Pecihitam.org – <\/strong>Kisah Uwais al-Qarni orang yang hidup di negeri Yaman, Uwais al-Qarni itu adalah tidak pernah bertemu dengan Rasulullah SAW, tapi justru disebut oleh Rasulullah SAW. Hidup pada zaman Rasulullah tapi tidak sempat bertemu dengan Rasulullah. Dia hidup di Yaman dengan ibunya, baru setelah Rasulullah wafat, dia bisa pergi ke Makkah dan Madinah untuk melaksanakan ibadah haji. <\/p>\n\n\n\n

Pada waktu itu sahabat pernah mendengar Rasulullah SAW, menyanjung\nseseorang  yang namanya Uwais al-Qarni.\nNabi menitip salam untuk Uwais al-Qarni, bahkan bukan sekedar menitip salam\nuntuk Uwais al-Qarni, Nabi SAW meminta agar Sayyidina Umar dan yang lainnya\nmeminta doa kepada Uwais al-Qarni. Kalau orang disebut-sebut seperti itu pasti\nsemua orang penasaran siapakah Uwais al-Qarni itu?. Semua orang beranggapan dia\norang yang mulia, punya banyak santri, punya pondok gede, Mungkin hayalan kita\nseperti itu, kalau orang baik itu pasti masyhur, karangan kitabnya banyak,\nmuridnya banyak dan lain sebagainya. <\/p>\n\n\n\n

Pada masa khalifahnya Abu Bakar as-Sidiq<\/a>, \u201cadakah diantara kalian yang dari yaman yang bernama Uwais al-Qarni<\/em>?\u201d. Dijawablah oleh penduduk disana dulu \u201ctidak ada<\/em>\u201d. Suatu ketika ada orang yang meyampaikan bahwa ada diantara kami yang bernama Uwais al-Qarni. Abu Bakar langsung mencarinya \u201cdimana dia<\/em>\u201d, penduduk menjawab \u201ckami sewa dia dengan 300 dirham untuk menggembala kamibing di sana<\/em>\u201d. Sayyidina Umar pun bingung, orang yang hanya pengembala kambing kok Rasulullah menyuruh untuk meminta doa kepadanya. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian Sayyidina Umar dan Sayyidina Ali mencarinya dan akhirnya\nketemu. Pada waktu bertemu Uwais al-Qarni, dia memakai pakaian yang compang\ncamping, ternyata bukan ulama besar seperti yang dikhayalkan oleh para sahabat.\nLalu oleh Umar dan Ali didekatilah Uwais al-Qarni, dan bertanya \u201capakah\nbetul engkau Uwais al-Qarnii<\/em>?\u201d, dijawablah oleh Uwais al-Qarni \u201ciya\nbetul aku Uwais al-Qarni\u201d lantas kalian siapa<\/em>?\u201d, dijawablah oleh Umar \u201daku\nadalah Umar bin Khotob, seorang Kholifah<\/em>\u201d, merekapun sama-sama kaget. Uwais\nal-Qarni bertanya \u201cada apa seorang kholifah mau menemuiku<\/em>?\u201d, Umar\nmenjawab \u201cengkau dapat salam dari Rasulullah SAW, bahkan bukan hanya sekedar\nsalam, aku diminta oleh Rasul untuk meminta doa kepadamu\u201d. <\/em>Uwais al-Qarni\npun bingung. <\/p>\n\n\n\n

Akhirnya Sayyidina Umar dan Sayyidina Ali penasaran \u201d sebenarnya\nkamu itu siapasih, kok nabi sampai mau menitip salam kepadamu bahkan kami harus\nmeminta doa kepadamu\u201d. <\/em>Uwais al-Qarni menjawab \u201csaya tidak punya amalan\napa-apa, dan saya juga tidak pernah bertemu Rasulullah SAW\u201d. <\/em>Sahabat pun\nbingung, \u201ckenapa engkau tidak bertemu Nabi<\/em>?\u201d, baru dia meneteskan air\nmata \u201caku sangat rindu dengan Rasulullah, dan aku dengar beliau ada di\nMadinah, dan aku di Yaman. Bahkan setiap tahun aku melihat rombongan orang mau\nnaik haji, dan aku yakin mereka naik haji pasti bertemu Rasulullah, tapi aku\ntidak bisa ikut\u201d. <\/em>Sayyidina Umar bertanya \u201ckenapa kamu tidak ikut\nrombongan itu, biar bertemu Rasulullah\u201d. <\/em>Uwais al-Qarni pun tambah menangis\n\u201csungguh satu sisi aku rindu kepada Nabi, tapi aku tidak bisa ikut, kenapa?,\nkarena di rumahku ada ibu yang harus aku rawat, aku beri makan,aku gendong dan\nmemandikannya, aku tidak bisa meninggalkan ibu ku\u201d. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Sayyidina Umar dan Ali baru sadar, \u201cUwais al-Qarni, ini lah sebab kemuliaanmu karena ibumu\u201d. <\/em>Bayangkan gara-gara merawat ibunya, sampai Nabi nitip salam, maka dari itu, kita yang punya ibu dan ayah itu sebetulnya untuk sambung kepada Rasulullah, maka jangan kalian sia-siakan, apalagi ibunda yang diuji dengan sakit, yang merawat kita sejak kecil hingga besar. Baru setelah ibundanya Uwais al-Qarni  wafat, dia bisa pergi ke Makkah, Akan tetapi Nabi sudah wafat. Maka dari Kisah ini Uwais al-Qarni disebut sebagai Sayyidu Tabi\u2019in (tuannya para Tabi\u2019in), hidup di zaman Nabi tapi tidak bertemu dengan Nabi. Itu lah keutamaan seorang ibu, keutamaan seorang ayah, keberkahan ada disana. Jadi janganlah kalian sia-siakan orang tua sebab mereka adalah penyambung kita kepada Rasulullah SAW. <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Kisah Uwais al-Qarni orang yang hidup di negeri Yaman, Uwais al-Qarni itu adalah tidak pernah bertemu dengan Rasulullah SAW, tapi justru disebut oleh Rasulullah SAW. Hidup pada zaman Rasulullah tapi tidak sempat bertemu dengan Rasulullah. Dia hidup di Yaman dengan ibunya, baru setelah Rasulullah wafat, dia bisa pergi ke Makkah dan Madinah untuk […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":20478,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[379],"tags":[6564],"yoast_head":"\n