Pecihitam.org<\/strong> – Selain Champa, India, dan Arab. Islam masuk ke bumi Nusantara juga melalui Cina. Mulanya hubungan Nusantara dengan Cina ini sejak seribu tahun sebelum masehi. Menurut Agus Sunyoto (2017) dengan mengutip Denys Lombard dalam Le Carefour Javanais: Essai d\u2019historie Globale <\/em>menyebut bahwa Cina sejak masa Dinasti Tang<\/a>, yakni seribu tahun sebelum masehi sudah menjalin komunikasi dagang dengan daerah seberang lautan.<\/p>\n\n\n\n

Wilayah seberang lautan ini menurut kronik catatan pada massa\nDinasti Han (abad ke 1-6 SM) disebut sebagai negeri Huang-tse. Cina zaman itu\nmulai menjalin perdagangan dengan negeri Huang-tse tersebut. Perdagangannya\nmeliputi perdagangan permata dan perompakan.<\/p>\n\n\n\n

Terkait perompakan ini datanya kurang jelas. Apakah yang dimaksud\nperompakan ini adalah negeri Nusantara terkenal banyak perompak lautnya atau\nbagaimana kurang jelas. Yang jelas bahwa pada era ini sudah ada hubungan dagang\ndengan negeri Huang-tse atau Nusantara.<\/p>\n\n\n\n

Catatan lanjutan tentang hubungan Cina dengan Nusantara adalah pada\nabad ke 3 M dan ke 5 M. Pada masa ini catatannya sudah berupa tulisan. Sebab,\nmasa itu di Cina mulai merebak budaya tulis menulis yang dipengaruhi oleh\npengajaran konfusianisme.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Agus Sunyoto dalam Atlas Walisongo (2017)<\/em> menyebut\nbahwa teks-teks yang menyebut hubungan antara Cina dengan Nusantara pada abad\nke 3-5 M adalah teks Funan dan Li-yin. Teks tersbeut menyebut negeri Nusantara\nsebagai bangsa-bangsa Kun Lun. Adapun artinya adalah bangsa-bangsa maritime atau\nbangsa yang maju di bidang maritimnya.<\/p>\n\n\n\n

Catatan tersebut diperkuat oleh catatan Wan Zheng, seorang pegawai daerah Nankin. Wan Zheng menyebutkan bahwa saat itu (merujuk pada abad ke 3 M) ada banyak perahu besar yang tingginya mencapai 10 meter dan panjangnya 60 meteran berada di Cina. <\/p>\n\n\n\n

Perahu tersebut disebut sebagai po<\/em>. Kosa kata po<\/em> ini tidak lazim dalam perbendaharaan bahasa Mandarin. Namun itu merujuk kepada sebutan kapal orang Jawa, yakni perau<\/em>.<\/p>\n\n\n\n

Catatan Wan Zheng tersebut kemudian diperkuat oleh catatan Fa Hsain yang pada abad ke 5 M pernah terdampar di pulau Jawa karena perahu besarnya terdamprat oleh ombak lautan. <\/p>\n\n\n\n

Pada saat itu Fa Hsain tinggal di Jawa selama lima bulan untuk membenahi kapalnya. Dengan kata lain saat itu di Jawa sudah terkenal teknologi pembuatan kapal lautnya.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian, sejak kapan Cina kemudian menyebarkan Islam di bumi\nNusantara. Dan sejak kapan Cina punya peradaban Islam. Ceritanya begini.\nMenurut Agus Sunyoto (2017) dengan mengutip W. Hazard dalam bukunya Atlas of\nIslamic History <\/em> menyebut bahwa\nketika abad ke 7 masehi pelabuhan Canton di Cina menjadi pelabuhan maju.\nKemudian banyak pedagang dan pelaut dari berbagai penjuru termasuk Arab dan\nPersia masuk ke sana.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian, oleh karena hubungan tersebutlah Islam mulai masuk di\nCina. Pada pertengahan abad ke 8 M, seorang putra mahkota kaisar Hsuan Tsung\nmeminta bantuan kepada Kekhalifahan al-Mashur. Permintaan bantuan tersebut\nterkait dengan bantuan tentara untuk memerangi pemberontakan di kekaisaran\nHsuan Tsung.<\/p>\n\n\n\n

Saat itu peperangan dapat di menangkan. Kemudian, setelah di\nmenangkan, pasukan dari tanah Arab tersebut tidak langsung kembali ke Arab.\nMereka kemudian mukim di Cina. Dan kemudian diberikan kebebasan oleh kaisar dan\ndiberi tempat tinggal dan kemudian menikah dengan banyak perempuan Cina dan\nmenjadi penduduk sana.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian, setelah itu Islam mulai sedikit berkembang. Dan Islam di\nCina mulai semakin besar sejak ketika abad ke 13 M. Saat itu banyak kaum muslim\ndari Persia, Arab, Turki dll yang bermigrasi ke Cina setelah terjadi Dinasti\nYuan berkuasa di Cina. Lantas banyak kaum muslim yang berdagang, menjadi\nseniman, tentara dan bahkan budak.<\/p>\n\n\n\n

Pada masa itu kemudian Islam semakin berkembang.  Banyak dari kaum muslim kemudian memiliki\nposisi penting dalam kerajaan di sana. Secara perlahan-lahan kemudian banyak\nmemengaruhi penyebaran Islam. Dari proses inilah lahir sosok Cheng Ho yang\nkemudian berlayar ke Nusantara.<\/p>\n\n\n\n

Cheng Ho<\/strong><\/a> datang ke Nusantara dengan mengunjungi Raja Pasai, pemukiman Cina Muslim di Tuban dan Surabaya. Dan kemudian, Cheng Ho inilah yang dianggap secara paling jelas memengaruhi masuknya Islam dari Cina ke Indonesia.<\/p>\n\n\n\n

Demikianlah kisah tentang proses masuknya Islam di Indonesia yang\nmelalui jalur Cina. Jalur Cina ini sendiri melengkapi berbagai proses lain\nmasuknya Islam di Nusantara seperti Champa (Vietnam), India dan Arab. Wallohua\u2019lam.<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Selain Champa, India, dan Arab. Islam masuk ke bumi Nusantara juga melalui Cina. Mulanya hubungan Nusantara dengan Cina ini sejak seribu tahun sebelum masehi. Menurut Agus Sunyoto (2017) dengan mengutip Denys Lombard dalam Le Carefour Javanais: Essai d\u2019historie Globale menyebut bahwa Cina sejak masa Dinasti Tang, yakni seribu tahun sebelum masehi sudah menjalin […]<\/p>\n","protected":false},"author":47,"featured_media":27490,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[10],"tags":[8145],"yoast_head":"\n