Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":28855,"date":"2020-01-02T08:19:36","date_gmt":"2020-01-02T01:19:36","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=28855"},"modified":"2020-01-02T08:19:37","modified_gmt":"2020-01-02T01:19:37","slug":"sifat-hukum-islam-itu-konstan-namun-juga-dinamis","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/sifat-hukum-islam-itu-konstan-namun-juga-dinamis\/","title":{"rendered":"Sifat Hukum Islam itu Konstan namun Juga Dinamis"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.org<\/strong> – Didalam Islam telah diatur dengan baik langkah hidup penganutnya agar tidak tersesat dalam perjalanan mencari ridho Allah. Sumber hukum Islam yang utama adalah Al-Quran dan Hadits. Sifat hukum islam itu konstan dan dinamis, artinya konstan karena jelas sumbernya dan sangatlah mudah untuk diperoleh, serta dinamis maksudnya tetap relevan sepanjang zaman.<\/p>\n\n\n\n
Dikutip dari nadirhosen.net, pada masa Rasulullah SAW para sahabat sangat mudah mendapatkan sebuah hukum, karena segala hukum dapat langsung ditanyakan kepada beliau. Namun sepeninggalan Rasulullah SAW para sahabat harus berfikir lagi tentang hukum, mencari dasarnya Al-Qur\u2019an dan Hadits tentang persoalan-persoalan yang baru.<\/p>\n\n\n\n
Hal ini dikarenakan semakin luas wilayah islam maka persoalan-persoalan tentang hukum semakin kompleks, perbedaan pendapat tidak bisa dipungkiri lagi. Setelah generasi sahabat, maka tumbuhlah genarasi tabi\u2019in pada generasi ini mucul para fuqaha-fuqaha, yang terkadang berbeda dalam berijtihad.<\/p>\n\n\n\n
Di Madinah sendiri muncul tujuh fuqaha masyhur, yang menjadi rujukan umat kala itu, yang diantaranya:<\/p>\n\n\n\n
Said bin al-Musayyib (w. 94 H\/713 M)<\/li>
Al-Qasim bin Muhammad (w. \u00b1 106 H\/724 M), cucu Abu Bakar ash-Shiddiq dan keponakan Aisyah istri Nabi Muhammad<\/li>
Sulaiman bin Yasar (w. 100 H\/718 M) maula Maimunah istri Nabi Muhammad<\/li>
Urwah bin az-Zubair (w. 94 H\/712 M), adik Abdullah bin Zubair dan juga keponakan Aisyah, cucu Abubakar ash-Shiddiq<\/li>
Kharijah bin Zaid (w. 100 H\/718 M), anak Zaid bin Tsabit<\/li>
Ubaidillah bin Abdullah (w. 98 H\/716 M), <\/li>
Abu bakar bin Abdurrahman (w. 94 H\/712 M)<\/li><\/ol>\n\n\n\n
Ada sebagian juga ulama yang berpendapat bahwa yang ketujuh adalah Abu Salamah bin Abdurrahman, Salim bin Abdullah bin Umar, Abu Bakr bin Abdurrahman. Belum lagi fuqaha Kufah yang terkadang berbeda pandangan dengan fuqaha ahlul hijaz tersebut.<\/p>\n\n\n\n
Dari banyaknya perbedaan itu maka dilahirkan solusi agar umat tidak bingung dalam memilih pendapat-pendapat dari fuqaha yang berbeda, maka tercetuslah konsep ta\u2019abbudi yaitu ajaran yang harus diterima, tanpa harus difikir hikmah atau alasannya dari syariat itu. Seperti shalat mahgrib dikerjakan dengan tiga rakaat, karena hal itu sudah ketetapan dari Allah bahwa shalat maghrib dilaksanakan tiga rakaat.<\/p>\n\n\n\n
Selain konsep ta\u2019abbudi lahir juga konsep ta\u2019aquuli yaitu ajaran yang membutuhkan pemikiran dan rasionalitas, konsep hukum dalam konsep ini bisa berubah seiring dengan berjalannya waktu. Seperti membersihkan anggota badan dari najis, karena jika terdapat najis pada anggota badan seseorang maka ia harus membersihkannya terlebih dahulu jika hendak menjalankan shalat. <\/p>\n\n\n\n
Namun\ndengan adanya dua konsep tersebut belumlah membuat perbedaan terhentikan, masih\nbermunculan perbedaan-perbedaan, sehingga para ulama mencetuskan lagi konsep\nijma\u2019 atau kesepakatan.<\/p>\n\n\n\n