Pecihitam.org – <\/strong>Tidak setiap doa pasti dikabulkan oleh Allah SWT. Bahkan ada permintaan Nabi Muhammad SAW yang ditolak oleh Alloh SWT. Hal ini disebabkan sebuah doa akan dikabulkan oleh Allah jika memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu sebagaimana disinggung oleh Imam Ahmad bin Muhammad As-Shawi Al-Maliki dalam kitabnya berjudul Hasyiatus Shawi ala Tafsiril Jalalain<\/a> \u201cSesungguhnya, ada syarat-syarat bagi terkabulnya doa. Maka ketika sebagian syarat tidak terpenuhi, doa tak akan diijabah.<\/em>\u201d(Beirut, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2017, Juz 3, hal. 392).<\/p>\n\n\n\n

Persyaratan terkabulnya doa meliputi dua hal, yakni\npersyaratan yang melekat pada manusia dan persyaratan yang melekat pada Allah\nSWT. Persyaratan yang melekat pada manusia, berdasarkan beberapa nash di dalam\nAl-Qur\u2019an dan hadits Rasululullah, antara lain adalah ikhlas, mengikuti\npetunjuk Rasulullah, mempercayai bahwa Allah akan mengabulkan, dan doa itu\ndipanjatkan dengan hati yang khusyu\u2019 serta penuh harap kepada Allah. Sedangkan\npersyaratan yang melekat pada Allah adalah kehendak-Nya sendiri sebagai\npenguasa alam. Artinya suatu doa hanya bisa terkabul jika Allah berkenan\nmengabulkannya.<\/p>\n\n\n\n

Jadi sebuah doa akan dikabulkan oleh Allah jika Ia\nmenghendaki. Jika sebuah doa, sekalipun sudah memenuhi persyarat-persyaratan\nyang melekat pada manusia dan juga telah sesuai dengan adab berdoa, jika Allah\ntidak berkenan menghendakinya, maka doa itu tidak akan terkabul. Justru di\nsinilah Allah menunjukan salah satu bukti Qudrat dan Iradah-Nya. Bagaimanapun\nAllah adalah Penguasa Tunggal atas Seluruh Alam Raya yang tak satupun makhluk\ndapat memaksa-Nya.<\/p>\n\n\n\n

Di atas tadi sudah disinggung mengenai Doa\/permintaan Nabi Muhammad SAW yang ditolak oleh Alloh SWT. Apa saja permohonan Nabi Muhammad SAW tersebut?, Permohonan tersebut adalah: yang pertama, “Agar umat beliau (kelak) tidak ber-firqah-firqah (berkelompok-kelompok), ber hizb-hizb (berpartai-partai), dan berpecah belah”. Awal keterpecahan dan perselisihan, sehingga terbentuk hizb dan firqah-firqah, sudah terjadi setelah baginda Nabi SAW wafat. Meskipun, pada masa awal setelah Nabi SAW wafat belum mememunculkan firqah apalagi hizb, namun pada masa selanjutnya, yaitu saat Utsman bin Affan RA menjadi khalifah, firqah-firqah mulai muncul.<\/p>\n\n\n\n

Firqah bahkan hizb tersebut pada kehidupan selanjutnya tidak\nakan menyempit, bahkan lebih meluas dan berkembang sejalan dengan pertentangan\nyang terus terjadi. Saat ini, firqah dan hizb itu sudah berkembang sedemikian\nrupa, sangat kompleks dari sisi konflik, sehingga sudah sangat sulit untuk\nmempertemukan apalagi mempersatukan dari semuanya.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan firqah, hizb atau kelompok-kelompok yang bertindak\nekstrem atas nama Islam dan ingin menerapkan Islam secara formal dan ideal, sudah\nsangat sulit menerima kelompok Islam yang berpedoman moderat (al-wasathiyah)\nyang berpedoman “menolak kerusakan didaduhulukan atas tindakan mengambil\nuntung”.<\/p>\n\n\n\n

Permohonan Nabi Muhammad SAW yang kedua adalah, “Agar umat beliau (kelak) tidak saling membunuh satu dengan yang lainnya”. Perselisihan yang mengarah pada tindakan saling membunuh sesama umat Muhammad SAW sudah terjadi di akhir masa kekhalifahan Utsman bin Affan<\/a> RA. Perpecahan yang didahului dengan terbentuknya firqah-firqah ini, selanjutnya tidak makin mereda, bahkan berujung pada aksi saling bunuh di antara umat Islam.<\/p>\n\n\n\n

sampai akhir zaman, aksi saling bunuh di antara umat Islam\nini akan terjadi terus-menerus. Hal ini sudah terbukti, sampai saat ini umat\nIslam saling bunuh di antara mereka. Tindakan saling bunuh ini, tidak saja\nterjadi di wilayah konflik Timur Tengah, tetapi juga terjadi di wilayah Negara\nRepublik Indonesia. Di sini, orang Islam yang terindoktrinasi dengan paham\nradikal dan ekstrem, dengan tanpa dosa meledakkan bom dan membunuh orang Islam\nlainnya, dan anehnya mereka ini bermimpi surga dan bidadari.\n\nItulah kedua permohonan Nabi Muhammad SAW yang ditolak\noleh Allah SWT. Sehingga kedua hal yang dimohonkan tersebut terjadi sampai\nsekarang, dan menjadi cobaan bagi umat Islam.\n\n\n\n<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Tidak setiap doa pasti dikabulkan oleh Allah SWT. Bahkan ada permintaan Nabi Muhammad SAW yang ditolak oleh Alloh SWT. Hal ini disebabkan sebuah doa akan dikabulkan oleh Allah jika memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu sebagaimana disinggung oleh Imam Ahmad bin Muhammad As-Shawi Al-Maliki dalam kitabnya berjudul Hasyiatus Shawi ala Tafsiril Jalalain \u201cSesungguhnya, ada syarat-syarat bagi […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":18878,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6],"tags":[6126],"yoast_head":"\n