Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":29284,"date":"2020-01-03T06:30:00","date_gmt":"2020-01-02T23:30:00","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=29284"},"modified":"2020-01-02T19:05:16","modified_gmt":"2020-01-02T12:05:16","slug":"menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/","title":{"rendered":"Menelisik Sejarah Kaum Abangan dan Santri di Indonesia"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Masyarakat Indonesia belakangan dinilai semakin relijius, setidaknya jika dilihat dari besarnya gairah ekspresi publik melalui simbol-simbol Islam. Di media sosial \u2013Youtube, Twitter, Facebook- para penceramah agama semakin mendapatkan panggung perhatian dari muslim Indonesia.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu, di jagat nyata ada gairah untuk tampilan fisik yang\nlebih Islami secara besar-besaran. Mulai banyak keingingan standarisasi serba\nhalal dan syari\u2019ah. Pakaian halal, kosmetik halal, bahkan hingga elektronik\nyang halal; misalnya kulkas halal.<\/p>\n\n\n\n

Terkait dengan situasi demikian ini intelektual NU, Ahmad Suaedy\ndalam artikelnya Tarian Politik Pilpres 2019<\/em> di Harian Kompas dengan\nmengutip Bob Hefner bahwa matras agama di Indonesia semakin putih. Matras putih\ntersebut menggeser matras merah yang sebelumnya memiliki posisi kuat dalam\nmasyarakat Indonesia.<\/p>\n\n\n\n

Pembicaraan tentang matras putih dan matras merah tersebut terkait dengan apa yang disebut dengan kaum abangan dan santri dalam sejarah Indonesia. <\/p>\n\n\n\n

Seorang antropolog bernama Cliford Geertz pada tahun 1950 an melakukan penelitian di Pare, Kediri. Dari Geertz-lah istilah kaum santri, abangan, dan juga priyai muncul.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Geertz bahwa kaum abangan adalah orang-orang yang terpapar oleh animisme<\/a>. Kaum abangan dipahami sebagai kategori masyarakat yang tidak relijius. Sedangkan di sisi seberangnya adalah kaum santri. Kaum santri ini dipahami sebagai masyarakat yang memiliki kepercayaan Islam yang kuat.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penjelasan Gerrtz ini tidak memahami santri hanya sebagai santri pesantren tradisionalis<\/a> sebagaimana banyak dipahami oleh orang awam. Namun, kata santri ini merujuk relijiusitas kalangan muslim saat itu. Baik kalangan tradisionalis dan modernis.<\/p>\n\n\n\n

Sedangkan kaum abangan sendiri ada yang merupakan seorang kebatinan,\nkejawen, ataupun muslim. Seringkali kaum muslim abangan ini disebut sebagai\nmuslim yang tidak taat atau muslim KTP saja.<\/p>\n\n\n\n

Namun, penelitian Geertz ini memiliki kekurangan dari segi\nkesejarahan. Geertz tak mampu memberikan penjelasan sejak kapan dikotomi antara\nsantri dan abangan itu muncul dalam masyarakat Indonesia.<\/p>\n\n\n\n

Penjelasan kesejarahan yang lebih detil tentang asal-usul kaum abangan dan santri ini adalah tulisan sejarawan M. C. Ricklefs di Historia yang berjudul Asal-usul Kaum Abangan[i]<\/strong><\/a>.<\/em> Penjelasan Ricklefs ini menarik karena menelusuri istilah kaum abangan dan santri sejak abad-abad lampau sebelumnya.<\/p>\n\n\n\n

Menurutnya, sebelum pertengahan abad ke 19 M, kosa kata abangan\nbelum muncul dalam masyarakat Hindia Belanda saat itu. Sedangkan kosa kata kaum\nsantri sudah sangat banyak dikenali sejak abad ke 14 M ketika Islamisasi di\nNusantara berkembang.<\/p>\n\n\n\n

Ricklefs mendapatkan data-data seputar kaum abangan ini dari laporan para misionaris Kristen Belanda yang diterjunkan di berbagai wilayah di Jawa pada tahun 1850 an. <\/p>\n\n\n\n

