Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":22695,"date":"2019-11-30T06:30:00","date_gmt":"2019-11-29T23:30:00","guid":{"rendered":"https:\/\/www.pecihitam.org\/?p=22695"},"modified":"2019-11-29T19:18:14","modified_gmt":"2019-11-29T12:18:14","slug":"wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/","title":{"rendered":"Wacana Tentang Kemakhlukan al-Quran, Ada Apa di Baliknya?"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org <\/strong>– Kaum Mu\u2019tazilah adalah pihak pertama yang melontarkan wacana tentang kemakhlukan al-Quran. Ada apa di balik pernyataan golongan itu?<\/em><\/p>\n\n\n\n

Setiap muslim tentu merasakan hubungan emosional dengan al-Quran<\/strong><\/a>. Karena hubungan itu mereka melantunkannya, mendengarkan bacaannya dengan khidmat,\u00a0 mencoba memahaminya, berargumen dengannya dan bahkan berdebat tentangnya. <\/p>\n\n\n\n

Sepanjang sejarah perdebatan terhebat\nmengenai al-Quran terjadi di lingkungan teologi Islam.\nPerdebatan itu berkisar pada persoalan kedudukannya secara teologis. Tak ada\nyang menyangsikan bahwa al-Quran adalah kal<\/em>a<\/em>m All<\/em>a<\/em>h<\/em> (perkataan Allah).<\/p>\n\n\n\n

Tapi apakah kalam<\/em>\nitu qadim<\/em> (tak berawal) atau had<\/em>i<\/em>ts<\/em> (berawal\/ baharu\/ dari tiada kepada ada)? Apakah al-Quran itu makhl<\/em>u<\/em>q<\/em> (diciptakan) atau gha<\/em>i<\/em>ru makhl<\/em>u<\/em>q<\/em> (tidak diciptakan)?<\/p>\n\n\n\n

Kaum Mu\u2019tazilah<\/a><\/strong> adalah pihak pertama yang melontarkan wacana tentang kemakhlukan al-Quran dan memicu perdebatan. Ahmad Amin dalam Dhuha Islam <\/em>(Jilid 3, 1936) menjelaskan kelompok rasionalis itu berpendapat bahwa al-Quran atau kalam Allah itu makhluq<\/em>, sebab jika ia qadim<\/em> maka ada yang qadim<\/em> selain Allah, sehingga kepercayaan terhadap ke-qadim<\/em>-an al-Quran membawa kepada syirik.<\/p>\n\n\n\n

Kaum ini berargumen\nbahwa Allah disebut mutakallim<\/em>, berarti yang berkata, yang berbicara. Yang berkata berarti melakukan perbuatan berkata. Melakukan perbuatan\nberkata berarti mewujudkan atau menciptakan perkataan (kalam<\/em>). Ini\nberarti kalam<\/em> itu diciptakan, sehingga al-Quran\nitu diciptakan (makhl<\/em>u<\/em>q<\/em>).<\/p>\n\n\n\n

Argumen Mu\u2019tazilah\nini berhubungan dengan pendapat mereka sendiri tentang ketidakmungkinannya Allah memiliki sifat-sifat. Keterangan\nlebih lanjut\nmengenai sifat-sifat Allah akan sangat panjang dan bukan kapasitas tulisan ini.<\/p>\n\n\n\n

Klaim kaum Mu\u2019tazilah ini dibantah oleh kaum Asy\u2019ariyyah<\/a><\/strong> yang mengatakan bahwa kalam<\/em> Allah itu qadim<\/em> atau tidak diciptakan. Pendapat mereka berlandaskan pada pengakuan akan adanya sifat-sifat bagi Allah.<\/p>\n\n\n\n

Kaum Asy\u2019ariyyah melalui pendirinya Abu Hasan al-Asy\u2019ari <\/strong><\/a>dalam al-Ibanah fi Ushul al-Diyanah<\/em> (tt: 9-10) berargumen menggunakan ayat al-Quran: \u201cDi antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan perintah-Nya<\/em>\u201d (QS. ar-Rum: 25). Pada ayat ini Allah menyatakan bahwa langit dan bumi berdiri dengan perintah-Nya. Perintah itu ialah kalam<\/em>-Nya.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian untuk menjelaskan bahwa perintah Allah itu tidak diciptakan, ia mengemukakan lagi argumen berupa ayat al-Quran: \u201cIngatlah, bagi-Nya penciptaan dan perintah<\/em>\u201d (QS. al-A\u2019raf: 54). <\/p>\n\n\n\n

Pada ayat ini Tuhan memisahkan antara penciptaan dan perintah. Perintah dengan demikian terpisah dari penciptaan atau tidak termasuk penciptaan. Ini menunjukkan perintah Allah itu tidak diciptakan dan perintah Allah adalah kalam<\/em>-Nya.<\/p>\n\n\n\n

