PeciHitam.org – <\/strong>Sejak wafatnya Rasulullah banyak terjadi perbedaan-perbedaan paham maupun ideologi yang terkait Islam, yakni ada yang berpahamkan mulai dari ahlussunna wal jamaah (aswaja<\/a>), hingga wahabi. Masing-masing mengklaim bahwa kelompok merekalah yang paling sesuai dengan ajaran Rasulullah. Adapun Perbedaan Wahabi dan Aswaja, antara lain:<\/p>\n Aswaja<\/p>\n Wahhabi<\/p>\n Hal ini sebenarnya agak aneh. Jika kita telusuri, Muhammad bin Abdul Wahhab yang mendirikan Wahabi merupakan murid Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Sedangkan Ibnu Qayyim merupakan murid dari Ibnu Taimiyah. Jika dirunut lagi, Ibnu Taimiyah merupakan murid Imam Hambali, pendiri Mazhab Hambali. Sehingga tidak heran jika paham yang dikembangkan dan disebarluaskan oleh Wahabi, sedikit banyak mirip dengan Mazhab Hambali. Tetapi mereka mengklaim kelompoknya tidak bermazhab.<\/p>\n Jika melihat makna bid’ah secara etimologis, bid’ah diartikan justru diartikan sebagai inovasi yaitu segala sesuatu yang baru dan belum pernah dilakukan sebelumnya (\u0627\u0644\u0625\u062e\u062a\u0631\u0627\u0639 \u0639\u0644\u0649 \u063a\u064a\u0631 \u0645\u062b\u0627\u0644 \u0633\u0627\u0628\u0642) baik itu menyangkut teknologi, kebiasaan atau tradisi, interaksi sosial, bisnis atau masalah ibadah.<\/p>\n Kelompok Wahabi meyakini bahwa semua bid’ah, sesat. Hal ini bersumber dari sabda Nabi Saw: kullu bid’atin dhalalah, kullu dhalalatin fi al-nar <\/em>yang artinya semua bid’ah sesat, setiap kesesatan tempatnya di neraka. Pandangan ini tentu berbanding terbalik dengan Ahlussunnah wal Jamaah yang mengklarifikasi bid’ah menjadi dua, yakni bid’ah hasanah dan bid’ah dhalalah, seperti yang telah disebutkan di atas.<\/p>\n Untuk menelusuri latar belakang pemikiran seputar kelompok Wahabi dan Aswaja, perlu kami cantumkan beberapa ulama yang diikuti (menjadi rujukan) baik oleh Aswaja maupun Wahabi, antara lain:<\/p>\n Ulama Aswaja<\/p>\n Ulama Wahabi<\/p>\n Jika dilihat dari tahun kelahiran dari para ulama yang dirujuk oleh Wahabi dan Aswaja, kalangan Ahlussunnah wal Jamaah lebih unggul karena tahun kelahiran dari ulama yang menjadi rujukan tidak jauh dari masa hidup Nabi.<\/p>\n Sehingga besar kemungkinan, sanad keilmuannya muttasil atau bersambung hingga ke Nabi. Namun sebaliknya. kalangan Wahabi merujuk pada ulama yang hidup pada abad ke-6 H. Namun mengusung jargon “kembali ke al-Quran dan Hadits” yang secara nalar transmisi keilmuannya, kemungkinan terputus.<\/p>\n Demikian perbedaan Wahabi dan Aswaja secara garis besar. Mungkin belum mencakup keseluruhan, namun mudah-mudahan dapat dijadikan sebagai gambaran awal perbedaan Wahabi dan Aswaja.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" PeciHitam.org – Sejak wafatnya Rasulullah banyak terjadi perbedaan-perbedaan paham maupun ideologi yang terkait Islam, yakni ada yang berpahamkan mulai dari ahlussunna wal jamaah (aswaja), hingga wahabi. Masing-masing mengklaim bahwa kelompok merekalah yang paling sesuai dengan ajaran Rasulullah. Adapun Perbedaan Wahabi dan Aswaja, antara lain: Aswaja Aqidah Sifat 20 susunan Imam Asy\u2019ari (lahir 240 H) Menganut […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":28836,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6190,9],"tags":[176,25,8548],"yoast_head":"\n\n
\n
\n
\n
\n
\n