Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":25229,"date":"2019-12-14T12:57:36","date_gmt":"2019-12-14T05:57:36","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=25229"},"modified":"2019-12-14T12:57:37","modified_gmt":"2019-12-14T05:57:37","slug":"perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/","title":{"rendered":"Perbedaan Syariat dan Fiqih dalam Terminologi Hukum Islam"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Istilah pokok yang sering diasosiasikan dengan hukum Islam<\/a><\/strong> adalah syari\u2019at, sebab pada kenyataannya, banyak yang menerjemahkan syari\u2019at sebagai hukum Islam. Bagaimanapun, penting untuk memaknai istilah syariat dan fiqih dengan tepat agar kita dapat membedakannya.<\/p>\n\n\n\n

Istilah pokok lainnya yang juga sering digunakan untuk menyebut hukum Islam dan sering diterjemahkan sebagai \u2018hukum Islam\u2019 atau kadang-kadang juga sebagai \u2018yurisprudensi Islam\u2019.<\/p>\n\n\n\n

Secara kebahasaan, syari\u2019at berarti \u2018jalan\u2019. Dengan demikian, syari\u2019at dapat dimaknai sebagai sebuah jalan yang disediakan oleh Allah Swt bagi kaum muslim untuk diakui agar mereka mencapai keselamatan.<\/p>\n\n\n\n

Syari\u2019at merupakan pedoman dari Allah Swt yang terkandung dalam waktu yang disampaikan kepada Nabi melalu al-Qur\u2019an dan selanjutnya dijelaskan oleh Nabi melalui ucapan dan perbuatannya (sunnah).<\/p>\n\n\n\n

Dalam\nkonteks hukum Islam, pengertian syari\u2019at merujuk pada keseluruhan petunjuk\nIlahi yang ada di dalam al-Qur\u2019an dan sunnah, yang umumnya diungkapkan dalam\nbentuk perintah dan larangan. <\/p>\n\n\n\n

Perintah\nini bentuknya berbeda-beda, terkadang bentuknya sangat spesifik, seperti aturan\nmengenai makanan atau beberapa hal seputar hukum pidana, terkadang pula berupa\nprinsip-prinsip dan nilai-nilai yang ingin ditanamkan al-Qur\u2019an dan sunnah\nkepada kaum muslimin, seperti misalnya peringatan yang selalu ditekankan dalam\nal-Qur\u2019an agar kita berbuat adil terhadap orang lain dan agar selalu berlaku\njujur.<\/p>\n\n\n\n

Sementara\nitu, istilah fikih sangat terkait dengan istilah syari\u2019at. Pada dasarnya fikih\nterdiri dari \u2018pemahaman\u2019 atau \u2018pengetahuan\u2019 tentang sesuatu. Barangkali penggunaan\nkata fikih awalnya berasal dari kata faqih, yang berarti orang yang \u2018memahami\u2019,\nyang digunakan untuk memanggil seorang ahli unta yang mampu membedakan antara\nunta betina yang sedang berahi dari unta betani yang sedang hamil.<\/p>\n\n\n\n

Istilah fikih juga ada dalam al-Qur\u2019an dalam bentuk kata kerja (fi\u2019il<\/em>) yang secara umum berarti \u2018memahami\u2019. Misalnya, ketika menceritakan respon umat Nabi Syuaib terhadap pesan yang disampaikan, al-Qur\u2019an menyatakan:<\/p>\n\n\n\n

\u201cHai Syu\u2019aib, tidak banyak perkataanmu yang kami pahami<\/em>\u201d (QS. Hud: 91). Dalam menyebut orang-orang yang menolak Allah, al-Qur\u2019an menyatakan \u201cMereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami<\/em>\u201d (QS. Al-A\u2019raf: 179). <\/p>\n\n\n\n

Kata\n\u2018fikih\u2019 beserta derivasinya juga dapat ditemukan dalam literatur hadits. Satu contoh\nyang sering dikutip adalah ketika Nabi Muhammad Saw mendo\u2019akan sahabatnya Ibn\nAbbas dan Nabi bersabda: \u201cSemoga Allah\nSwt menganugerahkan kepadanya pemahaman mendalam (faqqihhu) tentang agama<\/em>\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Penggunaan\nistilah fikih dalam ayat-ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa fikih\nmemiliki arti pemahaman yang lebih luas mengenai sesuatu, bahkan terkadang\nbidang tertentu sekalipun, sebagaimana dalam kasus hadits di atas yakni dalam\nbidang agama, yang berarti memahami seluruh urusan agama dan bukan hanya\nterbatas pada bidang hukum agama saja.<\/p>\n\n\n\n

Dari yang awalnya bermakna luas, istilah fikih menjadi aspek kajian yang lebih sempit; yakni orang yang membaca perintah dan larangan dalam al-Qur\u2019an, mencoba memahami apa yang diinginkan dari mereka, apa yang harus mereka lakukan, baik secara mental maupun fisik, dan juga apa saja yang harus mereka hindari menurut al-Qur\u2019an. Semua ini dilakukan dengan petunjuk dari sunnah Nabi.<\/p>\n\n\n\n

