Pecihitam.org <\/strong>– Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, menjamin tidak ada diskriminasi apalagi kekerasan terhadap etnis Uighur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang, China.<\/p>\n\n\n\n

Hal tersebut ditegaskan Ketua Umum\nPBNU, Kiai Said Aqil Siradj. Maka dari itu, ia menganggap pemberitaan persekusi yang dialami etnis Uighur tidak tepat\nlantaran pemerintah China menjamin hak beribadah suku minoritas tersebut.<\/p>\n\n\n\n

\u201cHal itu terlihat dari\nsemakin banyak pembangunan masjid di China, terutama di Xinjiang,\u201d ujar\nKiai Said, dikutip dari CNN Indonesia, Selasa, 17 Desember 2019.<\/p>\n\n\n\n

 Ia juga mengatakan imam-imam di China\nmendapatkan fasilitas hingga jaminan hidup yang memadai dari pemerintah.<\/p>\n\n\n\n

“Sekarang,\nIslam sudah berkembang dengan baik di China. Pemerintah di sana bahkan memberi\nperhatian kepada umat Muslim di sana dengan memperbaiki masjid-masjid bahkan lahir\nratusan restoran halal,” ujarnya.<\/p>\n\n\n\n

Kiai Said juga mengungkapkan bahwa dirinya pernah berkunjung ke Xinjiang pada 2016 lalu. Ia mengaku tidak\nmerasakan diskriminasi dalam menjalankan aktivitas agama saat itu.<\/p>\n\n\n\n

“Saya\njuga pernah ke Xinjiang, masjidnya bagus-bagus sekali. Saya juga menemui teman\nsaya di Chendu, di sana jemaah salat di masjid sampai membeludak ke luar\nhalaman. Saya juga kenal dengan imam masjidnya,” kata Kiai Said.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan, pihaknya menganggap pemerintah\nIndonesia tidak perlu “ikut-ikutan” sejumlah negara Barat untuk\nmengangkat tudingan persekusi etnis Uighur di forum internasional.<\/p>\n\n\n\n

“Xinjiang\nsudah bagus sekali kok. Tidak perlu,” kata Said ketika ditanya apakah\npemerintah Indonesia perlu berbuat lebih banyak untuk mengangkat isu Uighur di\nforum internasional.<\/p>\n\n\n\n

\u201cWilayah di barat laut China itu sendiri merupakan rumah bagi jutaan\norang Uighur dan minoritas Muslim lainnya. Selama ini, mereka diduga sangat\ndibatasi dan didiskriminasi dalam beribadah,\u201d ujarnya.<\/p>\n\n\n\n

Kendati demikian, ia tak memungkiri bahwa ada tempat-tempat penampungan\netnis Uighur di Xinjiang yang selama ini diduga komunitas internasional\nmerupakan tempat penahanan layaknya kamp konsentrasi.<\/p>\n\n\n\n

Menurut laporan\nlembaga pemantau hak asasi manusia, seperti Amnesty International pada 2018\nlalu, China menahan satu juta etnis Uighur di kam-kamp tersebut secara\nsewenang-wenang.<\/p>\n\n\n\n

Berdasarkan laporan tersebut, di\ntempat itu para tahanan dilaporkan didoktrin supaya\nmengamalkan ideologi komunis dan menanggalkan identitas kesukuan mereka.<\/p>\n\n\n\n

 Tak hanya itu, otoritas China juga disebut\nmengekang hak-hak masyarakat Xinjiang untuk beribadah.<\/p>\n\n\n\n

Hal itu kemudian dibantah oleh Kiai\nSaid. Ia mengatakan bahwa di luar kamp tersebut diperbolehkan untuk beribadah.<\/p>\n\n\n\n

“Di situ\nmungkin tidak boleh (beribadah), tapi di luar (kamp) boleh. Pelan-pelan dong,\ndakwah itu pelan-pelan. Di situ (di kamp) memang mungkin harus betul-betul\nkerja. Kalau di luar, cari masjid mungkin silakan,” terangnya.<\/p>\n\n\n\n

Kiai Said juga mengatakan bahwa orang-orang di dalam kamp penampungan\ndiizinkan keluar setiap hari Sabtu dan Minggu.<\/p>\n\n\n\n

\u201cChina sangat membuka diri terhadap Islam,\u201d ujar Kiai Said.<\/p>\n\n\n\n

 Ia mengatakan, China juga menjadi salah satu negara di Dewan Keamanan Perserikatan\nBangsa-Bangsa (PBB) yang selalu mendukung kemerdekaan Palestina.<\/p>\n\n\n\n

“RRT\n(Republik Rakyat Tiongkok\/China) selalu berpihak ke Palestina di PBB. China\njarang menggunakan hak veto dan China bukan penjajah. Ide penjajah itu berasal\ndari Inggris dan Perancis. China hanya pedagang,” pungkasnya.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, menjamin tidak ada diskriminasi apalagi kekerasan terhadap etnis Uighur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang, China. Hal tersebut ditegaskan Ketua Umum PBNU, Kiai Said Aqil Siradj. Maka dari itu, ia menganggap pemberitaan persekusi yang dialami etnis Uighur tidak tepat lantaran pemerintah China menjamin hak beribadah […]<\/p>\n","protected":false},"author":15,"featured_media":26237,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2,3],"tags":[2267,1460,1766],"yoast_head":"\n