Persoalan apakah al-Quran\nqadim<\/em> atau makhl<\/em>u<\/em>q<\/em> sepertinya berakibat pada ruang\nlingkup penafsirannya. Jika al-Quran qadim<\/em>\nmaka penafsirannya akan sedikit tertutup, sehingga penafsiran yang progresif\ncenderung dipandang negatif, sebab al-Quran adalah kalam<\/em> Allah yang\nmerupakan bagian dari sifat-sifat Allah, sehingga tingkat\nkesakralannya sangat tinggi.<\/p>\n\n\n\n

Sebaliknya, jika al-Quran makhluq<\/em> maka penafsiran akan\ncenderung lebih terbuka. tafsiran-tafsiran al-Quran bisa progresif dan sedikit\nbebas, sebab sebagai makhluk al-Quran terikat pada ruang dan waktu dimana ia\nditurunkan. Dalam hal ini, penggunaan akal atau rasio sangatlah diperlukan.<\/p>\n\n\n\n

Asumsi tersebut kiranya dapat dimaklumi mengingat Asy\u2019ariyah\nadalah golongan tradisional yang mendasarkan pemahaman kitab suci dengan\ntradisi atau sunnah<\/em> Nabi, sehingga di kemudian hari golongan ini dikenal\nsebagai Ahlus Sunnah, sekalipun nama itu tidaklah benar-benar baru.<\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, Mu\u2019tazilah adalah golongan yang menjunjung tinggi\npenggunaan akal dalam pemahaman al-Quran. Oleh karena akal menjadi instrumen\nutama maka penafsiran yang terbuka dan bebas sangatlah mungkin bagi mereka.<\/p>\n\n\n\n

Pada akhirnya wacana tentang kemakhlukan al-Quran merupakan bagian dari perdebatan dan persaingan panjang yang bahkan masih terjadi hingga hari ini mengenai sumber pengetahuan mana yang memiliki otoritas dalam pemahaman agama, akal ataukah wahyu.<\/p>\n\n\n\n

Meski begitu, perdebatan antara Mu\u2019tazilah dan Asy\u2019ariyah itu harus dipandang sebagai \u201cwacana\u201d, yaitu kumpulan pernyataan yang dilingkupi dan dipengaruhi oleh apa yang disebut dengan \u201crelasi kuasa\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Suatu pernyataan, pendapat atau ungkapan tidaklah berdiri sendiri, melainkan dibangun, baik secara sadar maupun tidak, dalam ruang lingkup kekuasaan yang meliputi nalar si penuturnya.<\/p>\n\n\n\n

Inilah dasar teoritis yang diilhami dari para filosof posmodernis Perancis dan melandasi pemikir muslim kontemporer, Muhammad Abid al-Jabiri (1935-2010), untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi di balik wacana tentang kemakhlukan al-Quran.<\/p>\n\n\n\n

Sebagaimana dikutip oleh Mujiburrahman dalam Mengindonesiakan Islam: Representasi dan Ideologi<\/em> (2008), al-Jabiri dalam al-Mutasqqafun fi al-Hadharat al-\u2018Arabiyyah: Minhat Ibn Hanbal wa Nukbat Ibn Rusyd<\/em> mendedah bahwa awal mula hadirnya wacana tentang kemakhlukan al-Quran adalah konflik politik yang terjadi antara anak-anak Khalifah Harun al-Rasyid.<\/p>\n\n\n\n

Menjelang kematiannya sang Khalifah Bani \u2018Abbas itu membuat surat\nperjanjian bahwa tahtanya akan diwarisi ketiga putranya secara berurutan, yakni\nal-Amin, al-Ma\u2019mun dan al-Mu\u2019tamin. Ketika menggantikan ayahnya sebagai\nKhalifah, al-Amin melanggar perjanjian itu dengan mengangkat putranya sendiri,\nMusa al-Amin, sebagai putra mahkota.<\/p>\n\n\n\n

Al-Ma\u2019mun yang kesempatannya memimpin kekaisaran pupus tentu saja\ntidak terima melakukan perlawanan sehingga pecahlah perang antara kubu\nkeduanya. Dalam peperangan itu al-Ma\u2019mun tampil sebagai pemenang dan al-Amin\ntewas dibunuh.<\/p>\n\n\n\n

Kepemimpinan al-Ma\u2019mun yang berhasil merebut kekuasaan tidak\nberjalan mulus. Ia dinilai gagal dalam memerintah karena membiarkan kota\nBaghdad berada dalam kekacauan sampai-sampai tidak ada hukum dan pemerintahan\nyang berlaku selama enam tahun.<\/p>\n\n\n\n

