Pecihitam.org<\/strong> \u2013 Saat ini banyak atlet berprestasi yang sudah direkrut kelompok radikal dan menyatakan diri ikut dalam kelompok tersebut. Hal itu diungkapkan Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan.<\/p>\n\n\n\n

Ken mengungkapkan keyakinannya tersebut setelah menerima sejumlah laporan dari kalangan atlet maupun orangtuanya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSetelah dilakukan penelusuran, ternyata memang ditemukan\nindikasi adanya puluhan atlet yang telah menyatakan diri masuk ke dalam\nkelompok radikal,\u201d kata Ken di Jakarta, dikutip dari Beritasatu.com, Senin, 22\nJuli 2019.<\/p>\n\n\n\n

“Kami pikir para atlet sudah disibukkan dengan banyaknya aktivitas\nlatihan yang padat, bahkan peraturan juga sangat ketat, tetapi ternyata itu\nbukan jaminan bebas dari perekrutan kelompok radikal,” Menurutnya, seorang\natlet yang dibiayai negara dan diharapkan bisa menjadi kebanggaan, malah justru\nterpapar radikalisme yang secara ideologi anti terhadap pemerintah dengan\nmenganggap pemerintah tagut dan kafir,\u201d tambahnya.<\/p>\n\n\n\n

Terkait hal itu, Ken juga menceritakan pengalamannya saat masih aktif menjadi atlet pencak silat.<\/p>\n\n\n\n

\u201cDirekrut saat akan mengikuti pertandingan tingkat nasional di Jakarta,\nnamun karena ingin silaturahmi dengan kawan kawan akhirnya direkrut kelompok\nradikal NII dan bergabung kurang selama tiga tahun,\u201d ujarnya.<\/p>\n\n\n\n

Ia tidak menyalahkan sepenuhnya jika para atlet muda tersebut bergabung\ndalam kelompok radikal karena cara perekrutannya cukup profesional dan\nmultitafsir. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAnak muda memang semangatnya sedang luar biasa dan\nsedang mencari jati diri. Yang jadi masalah adalah jika bertemu dengan orang\nyang salah sehingga belajar jihad yang salah,\u201d ujar Ken.<\/p>\n\n\n\n

“Ketika kita tidak punya argumentasi yang kuat dalam berdebat maka\ndi pastikan kita akan kalah dan mengikuti argumentasi yang menang, itu\nkonsekuensinya,” sambungnya.<\/p>\n\n\n\n

Perekrutan anak muda dalam kelompok radikal yang selama\nini dikenal dengan cuci otak atau brainswash, <\/em>kata dia,<\/em> tidak selamanya benar. <\/p>\n\n\n\n

\u201cMereka juga bukan dihipnotis, lantas tiba-tiba berubah.\nAkan tetapi polanya adalah hipnosis, melalui tatapan mata, pengkondisian bahwa\nsemua mempunyai pendapat yang sama,\u201d terangnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cLalu ada pemutusan komunikasi supaya jangan disampaikan kepada siapapun\nselain kelompoknya saja. Kemudian yang terakhir adalah indoktrinisasi atau\npengulangan materi radikal secara terus-menerus yang sugestinya adalah hukum\nAllah yaitu Alquran,\u201d jelasnya.<\/p>\n\n\n\n

Ia pun berharap pemerintah bisa segera turun tangan, terutama untuk\nmembentengi kalangan muda khususnya kalangan atlet. <\/p>\n\n\n\n

\u201cBila dibiarkan maka kondisi ini akan terus menyebar dan\nakan sangat membahayakan,\u201d tegasnya.<\/p>\n\n\n\n

Para atlet yang sudah terekrut, kata Ken, mungkin belum diajarkan untuk\naksi bom, sebab baru teradikalisasi secara pemikiran. <\/p>\n\n\n\n

\u201cTetapi kelompok radikal mengharapkan mereka akan menjadi\nvirus di masyarakat sekitar,” ungkapnya.<\/p>\n\n\n\n

Untuk mengantisipasi hal itu, Ken mengharapkan kepada\nsemua pihak, khususnya para guru olahraga dan pelatih klub agar memberikan diklat\nkebangsaan tentang kepemimpinan Pancasila dalam proses training of trainner<\/em> (TOT).<\/p>\n\n\n\n

\u201cTidak ada jaminan orang terbebas dari bahaya radikalisme\nsekalipun dia sudah tahu bahwa hal itu sesat dan menyesatkan. Semua orang\nsangat berpotensi direkrut kelompok radikal,\u201d ujar Ken.<\/p>\n\n\n\n

“Persoalan ini adalah tanggung jawab semua warga negara Indonesia. Bela negara bukan hanya tanggung jawab seorang aparat, namun menjadi tanggung jawab dan tugas semua elemen masyarakat,\u201d pungkasnya.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org \u2013 Saat ini banyak atlet berprestasi yang sudah direkrut kelompok radikal dan menyatakan diri ikut dalam kelompok tersebut. Hal itu diungkapkan Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan. Ken mengungkapkan keyakinannya tersebut setelah menerima sejumlah laporan dari kalangan atlet maupun orangtuanya. \u201cSetelah dilakukan penelusuran, ternyata memang ditemukan indikasi adanya puluhan atlet yang […]<\/p>\n","protected":false},"author":15,"featured_media":3167,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2,3],"tags":[2110,404,2109],"yoast_head":"\n