Pecihitam.org<\/strong> – Abu Aziz Samalanga bernama lengkap Teungku\/Tgk Abdul Aziz bin Tgk Muhammad Shaleh bin Tgk Abdullah. Ibunda beliau bernama Tgk Hj. Halimah binti Makam bin Keuchik Lamblang Jeunib. Samalanga<\/strong><\/a> di Ujung nama beliau adalah dinisbahkan kepada kecamatan tempat kelahirannya.<\/p>\n\n\n\n

Tgk. H Abdul Aziz atau kerap disapa Abu Aziz atau Abon Aziz Samalanga ini lahir di desa Kandang kecamatan Samalanga Kabupaten Aceh Utara pada bulan Ramadhan tahun 1351 H.<\/p>\n\n\n\n

Ayahanda beliau adalah seorang Ulama, tokoh masyarakat yang\nmerupakan salah seorang pendiri dayah Darul \u2018Atiq Jeunib. Juga pernah menjabat\nsebagai kepala Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Jeunib, Aceh Utara. Sedang\nsang Ibunda adalah seorang guru agama di pesantren Jeunib.<\/p>\n\n\n\n

Masa-masa kecil Abu Aziz lebih banyak dilaluinya di Jeunib,\nDesa Ibundanya. Setelah beranjak dewasa, beliau menikah dengan perempuan yang\nbernama Tgk Hj. Fatimah, putri dari seorang Ulama yang bernama Tgk H. Hanafiah\natau lebih dikenal dengan sebutan Tgk di Ribee. Dari perkawinan tersebut mereka\ndikaruniai lima orang anak.<\/p>\n\n\n\n

Latar Belakang Pendidikannya<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Abu Aziz Samalanga menempuh pendidikan sekolah umum di\nSekolah Rakyat (SR) selama tujuh tahun dan menamatkannya ditahun 1945, disaat\nitu beliau juga belajar di dayah Ayahnya yakni Dayah Darul \u2018Atiq Jeunib.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya selama dua tahun di Dayah Mesjid Raya Samalanga yang saat itu dipimpin oleh Tgk. H. Muhammad Hanafiah. Setelahnya beliau melanjutkan  pendidikannya  ke dayah Matang Kuli yang dipimpin oleh Tgk. Ben (Tgk Tanjungan) pada tahun 1948. Di dayah ini beliau belajar pada seorang guru yang bernama Tgk. Idris Tanjungan sampai dengan tahun 1949. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian beliau pun kembali\u00a0 ke pesantren<\/a><\/strong> Mesjid Raya Samalanga, lalu mengabdi disana menjadi seorang guru.<\/p>\n\n\n\n

Namun karena ketidak puasan beliau terhadap ilmu pengetahuan yang masih secuil pada dirinya, beliau memutuskan untuk kembali merantau mencari ilmu, dengan berangkat ke Dayah Darussalam Labuhan Haji yang dipimpin oleh seorang Ulama Kharismatik Yang Tersohor, Abuya Syekh Mudawaly Al-Khalidy. Di dayah ini Abu Aziz Samalanga mendami ilmu mantiq<\/a><\/strong>, tasawuf, nahu-sharaf, ilmu kalam, ilmu hadits, tafsir, ilmu ma\u2019ani, balaghah dan lain-lain.<\/p>\n\n\n\n

Kiprahnya Dalam Dunia Pendidikan<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Setelah menetap di dayah Darussalam Labuhan haji selama 8\ntahun, kemudian Abu Aziz pulang kembali ke tanah kelahirannya Samalanga pada\ntahun1958. Mertuanya yang memimpin pesantren Mesjid Raya Samalanga pun\nmeninggal dunia pada tahun itu. Oleh karenanya, Abu Aziz kemudian segera menjadi\npimpinan di pesantren tersebut.<\/p>\n\n\n\n

Semenjak berada dibawah pimpinan beliau, pesantren tersebut\nmengalami banyak perkembangan, dan perubahan-perubahan pun terjadi. Terutama\nmenyangkut dengan kurikulum pendidikan yang semula hanya bermaterikan\nkitab-kitab arab (tradisional) kemudian disesuaikan dengan perkembangan zaman.<\/p>\n\n\n\n

Seperti penambahan ilmu Bahasa inggris dan beberapa bidang\nilmu pengetahuan umum lainnya (modern). Sehingga kurikulum yang digunakan di\npesantren ini nyaris sama dengan kurikulum di sekolah MAN pada masa sekarang\nini. Dayah Mesjid Raya pun semakin lama semakin maju dan semakin banyak santri\nyang berdatangan untuk belajar di dayah ini.<\/p>\n\n\n\n

Dalam memimpin dan membina murid-muridnya, Abu Aziz\nSamalanga berupaya dengan semaksimal mungkin agar mereka semua kelak dapat\nmenjadi Ulama-ulama yang mandiri, berkualitas dan sanggup menghadapi tantangan\nzaman. Banyak santri-santrinya yang kelak menjadi Ulama dan membangun dayah di\ndaerah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

Meskipun Abu Aziz Samalanga tidak pernah menduduki jabatan\ndi pemerintahan, namun beliau selalu memberi dukungan terhadap berbagai kebijakan\npemerintah selama tidak bertentangan dengan  ajaran Islam.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan dalam hal-hal tertentu beliau mendukungnya seperti\npembangunan sekolah-sekolah umum, berlakunya asas tunggal terhadap setiap\norganisasi politik dan lain sebagainya. Karena inilah beliau selalu menjalin\npersahabatan dengan pejabat di pemerintahan, bahkan murid-muridnya juga banyak\nyang menjadi pejabat pemerintah.<\/p>\n\n\n\n

Akhir Hayatnya<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Setelah mencapai usia lebih kurang 59 tahun, Abu Aziz\nSamalanga meninggal dunia. Tepatnya pada tanggal 15 April 1989 M, bertepatan\ndengan Jumadil Akhir 1409 H, dan dimakamkan di tanah kelahirannya Samalanga\nKabupaten Aceh Utara (Saat ini Kabupaten Bireun).<\/p>\n\n\n\n

Semoga Allah SWT menerima segala amalannya, mengampuni\nsegala dosanya, dan menempatkan beliau disisi-Nya bersama para Nabi \u2018alaihimusshalatu\nwassalam<\/em>. Wallahua\u2019lambisshawab!<\/em><\/p>\n\n\n\n

[Referensi: Disarikan dari \u201cBiografi Ulama Aceh Abad\nXX\u201d, Jilid II Cet. ke-II, ditulis oleh Drs. Shabri A. dkk]<\/em><\/strong><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Abu Aziz Samalanga bernama lengkap Teungku\/Tgk Abdul Aziz bin Tgk Muhammad Shaleh bin Tgk Abdullah. Ibunda beliau bernama Tgk Hj. Halimah binti Makam bin Keuchik Lamblang Jeunib. Samalanga di Ujung nama beliau adalah dinisbahkan kepada kecamatan tempat kelahirannya. Tgk. H Abdul Aziz atau kerap disapa Abu Aziz atau Abon Aziz Samalanga ini lahir […]<\/p>\n","protected":false},"author":43,"featured_media":20548,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[12,16],"tags":[6538,6594],"yoast_head":"\n