Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":31341,"date":"2020-01-10T20:02:44","date_gmt":"2020-01-10T13:02:44","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=31341"},"modified":"2020-01-10T20:21:35","modified_gmt":"2020-01-10T13:21:35","slug":"salah-satu-mukjizat-nabi-isa-as-yang-mengagumkan-adalah-menghidupkan-orang-mati","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/salah-satu-mukjizat-nabi-isa-as-yang-mengagumkan-adalah-menghidupkan-orang-mati\/","title":{"rendered":"Salah Satu Mukjizat Nabi Isa AS yang Mengagumkan, Adalah Menghidupkan Orang Mati"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.org- <\/strong>Salah satu mukjizat Nabi Isa AS adalah menghidupkan orang yang telah mati, tentunya itu dengan izin Allah SWT. Dan salah satu kisah dari mukjizat itu, saat Nabi Isa diminta sesorang untuk menghidupkan wanita yang sudah mati dan dikubur oleh suaminya. Berikut ini akan dicerita kisah mukjizat nabi Isa dan pengkhianatan seorang wanita.<\/p>\n\n\n\n
Suatu hari ada kaum bani Israil mempunyai istri yang paling cantik, lelaki itu sangat mencintai istrinya, tapi sayang istri cantiknya itu telah meninggal dunia. Lelaki itu bersedih dan selalu mendatangi kuburan sang istri. Hingga lewatlah Nabi Isa AS, dan melihat lelaki itu berada di kuburan tersebut dalam keadaan sedih dan menangis. <\/p>\n\n\n\n
Nabi Isa pun bertanya kepada lelaki itu, \u201cmengapa kamu menangis?\u201d, lalu lelaki itu bercerita tentang kehilangan sosok istri tercintanya. Nabi Isa pun kembali bertanya \u201c apakah engkau senang kalua saya menghidupkannya lagi untukmu?\u201d lelaki itu menjawab \u201ciya\u201d. Kemudian Nabi Isa AS berdoa meohon kepada Allah untuk menghidupkan orang yang telah dikubur itu.<\/p>\n\n\n\n
Dan tiba-tiba keluarlah sosok lelaki hitam yang hidungnya mengelurakan api, selain itu api juga keluar dari lubang mata, dan juga lubang-lubang lainnya. Rupanya iya mendapatkan siksa kubur, lalu lelaki berkulit hitam berkata \u201c Laa illaha illaullah, Isa ruhullah<\/em> \u201c. <\/p>\n\n\n\n
Dan pria yang memohon istrinya untuk dihidupkan itu berkata \u201c wahai Nabiyullah, bukan kuburan ini, tapi yang itu\u201d, ia menunjukan kuburan yang lain. Nabi Isa berkata kepada orang hitam itu \u201c kembalilah ke tempatmu\u201d lalu lelaki hitam tersebut meninggal dan kembali ke dalam kuburan. <\/p>\n\n\n\n
Lalu Nabi Isa menoleh ke kuburan yang ditunjukan oleh lelaki itu dan berkata \u201c dengan izin Allah, bangkitlah hai yang berada di kuburan ini\u201d, kuburan terbelah dan munculah perempuan yang mengibaskan rambutnya dari tanah, pria itupun berkata \u201cinilah isriku wahai Ruhullah\u201d dan Isa berkata \u201cambilah Istrimu\u201d lalu lelaki itu membawa istrinya pulang kerumah, Sampai di rumah, lelaki itu ingin tidur dan terlelap di pangkuan sang istri. <\/em><\/p>\n\n\n\n
Tak berapa lama, pemuda tampan dari seorang raja lewat. Dan wanita yang baru saja dihidupkan Nabi Isa tersebut, , jatuh\u00a0cinta. Kepala sang suami yang berada di pangkuan dilepaskan dan jatuh ke tanah. Istri lelaki tadi mendekati pangeran tampan itu dan berkata, \u201c Ambillah saya.\u201d <\/em><\/p>\n\n\n\n
Kemudian pangeran itu membawanya. Sementara, sang suami dari wanita tersebut bangun dari tidurnya, lelaki itupun\u00a0bingung\u00a0karena tak menemukan istri yang baru dihidupkan\u00a0Nabi Isa. Lelaki itu mencari, dan menemukan istrinya bersama sang pangeran. Lelaki itu berkata, \u201c Hai anak raja! Ini istriku. Oleh karena itu, lepaskan dia!\u201d.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Akan tetapi, istrinya menolak dan berkata, \u201c Saya budak pangeran ini.\u201d <\/em>Dan pangeran itu berkata, \u201c Apakah kamu cemburu terhadap budakku?\u201d <\/em>Lelaki itu menjawab, \u201c Demi Allah, sungguh dia istriku. Sungguh Nabi Isa telah menghidupkannya untukku setelah kematiannya.\u201d <\/em><\/p>\n\n\n\n
Ketika perdebatan itu terjadi, lewatlah Nabi Isa. Lelaki itu berkata kepada Nabi Isa, \u201c Wahai Ruhullah. Benarkan perempuan ini adalah istriku yang telah engkau hidupkan untukku?\u201d <\/em>Nabi Isa menjawab, \u201c Iya.\u201d <\/em>Akan tetapi perempuan itu berkata, \u201c Wahai Ruhullah, dia pembohong. Saya adalah pangeran ini.\u201d <\/em><\/p>\n\n\n\n
Dan Nabi Isa kemudian bertanya kepada perempuan tersebut \u201cApakah kamu wanita yang telah aku hidupkan atas izin Allah?\u201d <\/em>wanita itu menjawab, \u201c Tidak, demi Allah. Wahai Ruhullah.\u201d<\/em><\/p>\n\n\n\n
Kemudian Nabi Isa berkata kepada\u00a0wanita\u00a0itu, \u201cKembalikan kepada saya wahai perempuan dan apa yang telah saya berikan kepadamu!<\/em>\u201d seketika perempuan itu kemudian jatuh dan mati. <\/p>\n\n\n\n