Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":20689,"date":"2019-11-16T21:52:45","date_gmt":"2019-11-16T14:52:45","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=20689"},"modified":"2019-11-16T21:52:45","modified_gmt":"2019-11-16T14:52:45","slug":"hukum-anal-seks-dalam-berbagai-pandangan-ulama-madzhab","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/hukum-anal-seks-dalam-berbagai-pandangan-ulama-madzhab\/","title":{"rendered":"Hukum Anal Seks Dalam Berbagai Pandangan Ulama Madzhab"},"content":{"rendered":"
PeciHitam.org –\u00a0<\/strong>Bagi orang awam, banyak sekali pertanyaan tentang seks dalam Islam yang kurang bisa ditanyakan kepada banyak orang, karena mengandung pertanyaan yang sangat sensitif, seperti bagaimana hukum anal seks dalam Islam? Apakah diperbolehkan atau tidak? Kita akan membahasnya dalam artikel ini.<\/p>\n
Anal seks atau hubungan seks melalui dubur, menyimpang dari fitrah manusia dan dari kesehatan sangat berbahaya. Dubur adalah tempat sisa-sisa kotoran dibuang. Pada feses tersebut banyak sekali bakteri-bakteri yang dapat menimbulkan berbagai penyakit infeksi. Bakteri itu bisa masuk ke tubuh suami lewat jalan penis. Sementara istri akan terasa sakit sekali karena tidak ada cairan yang keluar membasahi anus sebagaimana dalam vagina.<\/p>\n
(Lakukanlah kepada mereka seperti cara yang diperintahkan Allah).<\/p>\n
Kalimat perintah di sini menunjukkan pada kewajiban cara yang diperintahkan Allah, bukan menunjukkan pada kewajiban menggauli istri. Padahal, kewajiban pada cara menikmati istri itu adalah dengan cara yang dianjurkan Allah dengan menikmati faraj, bukan lainnya.<\/p>\n
Tentu, yang ditentukan Allah untuk bercocok tanam bukan dubur, tetapi faraj atau qubul. Sehingga melakukan hubungan senggama dengan memanfaatkan dubur adalah bertentangan dengan hukum Islam dan haram hukumnya. Istri adalah ladang untuk bercocok tanam, bila hubungan seks dilakukan melalui anus tidak mungkin terjadi pembuahan atau menghasilkan keturunan.<\/p>\n
Menggauli istri melalui dubur itu dapat membahayakan kesehatan jasmani, menghancurkan dasar-dasar keutamaan dan akhlak serta menyebabkan penyimpangan dan kelainan seks. Dengan dasar hadis tersebut, sebahagian ulama mengharamkan hubungan seks melalui dubur.<\/p>\n