Pecihitam.org<\/strong> – Sosoknya terlupakan sejarah. As-Syekh Sayyid Jamaluddin Akbar al-Husaini<\/strong> merupakan penyebar Islam paling awal di Sulawesi Selatan (Sulsel). Bahkan Walisongo diyakini sebagai keturunannya yang menyebarkan Islam seantero Jawa. <\/p>\n\n\n\n As-Syekh Sayyid Jamaluddin Akbar al-Husaini dilahirkan di Malabar, India, tahun 1310 M dan tercatat sebagai cucu keturunan nabi yang ke-2o. Ayahnya bernama Amir Ahmad Syah Jalaluddin. Jalur nasabnya terhubung hingga rasulullah. <\/p>\n\n\n\n Nasab lengkapnya adalah Maulana Husin Jumadil Kubro bin Ahmad Syah Jalaluddin bin Abdullah Azmatkhan bin Abdul Malik bin ‘Alwi ‘Ammil Faqih bin Muhammad Shohib Mirbath bin ‘Ali Khali Qasam bin ‘Alwi Shohib Baiti Jubair bin Muhammad Maula Ash-Shaouma\u2019ah bin \u2018Alwi al-Mubtakir bin ‘Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin \u2018Isa An-Naqib bin Muhammad An-Naqib bin \u2018Ali Al-\u2018Uraidhi bin Imam Ja\u2019far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam \u2018Ali Zainal \u2018Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad SAW. <\/p>\n\n\n\n Diantara aktvitas dakwahnya yung terlacak yaitu pada tahun 1349 M bersama adiknya Syeikh Thanauddeen (Datuk Adi Putera), beliau tiba di Kelantan dalam menjalankan misi dakwahnya. Dari Kelantan ia menuju Samudra Pasai kemudian bergerak ke arah Tanah Jawa. Di tanah Jawa, beliau mengamanahkan tugas dakwah ke putra tertuanya Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik<\/a><\/p>\n\n\n\n Beliau sendiri memilih bergerak ke Sulawesi Selatan yang kemudian mengislamkan Raja Lamdusalat (La Maddusila Toappasawe’ Datu Tanete) pada tahun 1380 M. Pada awal abad ke-15, Maulana Husain mengantar puteranya Maulana lbrahim Al Hadrami ke tanah Jawa. <\/p>\n\n\n\n Akhirnya, As-Syekh Sayyid Jamaluddin Akbar al-Husaini memutuskan untuk bermukim di Sulawesi. Hal ini dikarenakan sebagian besar orang Bugis ketika itu belum masuk Islam. <\/p>\n\n\n\n Ia wafat pada tahun 1453 dan dimakamkan di Tosora, Wajo. Tempat tersebut kini dijadikan situs wisata religi bagi masyarakat Wajo dan dari pelbagai penjuru. <\/p>\n\n\n\n Dalam analisis Asriyadi Khamis Bintang ditemukan bahwa sejarah masuknya Islam di Sulawesi Selatan hampir pasti selalu dikaitkan dengan datangnya tiga ulama dari Minangkabau yaitu Datuk ri Bandang, Datuk ri Tiro dan Datuk Patimang. Ini dapat dimaklumi karena titik pijaknya adalah ketika Islam secara rami diakui sebagai agama negara oleh kerajaan Gowa. Kalau ini dijadikan dasar pijakan, maka Islam datang ke Sulawesi Selatan pada tahun 1605 setelah kedatangan tiga orang ulama tersebut. Tentu hal ini masih dipertentangkan para sejarawan. <\/p>\n\n\n\n Sayyid Jamaluddin Assegaf menyatakan bahwa ia datang dari Aceh atas undangan raja Majapahit, Prabu Wijaya. Setelah menghadap Prabu Wijaya, ia beserta rombongannya sebanyak 15 orang kemudian melanjutkan perjalanannya ke Sulawesi Selatan, tepatnya di Tosora, kabupaten Wajo melalui pantai Bojo Nepo, Kabupaten Barru. <\/p>\n\n\n\n Kedatangannya di Tosora diperkirakan terjadi pada tahun 1320. Sebagian sejarawan lalu menetapkan tahun tersebut sebagai awal kedatangan Islam di Sulsel. Beragam pendapat ihwal kiprah As-Syekh Sayyid Jamaluddin Akbar al-Husaini. Namun kontribusi beliau dalam pengembangan islam di Wajo dan seantero Sulsel belum banyak terungkap. <\/p>\n\n\n\nGerakan Dakwah As-Syekh Sayyid Jamaluddin Akbar al-Husaini<\/h2>\n\n\n\n