Aktivitas\npenafsiran semacam ini semakin lama menjadi semakin sempurna dan membentuk\npengetahuan yang padu mencakup hukum, teologi, dan aspek-aspek asketisme. Pada periode\nawal Islam, kira-kira tahun 150 Hijriyah, disiplin-disiplin syari\u2019at semacam\nitu masih tercakup menjadi satu di dalam kategori fikih. <\/p>\n\n\n\n

Namun,\ndengan perkembangannya disiplin teologi (kalam) dan asketisme (sufi) pada abad\nke-2 sampai ke-3 H, fikih akhirnya hanya berlaku bagi kajian aspek pengetahuan\nhukum saja. Berikut ada tiga hal yang perlu dicatat:<\/p>\n\n\n\n

Pertama,<\/em>\nistilah fikih, dari yang awal adalah aktivitas mental, yakni aktivitas\npemahaman, menjadi sesuatu yang sifatnya lebih konkrit, sebentuk pengetahuan\nyang dihasilkan melalu pengkajian atas perintah dan larangan Allah Swt yang\nditemukan dalam al-Qur\u2019an dan sunnah. Bentuk pengetahuan ini pada awalnya\nmencakup seluruh disiplin syari\u2019at, tetapi kemudian menjadi sebatas hanya\ndisiplin hukum saja.<\/p>\n\n\n\n

Kedua,<\/em> syariat dan fiqih menjadi terbedakan. Syari\u2019at adalah keseluruhan dari perintah dan larangan yang ada dalam al-Qur\u2019an, sedangkan fikih lebih menunjuk kepada aturan-aturan khusus yang dihasilkan lewat pemahaman dan interpretasi terhadap materi-materi syari\u2019at atau dengan menggunakan sumber-sumber yang lain. Dengan demikian, syariat bagi umat Islam, sumbernya adalah Allah Swt, dan sumber fiqih adalah manusia (pemahaman kognitif).<\/p>\n\n\n\n

Ketiga,<\/em>\ndalam pemakaian umum sekarang ini, syari\u2019at bahkan diartikan sebagai\nperintah-perintah dan larangan-larangan yang tidak hanya ditemukan dalam al-Qur\u2019an\ndan sunnah, tetapi juga yang diinterpretasikan dan diuraikan dalam fikih untuk\nditerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, kedua istilah ini pun\nseringkali saling dipertukarkan.<\/p>\n\n\n\n

Bagi\nkebanyakan umat Islam, fikih meliputi seluruh aspek kehidupan, baik aspek\nkeagamaan maupun keduniawian, baik aspek individual maupun sosial. Fikih memberi\nbentuk konkrit dari prinsip-prinsip, norma-norma, nilai-nilai, dan\nperintah-perintah syari\u2019at di seputar aspek-aspek tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Keseluruhan\nnorma, nilai, dan perintah itu berasal dari al-Qur\u2019an dan selanjutnya\ndicontohkan melalui sunnah Nabi. Para ulama terdahulu, khususnya pada tiga abad\npertama Hijriyah, memperhatikan seluruh aspek tersebut dalam pengembangan\nsistem hukum sehingga bisa mempertimbangkan manifestasi prinsip syari\u2019at secara\nproporsional. <\/p>\n\n\n\n

Konseptualisasi syari\u2019at secara komprehensif ini, yang menghasilkan pengembangan sistem hukum Islam, dijelaskan oleh Sayyed Hussein Nasr dalam bukunya berjudul \u201cIdeals and Realities of Islam<\/em>\u201d sebagai berikut: <\/p>\n\n\n\n

