Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":24668,"date":"2019-12-10T12:01:00","date_gmt":"2019-12-10T05:01:00","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=24668"},"modified":"2019-12-10T11:48:12","modified_gmt":"2019-12-10T04:48:12","slug":"4-sikap-menyambut-tahun-baru-masehi-menurut-kh-said-agil","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/4-sikap-menyambut-tahun-baru-masehi-menurut-kh-said-agil\/","title":{"rendered":"4 Sikap Menyambut Tahun Baru Masehi Menurut KH. Said Agil"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.Org- <\/strong>KH. Said Aqil Siraj menuturkan bahwa ada empat sikap seorang muslim terhadap datangnya tahun baru masehi. Keempat hal ini lebih utama ketimbang merayakan pergantian tahun dengan hal-hal bersifat mubazir seperti hura-hura, pesta atau lainnya. <\/p>\n\n\n\n
“Pertama<\/strong>, dan paling penting adalah mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada bangsa Indonesia, utamanya umat Islam sepanjang satu tahun ini,<\/em>“<\/p>\n\n\n\n
Kedua<\/strong>, lanjutnya, Muhasabah (introspeksi diri). Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh seorang manusia beramal baik dan melanggar aturan Allah SWT. “Kita wajib untuk mengadili, koreksi terhadap diri kita sendiri, dan selanjutnya nurani kitalah yang akan menghakimi diri kita sendiri <\/em>“. <\/p>\n\n\n\n
Ketiga<\/strong>, Muatabah (membersihkan diri). Said mengatakan selama satu tahun ini berbagai peristiwa telah dialami manusia. Entah pristiwa bahagia, menyedihkan, kehidupan atau kematian. “Sangat penting, agar kita betul-betul mengaku atau menyatakan bahwa kita sebagai mahkluk-Nya yang serba terbatas, lemah dan lainnya<\/em>,”.<\/p>\n\n\n\n
Selanjutnya, yang keempat <\/strong>Murokobah (supervisi). Menurut dia, bangsa Indonesia, utamanya umat Islam ke depan harus optimis jangan berputus asa meski berbagai cobaan atau masalah yang mendera bangsa Indonesia, utamanya umat Islam. Sebab, dari sekian musibah atau cobaan yang menerpa tak sebanding dengan banyaknya barokah yang melimpah kepada bangsa Indonesia dan umat Islam. “Allah SWT bersama kita, jadi janganlah berputus asa dan selalu optimis<\/em>.”<\/p>\n\n\n\n
Di samping kita sendiri menyongsong tahun baru masehi atau lainnya dengan gembira penuh harap, kita juga menyaksikan kebahagiaan orang lain dalam menyambut tahun baru. Di sini kita dituntut untuk ikut serta dalam perasaan gembira bersama orang lain seperti ajaran Rasulullah SAW perihal hak-hak terhadap tetangga sebagai berikut. <\/p>\n\n\n\n
\u201cPenutup, Imam At-Thabarani meriwayatkan dalam Musnad Syamiyyin dan Al-Khara\u2019ithi dalam Makarimul Akhlaq dari Amr bin Syu\u2018aib, dari ayahnya, dari kakeknya, Rasulullah SAW bersabda, \u2018Tahukan kalian apa hak tetangga? Jika ia meminta bantuanmu, bantulah. Bila ia meminjam sesuatu padamu, pinjamkanlah. Saat ia mengalami kebahagiaan, ucapkanlah \u2018selamat\u2019. Jika ia mengalami penderitaan, hiburlah…\u2019 (bacalah terusan hadits ini). Hadits ini diperkuat oleh hadits lain dari Mu\u2019adz bin Jabal yang diriwayatkan Abu Syekh dalam At-Tsawab; dan dari Mu\u2019awiyah bin Haidah yang diriwayatkan At-Thabarani dalam Al-Kabir<\/em>.\u201d<\/p>\n\n\n\n
Lalu bagaimana dengan pengucapan \u201cSelamat tahun baru\u201d, \u201cHappy new year\u201d, atau pengucapan lainnya yang semakna dengan itu? Banyak orang berbeda pendapat perihal ini. <\/p>\n\n\n\n