Pecihitam.org<\/strong> – Hadits berarti setiap informasi yang disandarkan kepada Nabi SAW. Informasi tersebut ada kalanya benar. Tidak sedikit informasi itu bohong. Informasi yang benar disebut hadits shahih. Sementara informasi bohong disebut hadits palsu<\/strong>. <\/p>\n\n\n\n

Masih hangat kabar tentang Ustadz Tengku Zulkarnain dalam salah satu cuitan pada akun twitternya (22\/04) dengan membuat Twit yang mengandung Hadits Palsu.<\/p>\n\n\n\n

Kita tidak tahu apa motif Wasekjen MUI ini membuat Twit seperti itu yang bahkan sampai menggunakan Hadits Maudhu’. Semoga saja tidak termasuk dalam kategori-kategori berikut.<\/p>\n\n\n\n

Mahmud Thahan dalam Taysiru Musthalahil Hadits mendefinisikan hadits palsu (maudhu\u2019) dengan kalimat berikut ini:<\/p>\n\n\n\n

\u0647\u0648 \u0627\u0644\u0643\u0630\u0628 \u0627\u0644\u0645\u062e\u062a\u0644\u0642 \u0627\u0644\u0645\u0635\u0646\u0648\u0639 \u0627\u0644\u0645\u0646\u0633\u0648\u0628 \u0625\u0644\u0649 \u0631\u0633\u0648\u0644 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0635\u0644\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647 \u0639\u0644\u064a\u0647 \u0648\u0633\u0644\u0645<\/p>\n\n\n\n

Artinya, \u201cHadits maudhu\u2019 adalah perkataan bohong dan mengada-ada yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Mayoritas ulama sepakat meriwayatkan hadits maudhu\u2019, apalagi berkata bohong atas nama Nabi Muhammad, adalah dilarang. Rasulullah SAW berkata:<\/p>\n\n\n\n

\u0645\u0646 \u0643\u0630\u0628 \u0639\u0644\u064a \u0645\u062a\u0639\u0645\u062f\u0627 \u0641\u0644\u064a\u062a\u0628\u0648\u0623 \u0645\u0642\u0639\u062f\u0647 \u0645\u0646 \u0627\u0644\u0646\u0627\u0631<\/p>\n\n\n\n

Artinya, \u201cBarangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka kelak posisinya di neraka,\u201d (HR Ibnu Majah).<\/p>\n\n\n\n

Tidak hanya pemalsu hadits yang diancam oleh Rasulullah, orang yang menyebarkan hadits palsu pun juga diancam oleh Rasulullah. Rasulullah bersabda:<\/p>\n\n\n\n

\u0645\u0646 \u062d\u062f\u062b \u0639\u0646\u064a \u0628\u062d\u062f\u064a\u062b \u064a\u0631\u0649 \u0623\u0646\u0647 \u0643\u0627\u0630\u0628 \u0641\u0647\u0648 \u0623\u062d\u062f \u0627\u0644\u0643\u0627\u0630\u0628\u064a\u0646<\/p>\n\n\n\n

Artinya, \u201cSiapa yang menyampaikan informasi tentangku padahal ia mengetahui informasi itu bohong, maka ia termasuk pembohong,\u201d (HR Muslim).<\/p>\n\n\n\n

Berdasarkan hadits itu, para ulama memahami bahwa meriwayatkan hadits maudhu\u2019 tidak boleh, begitu pula menyampaikan dan menyebarkan hadits maudhu\u2019. Dibolehkan menyampaikannya dengan syarat untuk memberi tahu kepada khalayak kalau hadits tersebut bukanlah hadits shahih, tetapi hadits maudhu\u2019.<\/p>\n\n\n\n

Dalam Taysiru Musthalahil Hadits, Mahmud Thahan memerinci ada lima hal yang mendorong orang untuk memalsukan hadits:<\/p>\n\n\n\n

