Pecihitam.org<\/strong> – Jika kita mau menelisik bukti sejarah yang dapat menjadi acuan kapan Islam datang di Indonesia, maka kita tak bisa membahasnya tanpa menyebut makam Fatimah binti Maimun. Makam Fatimah binti Maimun tersebut dibangun pada tahun 475 H\/1028 M di Dusun Leran, Desa Pesucian, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gersik, Jawa Timur.<\/p>\n\n\n\n

Bukti arkeologis dari makam Fatimah binti Maimun ini dipercaya sebagai bukti tertua eksistensi Islam di Indonesia. Keberadaan makam tersebut ditengarai berhubungan dengan migrasi Suku Lor dari Persia pada abad ke-10 M ke pulau Jawa.<\/p>\n\n\n\n

Menurut budayawan Nahdlatul Ulama\u2019<\/a><\/strong> yang selama ini concern<\/em> tentang isu sejarah Islam Nusantara, yakni Agus Sunyoto dalam magnum opusnya berjudul Atlas Walisongo: Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo sebagai Fakta Sejarah<\/em> (2017) menjelaskan bahwa pada makan Fatimah binti maimun terdapat prasasti.<\/p>\n\n\n\n

Agus Sunyoto dengan mengutip J. P. Moquette melalui bukunya De\nOutsde Mochammadansche Inscriptie op Java <\/em>menjelaskan bahwa prasasti\ntersebut berisi tulisan-tulisan yang berbahasa arab yang mendeskripsikan identitas\nmakam tersebut. Dari prasati bertahun 475 H tersebut dengan jelas menjelaskan\nbahwa makam tersebut adalah makam seorang muslim.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penjelasan lanjutan, Agus Sunyoto dengan mengutip riset dari Hasan Mu\u2019arif Ambari berjudul Menemukan Peradaban: Jejak Arkeologis dan Historis Islam di Indonesia <\/em>bahwa gaya penulisan Arab dalam makam tersebut adalah dengan menggunakan khat Kufi. Kemudian, pada tahun-tahun yang relatif sama, makam yang menggunakan khat Kufi hanyalah makam kuno di Pandurangga, Vietnam.<\/p>\n\n\n\n

Dari kedua bukti penggunaan khat Kufi pada makam Fatimah binti\nMaimun dan makam kuno di Vietnam tersebut menjadi salah satu bukti pijakan awal\nbagaimana Islam berkembang di Indonesia. Kemudian, penelusuran lebih dalam\ntentang lokasi makam Fatimah binti Maimun di dusun Leran tersebut menjelaskan\nbahwa di daerah tersebut konon dulu pada masa kerajaan Majapahit dan Singasari\nberstatus sebagai desa perdikan.<\/p>\n\n\n\n

Apa itu desa perdikan? dalam sistem kerajaan Jawa, desa perdikan\nadalah sebutan untuk suatu daerah yang berstatus bebas pajak. Biasanya daerah\nyang memiliki status demikian itu memiliki posisi yang diistimewakan oleh\nkekuasaan keraton. Misalnya pada desa perdikan di daerah Karesidenan Madiun\npada zaman kerajaan Islam Mataram adalah sebagai tempat yang diistimewakan\nuntuk tempat pendidikan Islam.<\/p>\n\n\n\n

Dusun Leran tersebut dalam catatan sejarah bahwa selama\nberabad-abad penduduknya adalah kalangan Hindu-Budha dengan mayoritas\npenduduknya berprofesi sebagai pedagang. Menurut Agus Sunyoto bahwa di dusun\ntersebut menurut data Prasasti Leran abad 13 disebutkan ada makam seorang keramat\nbernama Rahyatang Kutik.<\/p>\n\n\n\n

Namun, yang menjadi masalah adalah di sekitar tersebut tidak\nterdapat bekas bangunan Candi ataupun tempat suci bagi kaum Hindu-Budha yang\nmenjadi tempat bersemayam Rahyatang Kutik. Di sana, satu-satunya yang ada\nadalah makam Fatimah binti Maimun seorang.<\/p>\n\n\n\n

Dengan kata lain, yang dimaksud makam keramat Rahyatang Kutik\nadalah makam Fatimah binti Maimun tersebut. Maka dengan demikian, makam Fatimah\nbinti Maiumun adalah makam keramat yang dihormati oleh warga sekitar yang\nberagama Hindu-Budha.<\/p>\n\n\n\n

Hal ini menarik, mengapa mereka begitu menghormati makam seorang\nmuslim dan menjadikannya makam keramat. Maka hal ini mengindikasikan proses berislamnya\nFatimah binti Maimun tersebut tidak terdapat pertentangan dengan masyarakat\nsekitar yang beragama Hindu-Budha.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian, selain penduduknya beragama Hindu-Budha. Di dusun Leran\ntersebut terdapat komunitas Suku Lor dari Persia. Termasuk di dalamnya yang\nmenjadi bagian dari suku Lor di Leran tersebut adalah Fatimah binti Maimun itu\nsendiri.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian, di sekitar makam Fatimah binti Maimun juga terdapat makam\nlain. Banyak makam di sekitarnya tersebut menurut penelaahan arkeologis\nmenyebutkan bahwa makam tersebut dibangun pada abad ke 16 M. Dan konon katanya\nmakam tersebut adalah pengikut-pengikut dari Syaikh Maulana Malik Ibrahim di\nGresik.<\/p>\n\n\n\n

Demikianlah sekilas tentang sejarah makam Fatimah binti Maiumun.\nMakam tersebut menjadi bukti fisik arkeologis yang paling kuat menjelaskan\nkapan secara persis Islam masuk di Indonesia. Wallahua\u2019lam.<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Jika kita mau menelisik bukti sejarah yang dapat menjadi acuan kapan Islam datang di Indonesia, maka kita tak bisa membahasnya tanpa menyebut makam Fatimah binti Maimun. Makam Fatimah binti Maimun tersebut dibangun pada tahun 475 H\/1028 M di Dusun Leran, Desa Pesucian, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gersik, Jawa Timur. Bukti arkeologis dari makam Fatimah […]<\/p>\n","protected":false},"author":47,"featured_media":26623,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[13],"tags":[8071,8070,8072],"yoast_head":"\n