Pecihitam.Org – <\/strong>Persoalan mengenai Islam moderat sekarang ini menimbulkan banyak problem, semuanya merasa di tengah. Yang dari golongan Islam kanan merasa moderat, begitu juga dari golongan Islam kiri merasa moderat. Sesungguhnya yang moderat itu siapa dan bagaimana? Apakah ada ciri-ciri Islam Moderat?.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Gus Mus, Islam Moderat\nitu ibaratkan seseorang yang sedang mengukur sebuah sungai dengan menggunakan\nukuran tubuh. Kalau tubuh kita jangkung (tinggi) maka kita akan mengatakan\nbahwa sungai ini dangkal. Kalua tubuh kita pendek maka kita akan mengatakan\nsungai ini dalam sekali. Maka kata beliau jangan mengukur sungai dengan tubuh,\nakan tetapi dengan ukuran. Karena dengan ukuran sekian centi meter, maka tidak\nada lagi pertentangan mengenai dalamnya sungai.<\/p>\n\n\n\n

Maksud dari perkataan beliau\nadalah, kita sekarang itu mengkur sesuatu dengan diri sendiri, tidak pakai\nukuran. Katanya al-Qur\u2019an yang dijadikan ukuran, tapi tidak mau berpegangan\ndengan al-Qur\u2019an. Kalua melihat al-Qur\u2019an dan Rasulullah SAW, moderat itu lah\nIslam, jadi bukan Islam moderat, Islam itu memang moderat, jadi gak ada\nistilahnya Islam Moderat, Islam kanan, Islam kiri dan sebagainya.<\/p>\n\n\n\n

Kita lihat semua yang\nekstrim-ekstrim dan berlebihan itu dilarang di dalam al-Qur\u2019an. Seperti makan\njangan berlebihan, jangan membunuh, dan lain sebagainya. Rasulullah SAW\nmengatakan \u201cKhoirul umuri aushatuha\u201d <\/em>segala sesuatu yang baik itu di\ntengah-tengah. Kalua kita di tengah-tengah, kita hidup itu akan lebih enak.\nKarena pada dasarnya semua manusia mempunyai yang Namanya athifah <\/em>(perasaan).\nKalua kita senang berlebihan tidak baik, begitu juga kalua kita benci\nberlebihan juga tidak baik. Yang baik itu di tengah-tengah, wasath, moderat,\nadil. <\/p>\n\n\n\n

Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, model Islam wasath, moderat, adil, dan tengahan itu yang seperti apa? Apa tanda-tanda atau ciri-ciri Islam Moderat?.\u00a0 Mengacu dalam buku Moderasi Islam, setidaknya ada enam ciri-ciri bersikap moderat dalam berislam.<\/p>\n\n\n\n

Pertama,\nmemahami realitas. Dikemukakan bahwa Islam itu relevan untuk setiap zaman dan\nwaktu (shalih li kulli zaman wa makan). Disebutkan juga bahwa ajaran Islam itu\nada yang tetap dan tidak bisa dirubah \u2013seperti shalat lima waktu, dan ada juga\nyang bisa dirubah karena waktu dan tempat \u2013seperti zakat fitrah dengan beras,\ngandum, atau sagu tergantung yang menjadi makanan pokok pada masyarakat\nitu. <\/p>\n\n\n\n

Umat Islam yang bersikap moderat (wasath) adalah mereka yang mampu membaca dan memahami realitas yang ada. Tidak gegabah atau ceroboh. Mempertimbangkan segala sesuatu, termasuk kebaikan dan keburukannya.\u00a0 Terkait hal ini kita bisa belajar banyak dari Nabi Muhammad saw.\u00a0 Beliau adalah orang pandai dalam membaca realitas. Salah satu contohnya adalah Nabi Muhammad saw. tidak menghancurkan patung-patung yang ada di sekitar Ka\u2019bah selama beliau berdakwah di sana. Beliau sadar tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya pada waktu itu.\u00a0 Namun pada saat Fathu Makkah<\/a>, semua patung dan kemusyrikan di kota Makkah dihancurkan semua. <\/p>\n\n\n\n

Kedua, memahami\nfiqih prioritas. Umat Islam yang bersikap moderat sudah semestinya mampu\nmemahami mana-mana saja ajaran Islam yang wajib, sunnah, mubah, makruh, dan\nharam. Mana yang fardlu \u2018ain (kewajiban individual) dan mana yang fardlu\nkifayah (kewajiban komunal). Di samping memahami mana yang dasar atau pokok\n(ushul) dan mana yang cabang (furu). <\/p>\n\n\n\n

Ketiga,\nmemberikan kemudahan kepada orang lain dalam beragama. Ada istilah bahwa agama\nitu mudah, tapi jangan dipermudah. Keempat, memahami teks keagamaan secara\nkomprehensif. Perlu dipahami bahwa satu teks dengan yang lainnya itu saling\nterkait, terutama teks-teks tentang jihad misalnya. Ini yang biasanya dipahami\nseparuh-separuh, tidak utuh, sehingga jihad hanya diartikan perang saja.\nPadahal makna jihad sangat beragam sesuai dengan konteksnya.   <\/p>\n\n\n\n

Kelima, bersikap\ntoleran. Umat Islam yang bersikap moderat adalah mereka yang bersikap toleran,\nmenghargai pendapat lain yang berbeda \u2013selama pendapat tersebut tidak sampai\npada jalur penyimpangan. Karena sesungguhnya perbedaan itu adalah sesuatu yang\nniscaya. Intinya sikap toleran adalah sikap yang terbuka dan tidak menafikan\nyang lainnya. <\/p>\n\n\n\n

Keenam, memahami\nsunnatullah dalam penciptaan. Allah menciptakan segala sesuatu melalui proses,\nmeski dalam Al-Qur\u2019an disebutkan kalau Allah mau maka tinggal \u201ckun fayakun.\u201d\nNamun dalam beberapa hal seperti penciptaan langit dan bumi \u2013yang diciptakan\ndalam waktu enam masa. Pun dalam penciptaan manusia, hewan, dan tumbuhan. Semua\nada tahapannya.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.Org – Persoalan mengenai Islam moderat sekarang ini menimbulkan banyak problem, semuanya merasa di tengah. Yang dari golongan Islam kanan merasa moderat, begitu juga dari golongan Islam kiri merasa moderat. Sesungguhnya yang moderat itu siapa dan bagaimana? Apakah ada ciri-ciri Islam Moderat?. Menurut Gus Mus, Islam Moderat itu ibaratkan seseorang yang sedang mengukur sebuah sungai […]<\/p>\n","protected":false},"author":40,"featured_media":23199,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6],"tags":[7256],"yoast_head":"\n