u0639 \u0627\u0644\u062d\u0635\u0627\u0629 \u0648\u0639\u0646 \u0628\u064a\u0639 \u0627\u0644\u063a\u0631\u0627\u0631\u060c \u0631\u0648\u0627\u0647 \u0645\u0633\u0644\u0645<\/strong><\/strong><\/p>\n\n\n\n Artinya: \u201cDari\nAbu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah SAW mencegah jual beli dengan lemparan\nbatu dan jual beli gharar.\u201d<\/p>\n\n\n\n Maka ditekankan\nsekali lagi bahwa dalam jual beli harus jelas terpenuhi rukun dan syaratnya,\nserta sebagai syarat sebuah transaksi yang sesuai Syariah ialah tidak menipu\nserta tidak mengandung gharar di dalamnya.<\/p>\n\n\n\n Ketika\nberhubungan dengan hukum jual beli followers, maka ada pula kekhawatiran adanya\ngharar inilah yang muncul ketika jual beli followers, yaitu akunnya berupa akun\nbot atau akun palsu serta ketika adanya kekhawatiran penjual belum meminta izin\nkepada pemilik akun bahwa akunnya diperjual belikan untuk melakukan following\nterhadap seseorang, yang demikianlah yang harus dihindari meskipun rukun dan\nsyaratnya memenuhi.<\/p>\n\n\n\n