Para misionaris ini ditugaskan di Jawa selama puluhan tahun. Selain mereka memiliki misi dakwah, mereka juga memberikan pelaporan tentang kondisi sosial relijius masyarakat Indonesia.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ricklefs dengan mendasarkan laporan-laporan dari para misionaris tersebut bahwa kosa kata abangan itu baru mucul pada tahun 1855. <\/p>\n\n\n\n

Mulai dilaporkan bahwa saat itu ada yang disebut kaum santri yang getol menyebarkan ajaran Islam dan kaum oposisinya yang tidak taat beragama. Dikabarkan bahwa pada tahun-tahun sebelumnya kaum abangan ini cukup mendominasi dalam masyarakat Indonesia.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian, gelombang menurunnya jumlah kaum abangan di Indonesia\nadalah sejak tahun 1880 an ketika jumlah jama\u2019ah haji di Indonesia meningkat\ndengan tajam. Dan semakin mendekati tahun 1900 an, jama\u2019ah haji semakin\nbanyak.  Faktor yang memengaruhi\nbanyaknya jumlah haji tersebut karena transportasi haji semakin mudah karena\nTerusan Suez di Mesir mulai dibuka.<\/p>\n\n\n\n

Setelah banyak jama\u2019ah haji membeludak. Pada awal tahun 1910 an\nhingga 1926 berdiri berbagai ormas Islam. Adanya organisasi bagi kaum muslim\ntersebut memengaruhi konsolidasi mereka hingga semakin kuat.<\/p>\n\n\n\n

Dari semakin kuatnya posisi dan kekuatan kaum santri tersebutlah\nkemudian memengaruhi jumlah kaum abangan semakin menyurut. Dan puncaknya adalah\ntahun 1965-67 ketika terjadi pembantaian massal kepada orang yang dituduh\nkomunis turut menghancurkan basis sosial kaum abangan ini. Kemudian, sampai\nsaat ini kaum abangan semakin kecil jumlahnya.<\/p>\n\n\n\n

Demikianlah sejarah polarisasi antara kaum abangan dan santri dalam sejarah Indonesia. Munculnya istilah abangan adalah sejak pertengahan dan akhir abad ke 19 M. Dan mulai saat itulah kaum abangan juga semakin tergerus. Wallahua\u2019lam.<\/em> <\/p>\n\n\n\n


