Pecihitam.org- <\/strong>Rasulullah SAW adalah seorang pedagang. Rasulullah SAW telah memberikan teladan bisnis yang sukses dan barokah. Sukses dalam bisnis adalah ketika bisnisnya berhasil menyebabkan sedekah jariyah yang maksimal. Rasulullah SAW bersabda, “Jika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, do’a anak yang sholeh (HR. Muslim<\/a>). Lantas bagaimana cara berdagang Rasulullah SAW?.<\/p>\n\n\n\n

Sedangkan barakah dalam bisnis adalah bertambahnya kebaikan yang\ndisebabkan oleh keberadaan bisnis tersebut. Ada banyak cara berdagang\nRasulullah SAW, sebanyak hadits yang membahas tentang bisnis. Berikut ini\nadalah sebagian dari cara berdagang Rasulullah SAW yang bisa kita tiru agar\nbinis kita juga sukses dan berkah. Pertama, bisnis dengan tenaga dan kemampuan\nsendiri serta bisnis yang bersih. Dari Rifa’ah Ibnu Rafi’ bahwa Rasulullah SAW\npernah ditanya, ” Pekerjaan apakah yang paling baik? Beliau bersabda: Pekerjaan\nseseorang dengan tangannya dan setiap jual beli yang bersih” (HR al-Bazzar,\nhadits shahih menurut Hakim).<\/p>\n\n\n\n

Bisnis yang dilakukan Rasulullah SAW adalah bisnis dengan ikhtiar\nsendiri, dengan tenaga sendiri, dengan keahlian sendiri. Artinya, seorang pebisnis\nharus punya modal, baik berupa modal barang, uang maupun keahlian. Hadits ini\njuga menjadi landasan bahwa seorang karyawan yang berjualan jasa keahlian\nkepada perusahaan tempat la kerja juga merupakan aktivitas bisnis sesuai\nsyariah Islam, Berikutnya, bisnis harus bersih, yakni dijalankan sesuai syariah\nIslam, tidak melanggar larangan Syariah Islam dalam bisnis.<\/p>\n\n\n\n

Kedua, tidak melakukan transaksi gharar. Abu Hurairah ra berkata,\nRasulullah SAW melarang jual beli dengan cara melempar batu dan jual beli gharar\n(yang belum jelas harga, barang, waktu dan tempatnya)” (HR Muslim). Gharar\nadalah ketidakjelasan dalam bisnis. Gharar memastikan transaksi yang seharusnya\ntidak pasti atau menidakpastikan transaksi yang seharusnya pasti. Ada hadits\nlain terkait jual beli gharar ini, yakni, Anas berkata, Rasulullah SAW melarang\njual-beli dengan cara muhaqalah, muhadharah (menjual buah-buahan yang belum\nmasak yang belum tentu bisa dimakan), mulamasah (menjual ses dengan hanya\nmenyentuh), munabadzah (membeli sesuatu dengan sekedar lemparan), dan mahabbah\n(HR Bukhari). Selain itu, ada hadits dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah SAW\nmelarang jual beli anak hewan dalam kandungan dan mani ternak jantan” (HR\nal Bazzar dengan sanad lemah).<\/p>\n\n\n\n

Ketiga, tidak melakukan 2 jual beli dalam 1 transasksi, Ibnu Umar\nra berkata, Rasulullah SAW melarang dua jual beli dalam satu transaksi jual\nbeli (HR Ahmad dan Nasa’i. Hadits shahih menurut Tirmidzi). Menurut riwayat Abu\nDawud, Barangsiapa melakukan dua jual beli dalam satu transaksi, maka baginya\nharga yang murah atau ia termasuk riba.” <\/p>\n\n\n\n

Kedua hadits tersebut menegaskan larangan bisnis yang melibatkan\njual beli dalam 1 transasksi. Jumhur Ulama menafsirkan skema bisnis dimaksud\nadalah ketika jual beli dengan ada 2 harga berbeda ketika kontan atau kredit,\nnamun belum memilih 1 harga. Hadits ini menegaskan kebolehan jual beli dengan\nmenyodorkan banyak alternatif harga, asalkan memilih satu harga saja ketika\nsepakat melakukan jual beli.<\/p>\n\n\n\n

Keempat, tidak melakukan multi akad yang terlarang. Dari Amar Ibnu\nSyu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak\ndihalalkan meminjam dan menjual, dua syarat dalam satu transaksi jual-beli,\nkeuntungan yang belum dapat dijamin, dan menjual sesuatu yang tidak engkau\nmiliki”<\/em> (HR Imam Lima. Hadits shahih menurut Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah\ndan Hakim).<\/p>\n\n\n\n

Hadits ini menegaskan transaksi bisnis yang melibatkan multi akad,\nyakni percampuran antara pinjaman dan jual beli namun masuk kategori riba,\ndilarang menghadirkan 2 syarat dalam Jual beli, dilarang mengambil keuntungan\natas benda yang belum dikuasal, serta dilarang menjual barang yang belum mistik\nDalam konteks muamalah kontemporer, skema transaksi di Lembaga Keuangan Syariah\nsudah menghindari larangan tersebut. Hadits ini membuka peluang bolehnya\nmultiakad selain transaksi tersebut<\/p>\n\n\n\n

Kelima, tidak melakukan manipulasi. Manipulasi yang dilarang adalah\nmanipulasi dalam permintaan maupun penawaran. Ibnu Umar ra berkata, Rasulullah\nSAW melarang berjualan dengan najasy (memuji barang dagangan secara\nberlebihan)” (HR Muttafaq Alaihi). Hadits ini menegaskan larangan\naktivitas goreng menggoreng saham dalam rangka manipulasi kualitas saham.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org- Rasulullah SAW adalah seorang pedagang. Rasulullah SAW telah memberikan teladan bisnis yang sukses dan barokah. Sukses dalam bisnis adalah ketika bisnisnya berhasil menyebabkan sedekah jariyah yang maksimal. Rasulullah SAW bersabda, “Jika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, do’a anak yang sholeh (HR. Muslim). Lantas […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":21548,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6],"tags":[6096],"yoast_head":"\n