Kata ini biasa diartikan sebagai sikap seseorang yang membangkitkan, mengungkit atau menyebut nyebut pemberian guna diketahui oleh banyak orang dan mendapatkan pujian atau pun dengan alasan yang lainnya. <\/p>\n\n\n\n

Dan tentu ini tidak berkesesuaian dengan apa yang hendak dicapai (mendapatkan Ridha Allah Swt.,)\u00a0 karena sebagai orang yang memang benar benar tulus pastinya akan menyedekahkan hartanya kepada orang yang membutuhkan tanpa harus memberitahu, atau menyebut-nyebutnya dihadapan orang lain yang memang pada dasarnya mereka tidak perlu tahu perihal tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Saw., \u201cAkan ada Tujuh pihak yang diberi naungan oleh Allah, dimana pada hari itu tidak naungan kecuali naungan-Nya.\u201d<\/em> dari tujuh pihak tersebut, Rasulullah Saw., menyebutkan bahwa siapa saja yang bersedekah secara sembunyi sembunyi, ibarat tangan kiri tak mengetahui apa yang dilakukan tangan kanan maka ia termasuk didalamnya\u201d <\/em>(HR. Muslim)<\/p>\n\n\n\n

Sedangkan dalam sabda lain dikatakan bahwa sikap ini akan\nberujung pada ketidak inginan Allah mengajaknya berbicara dihari kiamat,\nsebagaimana yang ditegaskan oleh Rasulullah Saw., yang diriwayatkan oleh Imam\nMuslim <\/p>\n\n\n\n

\u201cAda tiga golongan yang tidak akan diajak berbicara oleh Allah pada hari kiamat, tidak akan dilihat dan tidak akan Allah sucikan serta Azab yang pedih baginya. <\/em>Rasulullah Saw., mengulang sebanyak tiga kali, lantas Abu Dzar bertanya  \u201cSiapa mereka wahai Rasulullah?\u201d <\/em>beliau menjawab \u201cal Musbil (lelaki yang menjulurkan pakaiannya melebihi mata kaki), al Mannan (orang yang suka menyebut nyebut sedekah pemberian), dan pedagang yang bersumpah dengan sumpah palsu\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n