\n\n\n\n

[i]<\/a> M. C. Ricklefs berjudul Asal Usul Kaum Abangan di Historia<\/a><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Masyarakat Indonesia belakangan dinilai semakin relijius, setidaknya jika dilihat dari besarnya gairah ekspresi publik melalui simbol-simbol Islam. Di media sosial \u2013Youtube, Twitter, Facebook- para penceramah agama semakin mendapatkan panggung perhatian dari muslim Indonesia. Selain itu, di jagat nyata ada gairah untuk tampilan fisik yang lebih Islami secara besar-besaran. Mulai banyak keingingan standarisasi serba […]<\/p>\n","protected":false},"author":47,"featured_media":29331,"comment_status":"closed","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[10],"tags":[8625,1097],"yoast_head":"\nMenelisik Sejarah Kaum Abangan dan Santri di Indonesia - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Pembicaraan tentang matras putih dan matras merah tersebut terkait dengan apa yang disebut dengan kaum abangan dan santri dalam sejarah Indonesia. Seorang..\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Menelisik Sejarah Kaum Abangan dan Santri di Indonesia - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Pembicaraan tentang matras putih dan matras merah tersebut terkait dengan apa yang disebut dengan kaum abangan dan santri dalam sejarah Indonesia. Seorang..\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2020-01-02T23:30:00+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2020-01-02T12:05:16+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Menelisik-Sejarah-Kaum-Abangan-dan-Santri-di-Indonesia-scaled.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"M. Fakhru Riza\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"M. Fakhru Riza\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/\"},\"author\":{\"name\":\"M. Fakhru Riza\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/#\/schema\/person\/b7fac6a01576c1cef4c0b46c9b7664b3\"},\"headline\":\"Menelisik Sejarah Kaum Abangan dan Santri di Indonesia\",\"datePublished\":\"2020-01-02T23:30:00+00:00\",\"dateModified\":\"2020-01-02T12:05:16+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/\"},\"wordCount\":636,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Menelisik-Sejarah-Kaum-Abangan-dan-Santri-di-Indonesia-scaled.jpg\",\"keywords\":[\"abangan\",\"santri\"],\"articleSection\":[\"Sejarah\"],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/\",\"name\":\"Menelisik Sejarah Kaum Abangan dan Santri di Indonesia - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Menelisik-Sejarah-Kaum-Abangan-dan-Santri-di-Indonesia-scaled.jpg\",\"datePublished\":\"2020-01-02T23:30:00+00:00\",\"dateModified\":\"2020-01-02T12:05:16+00:00\",\"description\":\"Pembicaraan tentang matras putih dan matras merah tersebut terkait dengan apa yang disebut dengan kaum abangan dan santri dalam sejarah Indonesia. Seorang..\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Menelisik-Sejarah-Kaum-Abangan-dan-Santri-di-Indonesia-scaled.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Menelisik-Sejarah-Kaum-Abangan-dan-Santri-di-Indonesia-scaled.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Menelisik Sejarah Kaum Abangan dan Santri di Indonesia\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Menelisik Sejarah Kaum Abangan dan Santri di Indonesia\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/#\/schema\/person\/b7fac6a01576c1cef4c0b46c9b7664b3\",\"name\":\"M. Fakhru Riza\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/797f3a3837b59fe56dd81aba15de0674?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/797f3a3837b59fe56dd81aba15de0674?s=96&r=g\",\"caption\":\"M. Fakhru Riza\"},\"description\":\"Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/rizafakhru\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Menelisik Sejarah Kaum Abangan dan Santri di Indonesia - Pecihitam.org","description":"Pembicaraan tentang matras putih dan matras merah tersebut terkait dengan apa yang disebut dengan kaum abangan dan santri dalam sejarah Indonesia. Seorang..","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Menelisik Sejarah Kaum Abangan dan Santri di Indonesia - Pecihitam.org","og_description":"Pembicaraan tentang matras putih dan matras merah tersebut terkait dengan apa yang disebut dengan kaum abangan dan santri dalam sejarah Indonesia. Seorang..","og_url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2020-01-02T23:30:00+00:00","article_modified_time":"2020-01-02T12:05:16+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Menelisik-Sejarah-Kaum-Abangan-dan-Santri-di-Indonesia-scaled.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"M. Fakhru Riza","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"M. Fakhru Riza","Est. reading time":"3 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/"},"author":{"name":"M. Fakhru Riza","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/#\/schema\/person\/b7fac6a01576c1cef4c0b46c9b7664b3"},"headline":"Menelisik Sejarah Kaum Abangan dan Santri di Indonesia","datePublished":"2020-01-02T23:30:00+00:00","dateModified":"2020-01-02T12:05:16+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/"},"wordCount":636,"publisher":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Menelisik-Sejarah-Kaum-Abangan-dan-Santri-di-Indonesia-scaled.jpg","keywords":["abangan","santri"],"articleSection":["Sejarah"],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/","name":"Menelisik Sejarah Kaum Abangan dan Santri di Indonesia - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Menelisik-Sejarah-Kaum-Abangan-dan-Santri-di-Indonesia-scaled.jpg","datePublished":"2020-01-02T23:30:00+00:00","dateModified":"2020-01-02T12:05:16+00:00","description":"Pembicaraan tentang matras putih dan matras merah tersebut terkait dengan apa yang disebut dengan kaum abangan dan santri dalam sejarah Indonesia. Seorang..","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Menelisik-Sejarah-Kaum-Abangan-dan-Santri-di-Indonesia-scaled.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/01\/Menelisik-Sejarah-Kaum-Abangan-dan-Santri-di-Indonesia-scaled.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Menelisik Sejarah Kaum Abangan dan Santri di Indonesia"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/menelisik-sejarah-kaum-abangan-dan-santri-di-indonesia\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Menelisik Sejarah Kaum Abangan dan Santri di Indonesia"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/www.pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/#\/schema\/person\/b7fac6a01576c1cef4c0b46c9b7664b3","name":"M. Fakhru Riza","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/797f3a3837b59fe56dd81aba15de0674?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/797f3a3837b59fe56dd81aba15de0674?s=96&r=g","caption":"M. Fakhru Riza"},"description":"Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/rizafakhru\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/29284"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/47"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=29284"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/29284\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/29331"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=29284"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=29284"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=29284"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}