Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":26835,"date":"2019-12-21T12:46:13","date_gmt":"2019-12-21T05:46:13","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=26835"},"modified":"2019-12-21T14:56:12","modified_gmt":"2019-12-21T07:56:12","slug":"kritik-gus-dur-terhadap-mui-majelis-ulama-indonesia","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/kritik-gus-dur-terhadap-mui-majelis-ulama-indonesia\/","title":{"rendered":"Kritik Gus Dur Terhadap MUI (Majelis Ulama Indonesia)"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.org –<\/strong> Selain memberikan Kritik terhadap Islam radikal, kritik Gus Dur terhadap MUI juga bisa bilang sangat vocal, karena menurut Gus Dur, MUI dianggap sebagai dalang dibalik munculnya berbagai aksi kekerasan oleh kalangan Islam radikal. <\/p>\n\n\n\n
Dalam kritik gus dur terhadap MUI, MUI saat ini tidak lagi berfungsi sebagai alat kontrol pemerintah terhadap umat Islam, melainkan telah menjadi bunker para kaum Islam radikal untuk mendikte pemerintah. <\/p>\n\n\n\n
Gus Dur berpendapat demikian karena selama ini ia melihat bahwa MUI telah memberikan ruang yang cukup besar pada keberadaan organisasi Islam radikal, seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam struktur kepengurusannya. <\/p>\n\n\n\n
Bagi Gus Dur, HTI tak layak mengambil bagian di dalam tubuh MUI -yang merupakan lembaga yang dibiayai oleh negara- karena HTI jelas-jelas mencita-citakan Khilafah Islam transnasional yang bertentangan dengan Pancasila dan NKRI.<\/p>\n\n\n\n
Di era pasca Orde Baru, HTI dan beberapa kelompok Islam radikal lainnya yang bercorak Salafi-Wahabi tumbuh dengan pesat bak jamur di musim hujan. Di zaman Orde Baru, mereka lebih memilih berdakwah secara sembunyisembunyi dengan mengkamuflase kegiatannya seolah-olah sebagai kegiatan yang murni yang bersifat keagamaan. <\/p>\n\n\n\n
Namun, setelah terjadinya era demokratisasi yang ditandai dengan munculnya kebebasan berekspresi dan berpendapat, kelompok-kelompok ini makin menunjukkan taring serta nafsu kekuasaanya dengan mengusung agenda Islamisasi negara sebagai alternatif terhadap krisis sosial-politik. <\/p>\n\n\n\n
Dalam menyebarkan agenda ideologisnya, para kelompok Islam radikal kerap bersembunyi di balik dalih tarbiyah dan jargon amar maruf nahi mungkar, sehingga banyak orang menjadi tertipu dengan modus mereka, terlebih mereka sering menjual dan mengobral simbol-simbol keagamaan di ruang publik. <\/p>\n\n\n\n