Dalam suasana yang kacau tampillah dua ulama besar yang dihormati\nmasyarakat kala itu, Ahmad al-Khuza\u2019i dan Ahmad ibn Hanbal. Kedua ulama Ahlus\nSunnah itu berhasil memulihkan ketertiban tapi juga menjadi sumber inspirasi\nmasyarakat untuk memberontak terhadap pemerintahan.<\/p>\n\n\n\n

Al-Ma\u2019mun yang mencium gelagat pemberontakan terhadap kekuasaanya\nberupaya melawan balik dengan memunculkan wacana tentang kemakhlukan al-Quran. Menariknya,\npernyataan bahwa al-Quran adalah makhluk bukanlah bagian dari lima prinsip\nutama ajaran Mu\u2019tazilah, yaitu (1) tauhid, (2) keadilan Tuhan, (3) nasib pelaku\ndosa besar, (4) janji surga dan neraka dan (5) menyuruh yang ma\u2019ruf<\/em> dan\nmencegah yang munkar<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

Lalu mengapa al-Ma\u2019mun yang menganut teologi Mu\u2019tazilah dan\nmenjadikannya sebagai ideologi negara malah memilih tema tersebut dan\nmenjadikannya dasar untuk menghabisi para ulama Ahlus Sunnah?<\/p>\n\n\n\n

Menurut al-Jabiri, tema itu dipilih karena kecerdikan al-Ma\u2019mun\ndalam memanfaatkan agama untuk kepentingan politik. Jika yang diangkat adalah\ntema-tema dari lima ajaran pokok tadi, maka semua itu mudah dipatahkan oleh\nlawan-lawannya dan bisa menjadi senjata makan tuan baginya.<\/p>\n\n\n\n

Namun jika mengangkat tema kemakhlukan al-Quran para ulama Ahlus Sunnah pasti akan menyanggahnya dengan menyatakan bahwa al-Quran itu qadim<\/em>. Dengan itu, mudahlah bagi al-Ma\u2019mun untuk mengklaim para ulama itu musyrik karena menetapkan ada dua yang qadim<\/em>, yaitu Allah dan al-Quran.<\/p>\n\n\n\n