\u201cSyari\u2019at adalah gagasan religius tentang hukum, gagasan bahwa hukum menjadi bagian integral dari agama. Sesungguhnya bagi setiap muslim, agama hakikatnya adalah hukum Ilahiah, yang tidak hanya mencakup prinsip-prinsip moral universal, tetapi juga prinsip tentang bagaimana manusia harus berperilaku dalam hidupnya dan berinteraksi dengan tetangga dan dengan Tuhan; bagaiman seharusnya ia makan, bekerja, dan tidur; bagaimana seharusnya ia melakukan jual-beli di pasar; serta bagaimana seharusnya ia shalat dan melakukan ibadah-ibadah yang lain\u201d <\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Istilah pokok yang sering diasosiasikan dengan hukum Islam adalah syari\u2019at, sebab pada kenyataannya, banyak yang menerjemahkan syari\u2019at sebagai hukum Islam. Bagaimanapun, penting untuk memaknai istilah syariat dan fiqih dengan tepat agar kita dapat membedakannya. Istilah pokok lainnya yang juga sering digunakan untuk menyebut hukum Islam dan sering diterjemahkan sebagai \u2018hukum Islam\u2019 atau kadang-kadang […]<\/p>\n","protected":false},"author":13,"featured_media":25482,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6],"tags":[2779,7637,7799],"yoast_head":"\nPerbedaan Syariat dan Fiqih dalam Terminologi Hukum Islam - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Hukum Islam adalah syariat. Namun bagaimanapun, penting untuk memaknai istilah syariat dan fiqih dengan tepat agar kita dapat membedakannya.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Perbedaan Syariat dan Fiqih dalam Terminologi Hukum Islam - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Hukum Islam adalah syariat. Namun bagaimanapun, penting untuk memaknai istilah syariat dan fiqih dengan tepat agar kita dapat membedakannya.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-12-14T05:57:36+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-12-14T05:57:37+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/syariat-dan-fiqih-scaled.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"592\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Rohmatul Izad\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Rohmatul Izad\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"4 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/\"},\"author\":{\"name\":\"Rohmatul Izad\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a\"},\"headline\":\"Perbedaan Syariat dan Fiqih dalam Terminologi Hukum Islam\",\"datePublished\":\"2019-12-14T05:57:36+00:00\",\"dateModified\":\"2019-12-14T05:57:37+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/\"},\"wordCount\":882,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/syariat-dan-fiqih-scaled.jpg\",\"keywords\":[\"hukum islam\",\"perbedaan syariat dan fiqih\",\"syariat dan fiqih\"],\"articleSection\":[\"Khazanah\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/\",\"name\":\"Perbedaan Syariat dan Fiqih dalam Terminologi Hukum Islam - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/syariat-dan-fiqih-scaled.jpg\",\"datePublished\":\"2019-12-14T05:57:36+00:00\",\"dateModified\":\"2019-12-14T05:57:37+00:00\",\"description\":\"Hukum Islam adalah syariat. Namun bagaimanapun, penting untuk memaknai istilah syariat dan fiqih dengan tepat agar kita dapat membedakannya.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/syariat-dan-fiqih-scaled.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/syariat-dan-fiqih-scaled.jpg\",\"width\":1024,\"height\":592,\"caption\":\"syariat dan fiqih\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Perbedaan Syariat dan Fiqih dalam Terminologi Hukum Islam\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a\",\"name\":\"Rohmatul Izad\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g\",\"caption\":\"Rohmatul Izad\"},\"description\":\"Magister Ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada | Alumni Pesantren Baitul Hikmah Krapyak Yogyakarta\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/rohmizad\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Perbedaan Syariat dan Fiqih dalam Terminologi Hukum Islam - Pecihitam.org","description":"Hukum Islam adalah syariat. Namun bagaimanapun, penting untuk memaknai istilah syariat dan fiqih dengan tepat agar kita dapat membedakannya.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Perbedaan Syariat dan Fiqih dalam Terminologi Hukum Islam - Pecihitam.org","og_description":"Hukum Islam adalah syariat. Namun bagaimanapun, penting untuk memaknai istilah syariat dan fiqih dengan tepat agar kita dapat membedakannya.","og_url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-12-14T05:57:36+00:00","article_modified_time":"2019-12-14T05:57:37+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":592,"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/syariat-dan-fiqih-scaled.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Rohmatul Izad","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Rohmatul Izad","Est. reading time":"4 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/"},"author":{"name":"Rohmatul Izad","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a"},"headline":"Perbedaan Syariat dan Fiqih dalam Terminologi Hukum Islam","datePublished":"2019-12-14T05:57:36+00:00","dateModified":"2019-12-14T05:57:37+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/"},"wordCount":882,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/syariat-dan-fiqih-scaled.jpg","keywords":["hukum islam","perbedaan syariat dan fiqih","syariat dan fiqih"],"articleSection":["Khazanah"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/","name":"Perbedaan Syariat dan Fiqih dalam Terminologi Hukum Islam - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/syariat-dan-fiqih-scaled.jpg","datePublished":"2019-12-14T05:57:36+00:00","dateModified":"2019-12-14T05:57:37+00:00","description":"Hukum Islam adalah syariat. Namun bagaimanapun, penting untuk memaknai istilah syariat dan fiqih dengan tepat agar kita dapat membedakannya.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/syariat-dan-fiqih-scaled.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/syariat-dan-fiqih-scaled.jpg","width":1024,"height":592,"caption":"syariat dan fiqih"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/perbedaan-syariat-dan-fiqih-dalam-terminologi-hukum-islam\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Perbedaan Syariat dan Fiqih dalam Terminologi Hukum Islam"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a","name":"Rohmatul Izad","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g","caption":"Rohmatul Izad"},"description":"Magister Ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada | Alumni Pesantren Baitul Hikmah Krapyak Yogyakarta","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/rohmizad\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/25229"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/13"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=25229"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/25229\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/25482"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=25229"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=25229"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=25229"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}