Pecihitam.org<\/strong> – Siapa yang tidak kenal dengan Sayyidah Khodijah, sosok wanita mulia sekaligus istri Rasul SAW. Beliau adalah Ummul Mu’minin bagi seluruh umat islam di dunia ini. Sifat dan semangatnya dalam mendukung dakwah Rasul SAW patutlah dicontoh oleh semua isteri di muka bumi. Sebab\u00a0 tatkala sang suami berdakwah, ia selalu memberi dukungan penuh dan tidak berhenti mendoakannya.<\/p>\n Maka tak heran jika kedudukan Sayyidah Khodijah dalam agama sangatlah mulia. Cintanya sudah ditabiatkan hanya untuk Allah, dan semua amalan kebaikannya hanya karena Allah.<\/p>\n Beliau memberikan bantuan dan pertolongan pada semua yang ia kenal, mengetahui kebutuhan dan kesulitan mereka entah di zaman jahiliyah maupun setelah datangnya Islam.<\/p>\n Kejahatan tidak masuk ke dalam dirinya, bahkan ia tidak berpikir untuk berbuat jahat, akan tetapi ia hidup untuk kebaikan dan demi kebaikan. Beliau adalah malaikat berwujud manusia, mempunyai keinginan dan himmah<\/em> yang tinggi, tidak sombong dan tidak congkak. Maka hal itulah yang membuatnya dihormati oleh orang lain.<\/p>\n Ketika beliau mengenal seorang Muhammad, yang terdapat pada diri beliau adalah alamat dan tanda bahwa ia adalah jalan menuju Allah. Maka ia benar-benar berpegang teguh dengan Muhammad SAW suaminya. Melayaninya dengan bermacam-macam bentuk, dan menyediakan bagian apa yang dibutuhkannya.<\/p>\n Sayyidah Khodijah tidak meninggalkan satu bentuk perhatian pun untuk beliau kecuali ia laksanakan dengan ikhlas dan dan sesempurna mungkin. Sayyidah Khodijah merasa tidak ada keraguan sedikitpun padanya, bahwa Muhammad SAW bukanlah manusia biasa.<\/p>\n Suaminya adalah manusia yang telah diciptakan Allah untuk urusan yang besar. Oleh karena itu penciptaan dan tabiat yang ada pada dirinya pasti untuk sesuatu yang agung juga. Inilah yang menjadi keyakinan Khadijah terhadap Muhammad SAW.<\/p>\n Setiap kali Khadijah duduk dan berbincang-bincang bersama beliau, ia merasakan tubuhnya ibarat meluncur ke alam yang jernih penuh dengan hawa kehidupan yang teduh. Dan ia terbang bersama Muhammad dengan sayap-sayapnya, ia merasakan hidup dan kebahagiaan yang tiada bandingannya.<\/p>\n Ketika Khadijah dikabarkan dengan sebuah peristiwa besar yaitu isra mi’raj, tanpa berpikir panjang, beliau langsung membenarkan atas apa yang dikatakan sang suami padanya.<\/p>\n Beliau juga tidak mengaitkan perkataan Muhammad SAW dengan hal-hal yang berupa pembicaraan tentang jin, dan setan, atau pun tentang penyakit kejiwaan.<\/p>\n Khadijah sangat tegas menjawab, mengutarakan, dan menarik kesimpulan bahwa ia bersaksi Muhammad adalah Rasul yang diutus Allah untuk seluruh umat di dunia ini. Hal tersebut membuktikan bahwa Sayyidah Khadijah telah hidup di tengah-tengah cobaan yang dialami oleh Rasul.<\/p>\n Saat banyak orang yang mencaci dan menghujatnya, sosok Khadijah sangat setia mendampinginya. Justru dari kejadian-kejadian yang dialami Rasul, membuatnya merasa yakin atas Kenabian Muhammad SAW dan memutuskan untuk tetap berdiri bersama sang\u00a0 penyampai dakwah. dan tidak akan meninggalkannya walau hanya sesaat.<\/p>\n Khadijah tidak pernah mencoba ikut campur dalam hal yang memang bukan kepentingannya, dan yang tidak diketahuinya. Ataupun mengaku-ngaku jika ia mempunyai pengetahuan yang lebih, dengan tujuan hawa nafsu atau pun memenuhi keinginan pribadinya. Jika ia dimintai pendapat, maka jawabannya adalah jawaban yang penuh hikmah dan kebijaksanaan.<\/p>\n Sungguh, Sayyidah Khodijah saudagar kaya, yang memiliki banyak harta kekayaan. Dan kebanyakan orang yang memiliki banyak harta mempunyai sifat manja dan perasaan bosan dari keadaan yang tidak tentu.<\/p>\n Namun tidak, bagi Sayyidah Khodijah, beliau tahu bahwa perjalanan suaminya dalam berdakwah, jika bersamaan dengan pekerjaan dalam perdagangan, maka akan menyebabkan kerugian yang besar baginya. Akan tetapi tidak pernah sekalipun ia menegur suaminya agar menjauh dari pekerjaannya dengan tujuan menjaga kedudukan hartanya.<\/p>\n