Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":19690,"date":"2019-11-11T13:21:50","date_gmt":"2019-11-11T06:21:50","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=19690"},"modified":"2019-11-12T19:03:46","modified_gmt":"2019-11-12T12:03:46","slug":"mengenal-syaikh-ahmad-khatib-sambas-sufi-kelahiran-kalimantan","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/mengenal-syaikh-ahmad-khatib-sambas-sufi-kelahiran-kalimantan\/","title":{"rendered":"Mengenal Syaikh Ahmad Khatib Sambas, Sufi Kelahiran Kalimantan"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org,<\/strong>– Menjadi seorang pengkaji dalam dunia persufian, terkadang membuat kita berkesimpulan bahwa tokoh tokoh sufi hanya berasal dari Persia, Al Andalusia dan sekitarnya.<\/p>\n\n\n\n

Padahal jikalau kita mencoba membuka sejarah, rupanya di Indonesia sendiri hidup para sufi yang berasal dari berbagai penjuru, yang sekalipun kiblat mereka adalah para sufi terdahulu.<\/p>\n\n\n\n

Salah satunya seperti Hamzah al Fansuri<\/a><\/strong> yang berkelahiran Sumatera Utara dan Yusuf al Makassari yang berasal dari Makassar, dan kini penulis akan paparkan terkait kisah hidup dari syaikh Ahmad Khatib Sambas yakni seorang Syaikh berkelahiran Kalimantan. <\/p>\n\n\n\n

Syaikh Ahmad Khatib Sambas yang bernama lengkap Syaikh Muhammad Khatib bin Abdul Ghaffar As Sambasi, beliau lahir pada tahun 1217 Hijriah di Sambas, Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n

Beliau lahir dari keluarga perantau yang mana ayahnya bernama Abdul Ghaffar bin Abdullah bin Muhammad bin Jalaluddin. Pada saat itu Kalimantan Barat memang masih menjadikan tradisi perantauan sebagai cara hidup bermasyarakat. <\/p>\n\n\n\n

Pada masa kecilnya beliau diasuh oleh pamannya yang terkenal alim di wilayahnya, hingga dari sini beliau tergerak untuk mempelajari ilmu ilmu Agama, dengan berguru dari satu ke yang lainnya.<\/p>\n\n\n\n

Beberapa gurunya yakni Syaikh Dawud bin Abdullah bin Indris al Fantani (w. \u00b1 1843), Syaikh Syamsuddin, Syaikh Muhammad Arsyad al Banjari (w. 1812), Syaikh Ibn \u2018Ali al Sanusi (w. 1859), Syaikh \u2018abd al Hafiz \u2018ajami, Utsman bin Hasan Ad Dimyathi (w. 1849), dan lainnya.<\/p>\n\n\n\n

Atas kepiawaian beliau dalam menuntut Ilmu dikatakan bahwa diantara murid Syaikh Syamsuddin rupanya, Syaikh Ahmad Khatib Sambas lah yang mencapai pada tingkat kemampuan dan wewenang tertinggi. Maka tak heran jika pencapaian spritualnya ini menjadikan beliau sebagai Syaikh yang terhormat di zamannya dan berpengaruh di seluruh Indonesia. <\/p>\n\n\n\n

Bahkan beliau juga ditetapkan sebagai Syaikh Mursyid Kamil Mukammil dalam lingkungan tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyah yang berasal dari ajaran Syaikh Syamsuddin. <\/p>\n\n\n\n

Itulah mengapa jika dalam pandangan Muhammad Naquib al Attas\n(cendekiawan dan filsuf muslim yang berasal dari Malaysia) mengatakan bahwa\nSyaikh Ahmad Khatib adalah Syaikh yang telah mengkombinasikan antara tarekat\nQadiriyyah wa Naqsyabandiyah. <\/p>\n\n\n\n

Dan siapa sangka? Pengkombinasian tarekat ini rupanya sangat berpengaruh di Melayu dan Indonesia. Selain itu ada tiga pesantren besar di Jawa yang malah merupakan pusat tarekat ini yakni Pesantren Suryalaya di Tasikmalaya (Jawa Barat), Pesantren Futuhiyah di Mranggen (Jawa Tengah) dan di Pesantren Darul Ulum di Peterongan (Jawa Timur).\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Adapun pokok pokok ajaran dari tarekat dari\u00a0 tarekat Qadiriyyah wa Naqsyabandiyah yakni;<\/p>\n\n\n\n