Pecihitam.org <\/strong>– Saat kita masuk dalam dunia tasawuf yang memiliki berbagai ajaran yang beragam, seperti adanya ajaran Al Hulul <\/em>dari Abu Manshur Al Hallaj, konsep Mahabbah dan Zuhud dari Rabi\u2019ah al Adwiyah<\/strong><\/a> tentu kitapun akan menemukan ajaran terkait wahdah al wujud <\/em>(Kesatuan wujud) dari Ibnu Arabi, yakni seorang sufi yang berkelahiran Andalusia Spanyol.<\/p>\n\n\n\n Untuk lebih jelasnya, berikut penulis paparkan sekilas terkait kisah hidup beliau dan corak tasawufnya yang sampai sekarang menjadi Kontroversi dikalangan Ulama.<\/p>\n\n\n\n Dia adalah Abu Bakar Muhammad bin Ali bin Ahmad bin Abdullah Ath Tha\u2019i Al Haitami Al Andalusia, atau yang lebih dikenal panggilan Muhdiyyin Ibnu Arabi (Ibnu Arabi, Fushush Al Hikam, hlm. 5)<\/em>. <\/p>\n\n\n\n Beliau lahir di Murcia, Andalulsia Spanyol pada tahun 560 H\/1164 M, Selain itu beliau lahir dari keluarga yang cukup terpandang, dimana orang tuanya merupakan seorang Sufi yang berkebiasaan hidup berkelana, sama halnya dengan sang anak. <\/p>\n\n\n\n Ibnu Arabi diusianya yang masih muda (8 tahun) telah merantau ke Lisabon untuk belajar Agama dari seorang ulama yang bernama Syaikh Abu Bakar Bin Khalaf. <\/p>\n\n\n\n Tidak hanya itu, perpindahan dari tempat satu ke tempat yang lainnya dilakukan Ibnu Arabi demi memperluas pengetahuan di bidang Hukum Islam dan Ilmu Kalam serta tasawuf, dan ini kembali dilakukannya usai dari Lisabon berpindah ke Sevilla yang dimana pada waktu itu menjadi pertemuan para sufi.<\/p>\n\n\n\n Di sanalah beliau bertemu dengan Ibnu Hazm Azh Zhahiri, karena kegelutannya akan Ilmu Agama sampai sampai Ibnu Arabi menetap disana sampai bertahun tahun lamanya. <\/p>\n\n\n\n