Pecihitam.org – <\/strong>Nabi mulai berfikir tentang agamanya\u00a0sebagai sebuah agama yang harus memberikan seperangkat hukum kepada umat Islam yang berbeda dari hukum agama lain. Hal ini juga bisa menerangkan fakta bahwa bagian terbanyak dari hukum-hukum Al-Qur\u2019an terjadi di madinah. Oleh sebab itu muncullah Strategi Dakwah Rasulullah yang akan dilakukan di Madinah.<\/p>\n\n\n\n

Madinah menjadi sebuah ruang dakwah baru bagi Rasulullah Saw, setelah dakwah di Mekah terasa sempit bagi dakwah Rasulullah Saw dan umat Islam pada waktu itu. Berawal dari respon orang-orang Yatsrib (Madinah) yang datang\u00a0 ke Mekah pada bulan haji, atau yang kemudian dikenal dengan Perjanjian Aqabah<\/a>. <\/p>\n\n\n\n

Bisa dilihat dari orang-orang\nYatsrib baik ketika Perjanjian Aqabah satu maupun dua, itu semua merupakan keberhasilan\ndakwah Rasulullah SAW pada waktu itu. Di mana mereka mau mengubah sikap dan\nperilaku mereka, bahkan bersedia menjadi pelindung Rasulullah Saw.  Karena\npada hakekatnya, dakwah merupakan suatu media atau sarana seorang dai untuk\nmengubah masyarakat dari negative menjadi positif atau berakhlak mulia, dari\nyang tertinggal menjadi maju.<\/p>\n\n\n\n

Untuk membentuk dan membangun sebuah\nmasyarakat baru di Yatsrib, dengan ragam suku dan kultur masyarakat yang\nberagam. Rasulullah Saw mempunyai berbagai macam taktik dan strategi dalam\nmewujudkan hal tersebut. Diantaranya adalah dengan membangun masjid, menciptaka\npersaudaraan baru, membangun pranata social dan pemerintahan, mengadakan\nperjanjian dengan masyarakat Yahudi di Madinah.<\/p>\n\n\n\n

Ketika Rasulullah Saw hijrah ke kota\nMadinah, sudah banyak penduduk kota Madinah yang memeluk agama Islam atau yang\nkemudian dikenal dengan Kaum Anshar. Rasulullah Saw kemudian membangun Masjid\nNabawi, Setelah beberapa bulan berada di Madinah. Pembangunan masjid tersebut\nselain berfungsi sebagai tempat ibadah juga berfungsi sebagai pusat kegiatan\ndakwah, pemerintahan, bermusyawarah dan lain sebagainya. pembangunan masjid\nyang saling bahu-membahu tersebut, telah mengajarkan arti sebuah persaudaraan\ndan semangat persamaan antar umat manusia.<\/p>\n\n\n\n

Strategi kedua Rasululllah Saw dalam\nmembangun sebuah peradaban baru adalah dengan menciptakan sebuah persaudaraan.\nSebagaimana kita ketahui, ketika Kaum Muhajirin atau pengikut Rasulullah Saw\nyang hijrah dari Mekah ke Madinah, banyak yang menderita kemiskinan karena\nharta benda mereka semuanya ditinggal di Mekah.<\/p>\n\n\n\n

Pada moment ini lah, Kaum Anshar dan\nMuhajirin dipersatukan oleh Rasulullah Saw dan menciptakan persaudaraan baru\nantara keduanya. Kemudian Rasulullah Saw menjadikan Ali bin Abi Thalib sebagai\nsaudara Nabi Saw sendiri, lalu Abu Bakar Rasulullah Saw disaudarakan dengan\nKharijah Ibnu Zuhair, Ja\u2019far Ibnu Abi Thalib dengan Mu\u2019adz bin Jabal.<\/p>\n\n\n\n

Dengan hal tersebut, Rasulullah Saw\ntelah mempertalikan keluarga-keluarga Islam. Di mana masing-masing keluarga\nmempunyai talian erat dengan keluarga yang lainnya, sehingga persaudaraan\ntersebut membentuk sebuah kekuatan baru yang kemudian membantu dakwah\nRasulullah Saw.<\/p>\n\n\n\n

Selanjutnya strategi yang dilakukan\noleh Nabi Muhammad Saw yakni mengadakan perjanjian dengan orang-orang Yahudi di\nMadinah dan berbagai elemen penting yang ada di kota Madinah. Yang kemudian\nperjanjian tersebut dikenal dengan Piagam Madinah, yang ditulis pada tahun 623\nM atau tahun ke-2 H.<\/p>\n\n\n\n

Di mana dalam Piagam Madinah\ntersebut terdapat beberapa point penting, diantaranya yaitu;  Kaum\nMuslimin dan Kaum Yahudi hidup secara damai, bebas memeluk dan menjalankan\najaran agamanya masing-masing. Mereka wajib membantu pihak yang diserang\nApabila salah satu pihak diperangi musuh. Di antara mereka saling berbuat\nkebaikan, dan saling mengingatkan, serta tidak akan saling berbuat kejahatan. Dalam\nmelaksanakan kewajiban untuk kepentingan bersama, Kaum muslimin dan Yahudi\nwajib saling tolong menolong. Nabi Muhammad Saw adalah pemimpin umum untuk\nseluruh penduduk Madinah. Bila terjadi perselisihan di antara kaum muslimin\ndengan kaum Yahudi, maka penyelesaiannya dikembalikan kepada Nabi sebagai\npemimpin tertinggi di Madinah.<\/p>\n\n\n\n

Setelah berhasil mengikat masyarakat Madinah yang beragam tersebut dalam satu ikatan, dengan Piagam Madinah. Kemudian Rasulullah Saw membangun pranata sosial dan pemerintahan. Yang juga tertulis dalam Piagam Madinah, sehingga ketika Nabi Muhammad Saw berdakwah di Madinah beliau bukan hanya sebagai penyampai risalah wahyu dari Allah SWT, tetapi juga sebagai pemimpin negara. Demikianlah Strategi Dakwah Rasulullah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw, selain dengan Mauidzah dan\u00a0Uswah Hasanah<\/em>, Juga dengan membangun toleransi di tengah keragaman, untuk mencapai sebuah kemaslahatan bersama tanpa ada paksaan. <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Nabi mulai berfikir tentang agamanya\u00a0sebagai sebuah agama yang harus memberikan seperangkat hukum kepada umat Islam yang berbeda dari hukum agama lain. Hal ini juga bisa menerangkan fakta bahwa bagian terbanyak dari hukum-hukum Al-Qur\u2019an terjadi di madinah. Oleh sebab itu muncullah Strategi Dakwah Rasulullah yang akan dilakukan di Madinah. Madinah menjadi sebuah ruang dakwah […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":19007,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6],"tags":[],"yoast_head":"\n