Klaim musyrik tersebut memberi dasar bagi kekhalifahan al-Ma’mun untuk menghabisi para ulama menentangnya. Tragedi mihnah<\/em><\/a><\/strong> <\/em>kemudian tak terhindarkan. Tragedi itu kemudian disertai dengan kebangkitan kelompok Ahlus Sunnah yang dianut oleh mayoritas (jama’ah<\/em>) muslim.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Kaum Mu\u2019tazilah adalah pihak pertama yang melontarkan wacana tentang kemakhlukan al-Quran. Ada apa di balik pernyataan golongan itu? Setiap muslim tentu merasakan hubungan emosional dengan al-Quran. Karena hubungan itu mereka melantunkannya, mendengarkan bacaannya dengan khidmat,\u00a0 mencoba memahaminya, berargumen dengannya dan bahkan berdebat tentangnya. Sepanjang sejarah perdebatan terhebat mengenai al-Quran terjadi di lingkungan teologi […]<\/p>\n","protected":false},"author":37,"featured_media":22865,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[8],"tags":[7166],"yoast_head":"\nWacana Tentang Kemakhlukan al-Quran, Ada Apa di Baliknya? - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Kaum Mu\u2019tazilah adalah pihak pertama yang melontarkan wacana tentang kemakhlukan al-Quran. Ada apa di balik pernyataan golongan itu? Ini penjelasannya\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Wacana Tentang Kemakhlukan al-Quran, Ada Apa di Baliknya? - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Kaum Mu\u2019tazilah adalah pihak pertama yang melontarkan wacana tentang kemakhlukan al-Quran. Ada apa di balik pernyataan golongan itu? Ini penjelasannya\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-11-29T23:30:00+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-11-29T12:18:14+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Wacana-Tentang-Kemakhlukan-al-Quran-Ada-Apa-di-Baliknya-scaled.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Yunizar Ramadhani\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Yunizar Ramadhani\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"5 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/\"},\"author\":{\"name\":\"Yunizar Ramadhani\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/af8eb669caa5729e8b67148b992c2c77\"},\"headline\":\"Wacana Tentang Kemakhlukan al-Quran, Ada Apa di Baliknya?\",\"datePublished\":\"2019-11-29T23:30:00+00:00\",\"dateModified\":\"2019-11-29T12:18:14+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/\"},\"wordCount\":1021,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Wacana-Tentang-Kemakhlukan-al-Quran-Ada-Apa-di-Baliknya-scaled.jpg\",\"keywords\":[\"kemakhlukan al-quran\"],\"articleSection\":[\"Opini\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/\",\"name\":\"Wacana Tentang Kemakhlukan al-Quran, Ada Apa di Baliknya? - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Wacana-Tentang-Kemakhlukan-al-Quran-Ada-Apa-di-Baliknya-scaled.jpg\",\"datePublished\":\"2019-11-29T23:30:00+00:00\",\"dateModified\":\"2019-11-29T12:18:14+00:00\",\"description\":\"Kaum Mu\u2019tazilah adalah pihak pertama yang melontarkan wacana tentang kemakhlukan al-Quran. Ada apa di balik pernyataan golongan itu? Ini penjelasannya\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Wacana-Tentang-Kemakhlukan-al-Quran-Ada-Apa-di-Baliknya-scaled.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Wacana-Tentang-Kemakhlukan-al-Quran-Ada-Apa-di-Baliknya-scaled.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Wacana Tentang Kemakhlukan al-Quran, Ada Apa di Baliknya\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Wacana Tentang Kemakhlukan al-Quran, Ada Apa di Baliknya?\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/af8eb669caa5729e8b67148b992c2c77\",\"name\":\"Yunizar Ramadhani\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/b8bcaf716ea5eb899f4f1194a543d6d9?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/b8bcaf716ea5eb899f4f1194a543d6d9?s=96&r=g\",\"caption\":\"Yunizar Ramadhani\"},\"description\":\"Guru Pondok Pesantren Darul Hijrah Putri Martapura Kalimantan Selatan | Alumni Jurusan Aqidah-Filsafat dan Program Pasca Sarjana IAIN Antasari Banjarmasin\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/yunirama\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Wacana Tentang Kemakhlukan al-Quran, Ada Apa di Baliknya? - Pecihitam.org","description":"Kaum Mu\u2019tazilah adalah pihak pertama yang melontarkan wacana tentang kemakhlukan al-Quran. Ada apa di balik pernyataan golongan itu? Ini penjelasannya","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Wacana Tentang Kemakhlukan al-Quran, Ada Apa di Baliknya? - Pecihitam.org","og_description":"Kaum Mu\u2019tazilah adalah pihak pertama yang melontarkan wacana tentang kemakhlukan al-Quran. Ada apa di balik pernyataan golongan itu? Ini penjelasannya","og_url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-11-29T23:30:00+00:00","article_modified_time":"2019-11-29T12:18:14+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Wacana-Tentang-Kemakhlukan-al-Quran-Ada-Apa-di-Baliknya-scaled.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Yunizar Ramadhani","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Yunizar Ramadhani","Est. reading time":"5 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/"},"author":{"name":"Yunizar Ramadhani","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/af8eb669caa5729e8b67148b992c2c77"},"headline":"Wacana Tentang Kemakhlukan al-Quran, Ada Apa di Baliknya?","datePublished":"2019-11-29T23:30:00+00:00","dateModified":"2019-11-29T12:18:14+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/"},"wordCount":1021,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Wacana-Tentang-Kemakhlukan-al-Quran-Ada-Apa-di-Baliknya-scaled.jpg","keywords":["kemakhlukan al-quran"],"articleSection":["Opini"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/","name":"Wacana Tentang Kemakhlukan al-Quran, Ada Apa di Baliknya? - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Wacana-Tentang-Kemakhlukan-al-Quran-Ada-Apa-di-Baliknya-scaled.jpg","datePublished":"2019-11-29T23:30:00+00:00","dateModified":"2019-11-29T12:18:14+00:00","description":"Kaum Mu\u2019tazilah adalah pihak pertama yang melontarkan wacana tentang kemakhlukan al-Quran. Ada apa di balik pernyataan golongan itu? Ini penjelasannya","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Wacana-Tentang-Kemakhlukan-al-Quran-Ada-Apa-di-Baliknya-scaled.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/11\/Wacana-Tentang-Kemakhlukan-al-Quran-Ada-Apa-di-Baliknya-scaled.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Wacana Tentang Kemakhlukan al-Quran, Ada Apa di Baliknya"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wacana-tentang-kemakhlukan-al-quran-ada-apa-di-baliknya\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Wacana Tentang Kemakhlukan al-Quran, Ada Apa di Baliknya?"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/af8eb669caa5729e8b67148b992c2c77","name":"Yunizar Ramadhani","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/b8bcaf716ea5eb899f4f1194a543d6d9?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/b8bcaf716ea5eb899f4f1194a543d6d9?s=96&r=g","caption":"Yunizar Ramadhani"},"description":"Guru Pondok Pesantren Darul Hijrah Putri Martapura Kalimantan Selatan | Alumni Jurusan Aqidah-Filsafat dan Program Pasca Sarjana IAIN Antasari Banjarmasin","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/yunirama\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/22695"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/37"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=22695"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/22695\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/22865"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=22695"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=22695"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=22695"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}