Pecihitam.org<\/strong> – Dialah yang bernama lengkap Musthafa bin Husni Abu Hasan al Siba\u2019i, dalam beberapa karyanya beliau biasa menulis namanya dengan sebutan Musthafa al Siba\u2019i, dan beberapa kesempatan pula beliau menuliskan namanya dengan sebutan Mustahfa Husni al Siba\u2019i dalam suatu persembahan dan pengantar kitab atau karyanya. <\/p>\n\n\n\n Musthafa al Siba\u2019i dilahirkan di kota Homs, salah satu dari kota yang ada di Negara Suriah pada tahun 1915 M bertepatan pada tahun 1331 H. Adapun masa kecil beliau kurang dijelaskan dalam beberapa buku tentang biografi hidupnya. <\/p>\n\n\n\n Namun paling tidak dikatakan bahwa beliau memang berasal dari keluarga ulama yang terpandang. Sehingga berangkat dari jalur inilah yang memudahkan beliau dalam menimbah ilmu agama dan politik terutama belajar kepada sang ayah yang merupakan seorang Mujahid dan Khatib (Syaikh Husni al Siba\u2019i)<\/p>\n\n\n\n Menariknya, beliau tidak hanya aktif dalam dunia keislaman yang telah membesarkan namanya terutama dalam dunia hadits, melainkan beliau pun turut aktif dalam melawan penjajah (Prancis-Suriah di usia yang masih menginjak belasan tahun), dan ini dikarenakan tantangan dunia Islam dalam banyak Negara yang ingin membebaskan diri dari imperialisme barat pada waktu itu. <\/p>\n\n\n\n Dari keaktifannya inilah dalam melawan penjajah dengan beberapa bentuk partisipasi yang diantaranya dengan membagi bagikan selebaran, berpidato, dan memimpin demonstrasi di Homs sempat membuat dirinya ditangkap oleh orang orang Prancis. <\/p>\n\n\n\n Selain itu, beliau juga aktif dalam menggalang kekuatan dunia Islam untuk berjuang melawan tentara Israel demi mempertahankan Bait al Maqdis, maka tak berlebihan rasanya jikalau Musthafa al Siba\u2019i yang selain dikenal sebagai Ulama hadits pun dikenal sebagai pejuang yang berkemampuan retorik. <\/p>\n\n\n\n Masih pada kisah hidup beliau, ketika menginjak usia 18 tahun (1933), barulah Mustahafa al Siba\u2019i berpindah ke Mesir demi memperoleh pengalaman intelektual dan politik sekaligus mendapatkan pengetahuan tentang pemikiran Muhammad Abduh<\/strong><\/a> di al Azhar, yang sekaligus merupakan tempat beliau memperoleh gelar doktor di bidang hadits.<\/p>\n\n\n\n