Pecihitam.org<\/strong> – Tentang aliran-aliran dalam islam yang berkembang di masanya, salah satunya adalah aliran Jabariyah. Secara bahasa kata Jabariyah berasal dari kata Zabara yang artinya memaksa atau mengharuskan melakukan sesuatu.<\/p>\n Secara estimologi atau istilah menurut Asy-Syahrastani, ia mengartikan Jabariyah sebagai menolak adanya perbuatan dan menyandarkan semua perbuatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Artinya manusia tidak punya andil sama sekali dalam melakukan perbuatannya, melainkan Tuhan yang menentukan segala-galanya.<\/p>\n Paham Jabariyah pertama kali diperkenalkan oleh Ja’ad bin Dirham, kemudian disebarluaskan oleh Jahm bin Shafwan dari Khurasan<\/strong><\/a>. Pendapat lain mengatakan bahwa kemunculan aliran Jabariyah terpengaruh dari paham ajaran Yahudi dan Nasrani.\u00a0 Yaitu Yahudi yang bersekte Qurro dan Nasrani yang bersekte Yaqubiyah.<\/p>\n Sebagian ahli sejarah Islam menganggap bahwa Jaad bin Dirham mengambil paham Jabariyah ini dari seorang Yahudi di Syam. Namun menurut Abu Zahrah agama Yahudi bukanlah satu-satunya pemilik peran bagi kemunculan paham ini. Kemunculannya sangat mungkin juga karena pengaruh paham orang-orang Persia yang banyak berlatar belakang agama Majusi.<\/p>\n Mengenai aliran Jabariyah ini para ahli sejarah teologi Islam ada juga yang berpendapat bahwa kehidupan bangsa Arab yang dikelilingi Gurun Sahara telah mempengaruhi cara hidup mereka.<\/p>\n Ketergantungan mereka terhadap Gurun Sahara yang mana setelah memunculkan sikap menyerah diri terhadap alam. Sehingga logika mereka berpasrah saja kepada takdir Tuhan.<\/p>\n Dalam perjalan sejarahnya paham al-Jabariyyah mengalami perkembangan, Asy Syahrastani membagi Jabariyah dalam dua bentuk yaitu:<\/p>\n Artinya manusia tidak seperti benda mati melainkan tetap mempunyai kekuatan dalam perbuatannya meskipun peranan itu adalah pasif. Oleh karena itu jika seseorang masih meyakini bahwa kekuasaan yang diciptakan pada diri manusia memiliki peranan terhadap perbuatan dan menyebutnya sebagai sebuah kasb (usaha), maka orang tersebut tidak dapat disebut sebagai Jabariah.<\/li>\n<\/ol>\n Secara umum doktrin-doktrin Aliran Jabariyah dapat digambarkan sebagaimana berikut ini:<\/p>\n Pada intinya pokok pemikiran Jabariyah adalah penafian perbuatan manusia secara mutlak. Mereka berkeyakinan bahwa manusia sama dengan benda mati yang segala perbuatannya telah ditentukan oleh Allah SWT dan mereka tidak punya peran sedikit pun.<\/p>\n Itulah sekilas konsep mengenai firqoh Jabariyah yang mana firqoh ini kemudian dalam perkembangannya terbagi menjadi dua yaitu Jabariyah yang murni dan Jabariyah moderat. Jabariyah murni masih terbagi lagi menjadi beberapa golongan yaitu Al Jami’ah, an-Najmiyah, dan ad Dhirariyah.<\/p>\n Paham dan aliran Jabariyah ini secara fisik memang sudah tidak ada lagi, namun kemungkinan dari doktrin-doktrin mereka ada yang masih timbul di tengah masyarakat.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Pecihitam.org – Tentang aliran-aliran dalam islam yang berkembang di masanya, salah satunya adalah aliran Jabariyah. Secara bahasa kata Jabariyah berasal dari kata Zabara yang artinya memaksa atau mengharuskan melakukan sesuatu. Secara estimologi atau istilah menurut Asy-Syahrastani, ia mengartikan Jabariyah sebagai menolak adanya perbuatan dan menyandarkan semua perbuatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Artinya manusia tidak […]<\/p>\n","protected":false},"author":14,"featured_media":18977,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6146],"tags":[6152,1427,6153,6151],"yoast_head":"\n
\nDalam perkembangan paham ini juga dikembangkan oleh tokoh lainnya yang antara lain adalah Al Husein bin Muhammad Najjar dan Ja’ad bin Dirrar.<\/p>\n\n
Doktrin-doktrin Jabariyah<\/h4>\n
\n