Pertama<\/strong>, untuk mendekatkan diri kepada Allah. <\/p>\n\n\n\n

Maksudnya, pemalsu hadits membuat hadits dan mengatasnamakan Rasulullah agar orang lain termotivasi untuk beribadah. Memang niatnya bagus, tetapi caranya tidak benar.<\/p>\n\n\n\n

Salah satu pemalsu hadits yang melakukan cara ini adalah Maysarah bin Abdu Rabbihi. Ibnu Mahdi, sebagaimana diriwayatkan Ibnu Hibban, pernah bertanya kepada Maysarah:<\/p>\n\n\n\n

\u0645\u0646 \u0623\u064a\u0646 \u062c\u0626\u062a \u0628\u0647\u0630\u0647 \u0627\u0644\u0623\u062d\u0627\u062f\u064a\u062b\u060c \u0645\u0646 \u0642\u0631\u0623 \u0643\u0630\u0627 \u0641\u0644\u0647 \u0643\u0630\u0627\u061f \u0642\u0627\u0644 \u0648\u0636\u0639\u062a\u0647\u0627 \u0623\u0631\u063a\u0628 \u0627\u0644\u0646\u0627\u0633<\/p>\n\n\n\n

Artinya, \u201c\u2019Dari mana kamu mendapatkan hadits ini, orang yang membaca ini mendapatkan ganjaran ini?\u2019 Maysarah menjawab, \u2018Saya memalsukannya supaya orang-orang termotivasi.\u2019\u201d<\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/strong>, untuk merusak Islam dari dalam. <\/p>\n\n\n\n

Sebagian musuh Islam membuat hadits palsu agar umat Islam terpecah belah dan salah memahami agamanya. Di antara orang yang pernah melakukan ini adalah Muhammad bin Sa\u2019id As-Syami.<\/p>\n\n\n\n

Ketiga<\/strong>, untuk mendekati penguasa. <\/p>\n\n\n\n

Sebagian pemalsu hadits membuat hadits palsu yang berkaitan dengan penguasa. Tujuannya untuk memuji dan mendekati penguasa. Misalnya, kisah Ghiyats bin Ibrahim An-Nakha\u2019i yang memalsukan hadits supaya bisa dekat dengan Amirul Mukminin Al-Mahdi.<\/p>\n\n\n\n

Keempat<\/strong>, untuk mencari rejeki. <\/p>\n\n\n\n

Biasanya hal ini dilakoni oleh orang-orang yang berprofesi sebagai pecerita atau pendongeng. Melalui cerita-cerita itu ia mendapatkan uang dari pendengarnya. Untuk menarik pendengar, sebagian mereka memalsukan hadits. Di antara yang melakukan ini adalah Abu Sa\u2019id Al-Mada\u2019ini.<\/p>\n\n\n\n

Kelima<\/strong>, untuk mencari popularitas. <\/p>\n\n\n\n

Supaya orang yang meriwayatkan hadits ini semakin populer dan dikenal banyak orang, mereka membuat hadits yang tidak pernah diriwayatkan oleh orang lain. <\/p>\n\n\n\n

Melalui hadits palsu itu mereka semakin dikenal karena tidak ada yang meriwayatkan selain dia. Di antara yang memalsukan hadits demi popularitas adalah Ibnu Abi Dahiyyah. Wallahu a\u2019lam.<\/p>\n\n\n\n

Sanad: NU Online ditambahkan seperlunya oleh Redaksi Pecihitam.org<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Hadits berarti setiap informasi yang disandarkan kepada Nabi SAW. Informasi tersebut ada kalanya benar. Tidak sedikit informasi itu bohong. Informasi yang benar disebut hadits shahih. Sementara informasi bohong disebut hadits palsu. Masih hangat kabar tentang Ustadz Tengku Zulkarnain dalam salah satu cuitan pada akun twitternya (22\/04) dengan membuat Twit yang mengandung Hadits Palsu. […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":2474,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6],"tags":[1641,1645,1644,1642,1643],"yoast_head":"\n