Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":30153,"date":"2020-01-06T21:35:33","date_gmt":"2020-01-06T14:35:33","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=30153"},"modified":"2020-01-06T21:35:34","modified_gmt":"2020-01-06T14:35:34","slug":"bisakah-manusia-mengubah-takdir-ini-penjelasan-syekh-ibrahim-al-bajuri","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/bisakah-manusia-mengubah-takdir-ini-penjelasan-syekh-ibrahim-al-bajuri\/","title":{"rendered":"Bisakah Manusia Mengubah Takdir? Ini Penjelasan Syekh Ibrahim al-Bajuri"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.org<\/strong> – Dalam ilmu tauhid, takdir adalah yang merujuk pada qadha atau keputusan Allah yang telah tertulis di lauhul mahfudz dari sebelum dunia tercipta. Dan semua yang terjadi di alam kehidupan dunia ini semua adalah ketentuan Allah Swt. Jika demikian bisakah manusia mengubah takdir?<\/p>\n\n\n\n
Dalam QS. Al-Hadid Allah menerangkan bahwa;<\/p>\n\n\n\n
\u201cSetiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfudz) sebelum kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah\u201d (QS. Al-Hadid;22)<\/em><\/p>\n\n\n\n
Usaha manusia atau hal yang dilakukan oleh manusia berupa sebuah tindakan yang rasional atau bahkan do\u2019a yang manusia panjatkan kepada Allah semuanya sudah tertulis di lauh mahfudz. Jadi semua apa yang terjadi di dunia ini sudah Allah tuliskan meskipun sekecil zarah atau molekul. Dan tak ada kejadian sedikitpun yang tidak Allah ketahui dan Allah kehendaki.<\/p>\n\n\n\n
Begitu yang Allah firmankan dalam QS. Saba\u2019: 3<\/p>\n\n\n\n
\u201cTidak ada yangg tersembunyi bagiNya sekalipun seberat zarrah baik yang dilangit maupun dibumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, semuanya tertulis dalam kitab yang jelas (lauhh Mahfudz)<\/em><\/p>\n\n\n\n
Jadi, bisakah manusia mengubah takdir dirinya sendiri? Jawabannya tidak ada, karena pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan iya ataupun tidak. Sehingga apabila ada seseorang manusia dengan sadar memilih untuk berusaha keras agar hidupnya yang miskin berubah menjadi kaya, sesungguhnya bukan karena dia yang merubahnya sendiri semuanya atas kehendak Allah SWT.<\/p>\n\n\n\n
Pada dasarnya bukan takdirnya yang miskin, kemudian dia melawan agar menjadi kaya, namun apa yang dia lakukan sebagai usahanya juga termasuk bagian dari takdir.<\/p>\n\n\n\n
Takdir terjadi selaras dengan keadaan yang ada dan yang terjadi, bukan sesuatu yang ada dan bisa ditentang maupun dilawan. Kemudian bagaimana dengan obat apakah itu hal yang melawan takdir pula? <\/p>\n\n\n\n
Meminum obat juga bagian dari takdir, dimana bisa dikatakan sebagai bentuk ikhtiar dalam penyembuhan penyakit, karena Allah telah mentakdirkan dia untuk berobat dan obat tersebut hanya sebagai perantara saja. <\/p>\n\n\n\n
Namun pada zaman sekolah dasar kita pernah mendapatkan pelajaran tentang takdir mubram dan takdir muallaq. Sesungguhnya tidak ada yang tahu mana yang takdir mubram dan mana yang takdir muallaq.<\/p>\n\n\n\n
Do\u2019a yang dipanjatkan tidak dapat mengubah kenyataan yang ada, semuanya dipercaya hanya meminimalisir, misalkan do\u2019a tolak bala, itu bukan bertujuan untuk menghilangkan bala namun berusaha untuk meminimalisir bala yang datang.<\/p>\n\n\n\n
\u201cAdapun perihal pertama (qadha mubram), (peran) doa meskipun tidak dapat menghilangkan bala, tetapi Allah mendatangkan kelembutan-Nya untuk mereka yang berdoa. Misalnya, ketika Allah menentukan qadha mubram kepada seseorang, yaitu kecelakaan berupa tertimpa batu besar, ketika seseorang berdoa kepada Allah, maka kelembutan Allah datang kepadanya, yaitu batu besar yang jatuh menimpanya menjadi remuk berkeping-keping sehingga dirasakan olehnya sebagai butiran pasir saja yang jatuh menimpanya,\u201d (Lihat Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, Tuhfatul Murid ala Jauharatit Tauhid, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun] halaman 91).<\/em><\/p>\n\n\n\n